Bagian 9

1K 104 1
                                    



Happy reading

"Woy minggir bisa nggak sih? Ngehalangin jalan aja" ucap zahra dengan menaikkan nada tingginya.

"Maaf kak"

Zahra tidak menghiraukan anak itu dan beranjak pergi dengan kecepatan tinggi, kondisi jalanan yang becek dan juga butiran air yang jatuh dari atas langit tetapi zahra tidak berhenti di tempat ataupun halte bus.

TINN!

Tiba tiba saja mobil itu hampir menabrak zahra, zahra yang hanya bisa menutupi wajah dengan telapak tangan nya. Pemilik mobil itu turun dari mobilnya dan melihat gadis yang sedang menutupi wajah nya dengan telapak tangan nya.

"Permisi mbak, kenapa anda meninggikan kecepatan mu di jalanan? Apakah anda tidak mengerti kalau saat ini sedang hujan dan becek?" Tanya lelaki.

Zahra melihat ke arah lelaki yang sedang berdiri di hadapan nya. "Kenapa emang nya? Apakah saya nggak bisa meninggikan kecepatan? Apakah jalan ini milik anda? Bukan kan jadi stop jangan urusin kehidupan saya"

"Maksudnya bukan begitu, anda tau kalau meninggikan kecepatan akan terjadi kecelakaan dan sekarang kondisi nya sedang hujan dan juga becek. Tolong mengerti mbak"

"Kenapa anda tidak menabrak saya?"

"Mbak tolong jaga tutur katanya mbak, saya nggak ada niatan seperti ini tapi apakah mbak memiliki masalah?"

Zahra menatap ke arah lelaki itu namun lelaki itu tidak menatap wajah zahra melainkan menundukkan kepala nya. "Iya, saya memiliki masalah. Kenapa?"

"Oh, Pantesan saya lihat dari suara anda seperti memiliki masalah dan saya sarankan pulang lah kerumah pasti keluarga anda sedang khawatir"

Lelaki itu pun kembali masuk kedalam mobil tetapi zahra memanggil dirinya. "Eh nama anda siapa?" Tanya zahra.

"Athhar jibran al-fatih"

Zahra membulatkan matanya. "Nama nya Atthar?"

"Bukan, bukan Atthar tapi Athhar. Emang nya kenapa apakah masalah?"

"Tidak, nama anda persis seperti nama lelaki saya yang akan menikah dengan saya tetapi Tuhan sangat baik kepada dirinya"

"Anda yang sabar, nama anda zahra?" Tanya Athhar.

"Tau dari mana nama saya?"

Athhar menghela napas nya. "Waktu itu saya ke rumah sakit karena adik saya sedang sakit dan anda yang merawat adik saya"

Zahra hanya menanggung iya. "Yaudah saya cabut dulu"

"Iya silahkan"

Zahra pergi dari hadapan lelaki itu dan pergi meninggalkan Athhar di sana sendirian, Athhar hanya bisa menggeleng kan kepala nya melihat gadis yang tadi ia temuin ternyata memakai pakaian yang terbuka.

"Astagfirullah, untung saja tadi saya menundukkan pandangan kalau tidak mata saya berdosa" gumam Athhar.

Pukul dua belas malam.

Zahra yang masih belum pulang sedangkan di rumah keluarganya yang sedang khawatir karena anak gadis nya belum pulang kerumah dan sebentar lagi pukul satu dini hari, kakaknya yang keluar malam mencari zahra tetapi sayang nya tidak ketemu.

Namun disisi lain, zahra yang sedang berada di tempat bersama teman teman lelaki nya dan hanya ia seorang diri yang berada di villa tersebut. Lelaki di samping zahra mencoba mendekati zahra tapi sayang nya tidak bisa.

"Hai, mau kah kamu berdansa dengan ku?" Tanya dari seorang lelaki.

"Boleh kemarilah"

Lelaki itu menjulurkan tangan nya dan zahra memegang tangan lelaki itu, mereka pun berdansa dan lelaki itu sudah menyiapkan segelas minuman yang menyegarkan.

"Minum lah minuman ini pasti kamu akan merasakan segar"

"Terima kasih"

Zahra meminum seteguk minuman yang diberikan oleh lelaki itu dan setelah itu ia merasa pusing sekali, sedangkan lelaki itu tersenyum dan zahra merasa pusing berat.

"Kok kepala aku pusing ya??"

"Apa kamu merasa kan pusing? Sekarang aku akan melakukan balas dendam"

Lelaki itu membuka persatu kancing baju nya dan zahra yang merasa pusing rasanya ia ingin melayang ke udara. "Kamu mau ngapain aku? Jangan macam macam kamu sama aku ya"

"Kamu pikir aku bodoh? Nggak! Aku nggak bodoh kayak kamu"

"Aku akan teriak"

"Teriak saja emang nya aku akan peduli?"

"Tolong aku! Tolong!"

Zahra mendorong lelaki itu ke belakang dan zahra melarikan diri tetapi ia terjebak dengan lelaki itu, lelaki itu pun berjalan maju ke arah zahra dan zahra berjalan mundur dan mundur.

Zahra terjebak dan lelaki itu sudah berada di hadapan nya dengan tangan memegang bahu gadis itu, tiba tiba saja ada keributan di villa itu tetapi lelaki di hadapan zahra tidak peduli.

BUGH!

Tiba tiba saja ada yang memukul kepala lelaki yang di hadapan zahra, zahra pun di tarik dari lelaki yang sudah mengepung zahra. Zahra melihat ke arah lelaki yang sudah menolong dirinya.

"Athhar?"

"Cepat pergi dari sini atau kamu tidak bakal selamat, ikut lah dengan saya"

Athhar memegang tangan gadis itu keluar dari villa, setelah sudah keluar dari villa tersebut ia pun menghela napas. "Kenapa ada disini? Dan kenapa bisa tau?"

"Tidak perlu bertanya, saya sudah memegang tangan kamu untuk menyelamatkan dirimu dan sekarang saya minta kamu menikah dengan saya" ucap Athhar To the point.

"Hah! Kamu nggak waras? Gila aku disuruh nikah sama kamu yang mendadak kayak gini? Kamu pikir Kita kondangan yang bisa mendadak?"

"Sudah jawab iya atau tidak!"

"Tapi aku masih gadis"

"Saya nggak peduli"

Aduh terjebak lagi terjebak lagi, nasib banget dah aku kek gini. Batin zahra.

"Jawab zahra"

"Iya deh, aku terima atas permintaan kamu tapi kamu harus datang kerumah ku dulu"

"Maaf ya saya sudah bertemu dengan keluarga kamu tadi"

"Hah! Beneran?"

"Iya"

Aduh, dia kasih tau nggak ya kalau aku sedang berada di sini? Kalau dia sampai bicara tentang hal ini habis lah aku. Batin zahra.

****

To be continue

Berikan vote

Perfect Captain Suami (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang