Bagian 19

1K 85 7
                                    



Happy reading

Hari yang cerah dan terbunyi nya suara burung burung yang sedang berkicau, zahra yang sedang bersiap siap memakai gaun pernikahan nya dan ia sibuk dengan ponsel nya.

"Masya Allah zahra, kamu sangat lah cantik benar benar cantik" ucap bunda yang baru saja datang.

"Makasih bunda, bunda juga cantik banget kok"

"Bisa aja nak, pasti ada mau nya ini"

"Nggak kok bun, hehe"

Bunda mendekat kepada sang anak gadis nya, bunda mencium pipi zahra.

"Maafin bunda ya nak, kalau bunda tidak bisa meminta ayah tiri kamu untuk datang kesini"

"Nggak usah bun, zahra sudah memutuskan hubungan keluarga ini dengan ayah tiri itu walaupun ia memang seperti ayah ideal tetapi ia sudah keterlaluan"

Bunda hanya bisa tersenyum.

"Ayok nak, Athhar sudah menunggu kamu di meja akad dan bunda lihat kalau dirinya sedang gugup"

"Namanya juga Athhar bun, lihat aja nanti dia di depan zahra kek kulkas tapi pas nikah bakalan jadi bucin"

"Sok tau kamu nak, udah udah ayok ayok nanti keburu telat acara akad nya"

Zahra hanya mengangguk dan berjalan bersama sama dengan bunda menuju ke tempat acara yang sebentar lagi akan berlangsung.

"Eh lihat itu zahra sangat lah cantik bukan?" Tanya dari teman dekat.

"Iya benar banget, namanya juga zahra yang benar benar sangat cantik" jawab dari rekan kerja.

Athhar tidak terlalu kepo dan membiarkan zahra untuk datang ke meja akad, setelah itu zahra tersenyum melihat Athhar yang sedang gugup.

"Kulkas kok gugup?" Ucap ngeledek zahra.

"Nggak kok siapa yang gugup? Sudah duduk lah"

Zahra hanya tertawa kecil melihat kelakuan calon suami nya yang sedang gugup, zahra melihat wajah Athhar benar benar gugup tetapi namanya juga Athhar yang selalu menyembunyikan wajah gugup nya itu.

"Paman sudah bisa di mulai acara akad nya atau belum?" Tanya Athhar.

"Sudah kok Athhar, jangan gugup ya dan jangan berhenti di tengah tengah kata"

"Bismillah aja paman"

Athhar menjabat tangan paman nya dan sekarang zahra yang merasa gugup, padahal tadi nya Athhar yang gugup tetapi kenapa sekarang yang gugup zahra? Sungguh sangat aneh bukan?

"wa zawwajtuka makhtubataka Azzahra Humaira Shakila alal mahri 20 milyun hallan" ucap paman zahra.

Athhar menguatkan jabatan tangan nya dengan sang paman dari zahra, lalu ia menghela napas nya agar merasa lebih tenang.

"Bismillahirrahmaanirrahiim Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyut taufiq" ucap Athhar dengan satu tarikan napas nya.

"Para saksi sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah, selamat atas pernikahan kalian berdua dan sekarang kalian adalah pasangan suami istri dan semoga Allah menjaga rumah tangga kalian"

"Aamiin ya rabb"

Athhar menoleh ke arah zahra dan menatap zahra yang benar benar sangat cantik, zahra yang bisa tersenyum malu.

"Masya Allah zaujatii, kau benar benar sangat cantik sungguh benar benar sangat cantik"

"Apa sih kulkas"

Athhar hanya tersenyum dan ia memegang dahi zahra untuk mendoakan sang istri, setelah itu zahra mencium tangan Athhar walaupun sedikit ragu benar benar ragu.

Athhar terus menerus menatap mata zahra, ia tidak bisa memalingkan pandangan nya dari tatapan zahra.

"Ih, jangan natap kayak begitu dong"

"Kita berdua sudah halal berarti saya bisa menatap dirimu untuk selamanya"

Zahra hanya tersenyum dan semua keluarga, rekan kerja, teman, sahabat, begitu sangat bahagia atas pernikahan zahra dan akhir nya Athhar sudah tidak menjomblo lagi.

"Weh selamat pak Athhar, sudah tidak jomblo lagi ya pak? Sudah ada pendamping hidup"

"Bisa aja mas, oh iya mas kapan nih nyusul? Jangan terlalu lama jomblo mas"

"Tunggu calon nya dulu Athhar, istri mu ini ada kakak perempuan nggak nih? Kalau ada kenalin dong"

"Jangan ngeledek begitu dong mas" ucap Athhar sambil mencubit perut.

"Eh sakit toh, yowes aku muleh sek yo Athhar"

"Oke mas hati hati"

Setelah acara semua nya sudah selesai, zahra dan Athhar kembali ke rumah bunda dan berniat untuk menginap beberapa hari karena sebentar lagi zahra dan Athhar akan pindah rumah.

"Athhar tidur lah di kamar zahra" ucap bunda.

"Iya bun, kita berdua sudah nikah kok"

Zahra yang hanya bisa tersenyum dengan terpaksa.

Aduh buset, aku nggak siap untuk tidur bareng Athhar apa aku bilang aja kali ya? Tapi nanti aku di marahin bunda. Pikiran zahra

"Heh zahra, bawa Athhar ke kamar kamu"

"I-iya bun"

Zahra jalan terlebih dahulu dan Athhar mengikuti zahra di belakang nya, setelah sudah berada di kamar athhar meletakkan barang barang nya di dekat lemari.

"Athhar, kamu tidur sini dan aku akan tidur di kamar tamu"

"Loh kok begitu?"

"Udah ikuti aja"

Athhar hanya bisa mengangguk dan zahra keluar dari kamar nya, zahra merasa lega dan acara nya sudah kelar, zahra pun berada di kamar tamu alias kamar itu adalah kamar masa kecil zahra tetapi kamar nya di ubah.

Zahra masuk dan rebahan di atas kasur empuk miliknya sambil menatap ke arah atas dengan tatapan kosong dan ia tidak lama tertidur pulas.

****

To be continue

Pemberitahuan!

Hai guys, apa kabar? Semoga kalian baik baik saja yaa. Oh iya aku ingin memberitahukan kepada kalian kalau malam ini adalah... ya, hari terakhir aku up cerita ini dan kemungkinan aku melanjutkan ceritanya pada bulan Maret, dikarenakan aku ada acara tahfidz camp selama 2 bulan.. walaupun aku belum bisa up cerita nya maafkan aku jangan kecewa kepada aku yaa? Aku tau kalau kalian setia untuk menunggu nya, tungguin saja aku bakal up kembali see you guys...

Sekian terima kasih

Happy reading 🎀

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Captain Suami (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang