Bagian 2

1.8K 153 0
                                    


Happy reading

***

Atthar yang sudah mulai membaik dan ia yang masih bertanya tanya siapa yang melakukan operasi kepada dirinya? Atthar memang sangat kepo dengan orang lain.

Atthar menghela napasnya. "Siapa yang merawat saya kemarin?" Tanya Atthar.

"Kalau nggak salah, nama dokter nya. Azzahra humaira shakila" ucap dari teman Atthar.

Atthar Hanya termenung. "Nama perempuan nya indah banget ya? Kenapa saya pengen ketemu dengan perempuan itu? Dio apakah kamu bisa mencari dokter itu?"

"Insya Allah Atthar, saya akan mencari dokter itu"

"Terima kasih dio"

Dio keluar dari ruang rawat Atthar dan ia bertanya kepada suster rumah sakit tersebut. "Suster apakah kamu melihat dokter yang bernama Azzahra humaira shakila?" tanya dio.

Suster melihat ke arah ruangan zahra dan melihat ruangan itu terang karena lampu. "Dokter zahra ada di ruangan nya, mari saya akan antar kan ke ruangan nya"

"Terima kasih suster" ucap dio

Suster menganta dio ke ruangan zahra, sedangkan zahra yang masih sibuk dengan laptop nya. Suster mengetuk pintu ruangan zahra dan zahra menyuruh suster itu masuk.

Suster berdiri di depan zahra. "Dokter ini ada yang ingin bertemu dengan dokter" ujar suster.

Zahra menutup laptop nya sedikit. "Loh bukan nya kamu yang kemarin mengantar pasien itu ya?"

"Iya dok itu saya, apakah dokter tidak keberatan untuk menemui teman saya? Teman saya sangat ingin bertemu dengan dokter"

Zahra menghela napas nya. "Baiklah saya akan bertemu dengan teman kamu"

Zahra dan dio berjalan ke arah ruangan Atthar, sedangkan Atthar yang terus berdoa agar dokter yang ia cari itu ada di rumah sakit. Dio membuka pintu ruangan Atthar dan Atthar melihat ke arah dio. "Dimana dokter nya dio?"

"Ini Atthar"

Zahra masuk kedalam ruangan Atthar, tiba tiba saja detak jantung Atthar berdegup kencang. Apakah ini pertanda dari pandangan pertama? "Selamat pagi pak Atthar" ucap zahra.

"Selamat pagi dokter zahra, saya ingin berterima kasih karena anda sudah menyelamatkan nyawa saya"

Zahra tersenyum. "Ini tugas saya untuk menyelamatkan nyawa seseorang, apakah keadaan anda mulai membaik?" Tanya zahra.

"Alhamdulillah sudah dokter"

"Baiklah, jangan lupa di minum obat nya dan saya pamit dulu"

Atthar mengangguk. "Iya dokter"

Zahra keluar dari ruangan rawat Atthar, Atthar yang merasa ada rasa cinta yang muncul di hati nya begitu saja walaupun ini masih pandangan pertama tetapi Atthar tidak ingin terlalu berharap ke pada perempuan itu.

"Apakah kamu sangat menyukai perempuan itu Atthar?" Tanya dio.

"Mungkin saja saya sangat menyukai perempuan itu, tetapi saya tidak akan berharap lebih untuk menjadi suami nya" ujar Atthar.

Zahra menghela napas nya dan ia mulai memejamkan mata nya, ia memikirkan sesuatu dan yang ia pikirkan itu sedang berputar putar di kepala zahra. Zahra membuka mata nya dan melihat ada seorang perempuan yang ia sangat kenal.

Zahra tersenyum melihat perempuan yang sedang berada di depan nya. "Amel, kamu ada disini?" Tanya zahra.

Amel tersenyum melihat zahra tersenyum. "Iya kak, aku Amel. Amel sangat rindu dengan kakak"

"Enak mondok nya Amel?"

"Enak banget kak, tapi sayangnya nggak bisa lihat kak zahra yang sangat cantik"

Zahra mencubit pipi Amel. "Aduh sakit kak zahra" Amel merasa sakit.

"Godain kakak nya mulu sih"

"Hehe, kerja nya gimana kak? Pasti berat banget ya?"

"Ya begitu deh Amel, kak zahra nggak sanggup melakukan nya lagi tetapi ya seru aja kerja di sini"

Amel memikirkan apa yang akan di tanyakan ke zahra. "Kapan nikah kak zahra?"

"Kamu kapan Amel?"

Amel memasangkan wajah kesal mendapatkan jawaban dari zahra. "Ih kakak gitu, Amel nanya kayak gitu malah di tanya balik" 

"Makanya jangan nanya aneh aneh, kapan nikah lah. Yang penting belum sekarang"

Amel mulai bertanya lagi kepada zahra. "Idaman suami kak zahra gimana?"

Zahra menghela napas nya. "Paham agama, bucin, sayang sama keluarga aku, sayang sama anak anak aku, takut kepada Tuhan, ya banyak lah"

"Oh, kak bentar lagi kan kak zahra ulang tahun nih. Mau Amel kasih apa?"

"Tiket umroh" ucap santai zahra.

Amel melongo. "K-kak zahra nggak nangung nangung minta nya, sekali minta langsung tiket umroh"

"Ya mau bagaimana lagi mel, kamu kasih hadiah ke aku? Terserah aja yang penting cukup di kantong kamu"

"Nah gini kek, nanti Amel belikan hadiah spesial untuk kak zahra"

"Ngapain di kasih tau Amel, nggak asik kamu mel"

"Hehe maaf kak, terlalu seneng soalnya. Yaudah  Amel mau pulang dulu ke rumah, soalnya bunda nitip sesuatu kalau Amel nggak pulang bunda akan ngomelin ke aku"

Zahra yang sedang sibuk dengan tugasnya itu. "Iya mel, hati hati jangan bawa motor kencang kencang ya mel"

"Ashiap kak"

Amel pergi dari ruangan zahra, zahra melihat punggung amel yang sudah menghilang begitu saja. Ia pun menghela napas kasarnya dan menyenderkan tubuh nya di kursi.

****

Vote nya jangan lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Vote nya jangan lupa

Perfect Captain Suami (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang