Bagian 11

969 90 2
                                    



Happy reading

Zahra yang sedang terbangun pukul 03:00 pagi dini hari, zahra tidak terbiasa bangun jam segitu dan ia biasanya bangun saat adzan shubuh berkumandang. Zahra mengambil gelas tetapi gelas itu tidak ada air, karena zahra merasa haus ia memilih untuk kedapur.

Zahra bangkit dari duduk nya dan membuka pintu kamar nya, saat ini keadaan gelap dan hanya tersisa lampu yang berada di ruang keluarga. Zahra menghela napasnya agar tidak merasa takut dan ia memberanikan diri untuk turun sendiri.

"Kak zahra mau Kemana kak?" Tanya Amel yang baru bangun tidur.

"Aku mau ke bawah ambil air, mau temanin nggak mel? Aku takut"

"Yaudah sini kak, Amel temanin"

Amel meminta zahra untuk jalan duluan dan zahra hanya menurut dengan perkataan Amel, Amel yang berada di belakang nya zahra sedangkan zahra yang melihat ke arah kiri dan kanan untuk melihat kondisi.

Setelah sudah di dapur zahra cepat cepat mengisi air, zahra yang merasa heran kenapa tiba tiba Amel menghilang? Padahal baru saja ia ada di belakangnya tetapi sekarang menghilang begitu saja, zahra menghela napas pelan nya.

"Kamu ngapain?" Tanya dari seseorang yang tidak zahra lihat.

Zahra hanya mendengar suara itu dan ia melihat ke arah sekitar nya kalau disana tidak ada siapa siapa, zahra merasa takut dan ia berdoa kepada Tuhan dan meminta perlindungan.

"Jawab, ngapain disini?"

"Ya Allah, tolong lindungan hamba mu ini ya Allah" Ucap zahra.

Suara langkah itu pun maju ke arah zahra, zahra yang terus menerus dan ia terjebak. "Jangan ganggu aku, aku nggak salah kepada mu maafkan jangan ganggu"

Zahra menutup wajah nya dengan tangan nya dan ia menangis tanpa bersuara, tiba tiba saja lampu menyala semua nya dan ternyata yang berada di hadapan zahra adalah Athhar.

"Athhar, kenapa kamu disini nak?" Tanya bunda.

Athhar menoleh ke arah bunda dan bunda terkejut saat melihat Athhar memakai masker berwarna hitam. "Ya Allah Athhar, Pantesan kamu pakai masker kayak gitu"

"Hehe maaf bun"

"Sudah zahra jangan menangis itu hanya Athhar, Athhar pakai masker berwarna hitam. Sudah jangan menangis"

"Zahra nggak nangis karena itu"

"Lah terus nangis karena apa zahra?"

"Masker zahra di pakai Athhar tanpa izin huaaa" ucap zahra.

"Astagfirullah zahra, bunda kira apaan tadi ternyata cuman masker doang"

"Maaf, Tadi saya temuin masker ini di meja ruang keluarga. Saya kira punya kak Farhan atau nggak kak gibran ternyata perkiraan saya salah, maaf"

"Nggak mau, jahat banget sih. Kenapa nggak izin dulu ke aku kan bisa?"

"Iya iya maaf, gini aja nanti saya belikan kamu masker deh. Mau nggak?" Ucap Athhar.

"Beneran?"

"Iya zahra, mau nggak? Kalau mau nanti siang saya belikan"

"Okeee makasih Athhar"

"Sip"

Zahra melihat ke arah jam kalau jam sudah menunjukkan pukul 04:25 karena sebentar lagi adzan shubuh zahra dan yang lain mengambil air dan akan sholat shubuh berjamaah.

Setelah selesai semuanya wudhu. "Kak imam" ucap Athhar.

"Kamu aja Athhar, kamu kan lulusan kairo" jawab Farhan dan gibran.

"Nggak kak, baiklah kalau tidak ada yang mau maka saya aja yang menjadi imam"

"Imam apaan tuh" ucap zahra dengan tiba-tiba.

Amel mencubit tangan zahra, zahra langsung menghindar. "Apaan sih, maksudnya imam dari masjid mana? Jangan ke ge-eran dulu"

"Hampir aja salah paham, ya sudah rapikan sof nya"

Athhar membaca niat sholat shubuh mengucapkan 'Allahu Akbar', dan di lanjutkan dengan surat alfatihah dan surat pendek dengan suara yang merdu milik athhar. Zahra yang merasa nyaman dengan suara merdu Athhar.

Setelah selesai sholat, zahra membuatkan sarapan pagi. Amel pun membantu zahra yang berada di dapur dan yang lain nya membereskan rumah, bunda yang ke halaman rumah sambil menyiram nyiram bunga.

"Kak, kita buat teh hangat lah kak" ucap Amel.

"Buat sana mel, tapi jangan terlalu manis soalnya aku udah manis haha"

Zahra dan Amel tertawa renyah, Amel mengambil teko dan menuangkan air panas kedalam teko tersebut sambil memasukkan teh tersebut kedalam air panas. Setelah merasa selesai semua nya, zahra ke kamar mandi dan akan mandi.

Hari ini adalah jadwal zahra untuk ke rumah sakit dan banyak sekali menanyakan tentang dirinya, zahra memang sering di kangenin dengan pasien sendiri maksudnya dengan perempuan. Zahra yang baik hati dan cantik memang dokter terbaik di rumah sakit ia bekerja.

Tidak lama kemudian matahari sudah mulai terbit dna memancarkan sinar nya, zahra melihat ke arah jam tangan nya dan sebentar lagi sudah pukul 07:00 pagi. Karena zahra tidak terbiasa sarapan dan ia memilih untuk membawa bekal ke rumah sakit.

"Bun zahra pergi kerja dulu ya soalnya banyak yang nanyain tentang aku"

"Iya nak hati hati ya sayang"

Zahra berpamitan kepada bunda nya dan mengambil kunci motornya, Athhar yang berada di halaman rumah dan melihat zahra yang sudah pergi pagi pagi tetapi zahra tetap stay cool di hadapan Athhar.

****

To be continue

Berikan vote yukk

Perfect Captain Suami (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang