Bagian 15

851 76 2
                                    



Happy reading

"Athhar, calon istri lo pergi bersama teman teman geng motornya dan katanya mereka mau balapan" ucap dari seorang lelaki yang sedang menelpon Athhar.

"Apa? Zahra pergi bersama teman geng motornya? Oke kalo begitu saya akan menelpon zahra dan terima kasih atas informasinya"

"Iya Athhar"

Athhar menutup telepon nya, lalu ia mencari kontak zahra dan ia mengetik nama Azzahra. Lalu setelah itu Athhar menekan tombol berwarna hijau dengan gambaran telepon.

Athhar mendekatkan ponsel nya ke dekat telinganya dan ia hanya terdengar suara berdering. "Angkat zahra saya mohon"

"Halo apa?" Tanya dari zahra.

"Kamu ada dimana zahra? Apakah kamu balapan liar lagi bersama teman teman kamu lagi? Saya sudah bilang jangan pernah balapan dengan teman geng motor kamu apakah kamu tidak mendengar zahra?"

"Terserah aku lah, emang nya kamu peduli apa? Ini adalah kehidupan ku bukan kehidupan kamu dan kenapa kamu sering banget atur atur kehidupan aku? Apakah aku nggak berhak bahagia maksud kamu begitu athhar?"

"Zahra, jangan membalikkan pertanyaan saya. Sekarang jawab atas pertanyaan saya tadi"

"Sudah ya, aku mau balapan dulu sama teman teman"

"Zahra, baiklah kalo begitu saya akan pulang ke Jakarta dan saya akan balapan motor dengan kamu apabila saya menang kamu harus janji apa yang saya ucapkan"

"Lalu jika kamu kalah?" Tanya zahra

"Kamu bisa ikut balapan dengan teman teman geng motor kamu"

"Oke, deal?"

"Deal, saya akan booking tiket dan akan pulang besok hari"

"Oke"

Athhar menutup telepon nya dan segera memesan tiket untuk pulang ke Jakarta, sedangkan zahra yang sedang asik membawa motor kesayangan itu untuk berbalapan dengan teman teman geng motor nya.

Tiba tiba saja ada yang menyenggol bahu zahra. "Heh! Kamu siapa sih? Jangan nyenggol nyenggol bisa nggak sih? Jalan pakai mata jangan pakai mata kaki kamu"

Lelaki yang menyenggol zahra itu pun berbalik ke arah zahra, zahra yang hanya bisa melihat lelaki itu dengan pakaian hoodie dan juga tangan nya yang di masukkan kedalam kantong hoodie nya. Lelaki itu hanya bisa memasangkan wajah dingin nya.

"Maaf, gue nggak sengaja nyenggol lo" ucap permintaan maafnya dengan nada dingin.

"Yaudah sana sana, nggak usah di hadapan aku cepat sana sudah!"

Lelaki itu pun pergi tanpa berpamitan sedikit pun kepada zahra. "Dih langsung pergi aja, nggak minta maaf gitu kek atau permisi kek? Nggak sopan banget sih"

"Gue permisi!" Teriakan dari lelaki tersebut

Zahra kaget dengan perkataan lelaki itu, lelaki itu pergi dan naik ke motornya lalu memakai helm dengan warna hitam. Zahra menaikkan alis nya dengan merasa keheranan.

"Dasar cowok aneh" gumam zahra.

"Cie suka ya? Deketin aja dia nggak punya pawang kok" ucap ngeledek dari teman perempuan zahra.

"Apa sih? Aku udah ada tunangan sorry ya? Dan besok dia mau balapan sama aku"

"Ekhem, gimana ya tunangan kamu itu? Pasti ganteng banget"

"Mau apa? Deketin? Lawan dulu tunangan nya!"

"Buset, ngeri banget. Nggak aku cuman bercanda kok zahra, jangan di bawa serius banget kok"

"Sana udah katanya mau balapan?" Tanya zahra.

"Oh Iya ayok gas, Kita berdua yang akan balapan"

"Aku nggak akan takut" ucap zahra dengan mata sinis nya.

Zahra menjabat tangan Lia, teman perempuan zahra dan ia berjalan dengan secara bersamaan ke arah motor balap nya masing masing. Zahra memakai helm yang berwarna hitam itu dan ia berdoa dulu sebelum memulai balapan.

Satu....
Duaa.....
T-tigaaa.....

Ngueng!

Zahra dan Lia meninggikan kecepatan nya, zahra yang berada di depan duluan sedangkan Lia yang sedang berusaha untuk membalap zahra tetapi sayang nya sangat sulit untuk membalap zahra, zahra.

Zahra yang terus menerus meninggikan kecepatan nya sambil melihat ke arah kaca spion motornya dan ia melihat kalau Lia sebentar lagi akan mendahulukan zahra tetapi zahra tetap meninggikan kecepatan nya.

Setelah beberapa menit balapan,  zahra melihat kalau ada tulisan finish di depan matanya dan ia pun memenangkan balapan ini. Zahra membuka helm nya dan merapikan rambut nya yang terurai.

"Selamat zahra, kamu memang jago di balapan ini dan aku bangga sama kamu" ucap Lia

"Terima kasih Lia dan kamu sudah hebat balap nya walaupun aku terus ngegas terus menerus"

"Nggak apa apa zahra"

Zahra memeluk Lia dengan hangat seperti hangat nya seorang sahabat, mungkin banyak yang melihat kalau zahra dan Lia adalah teman biasa tetapi itu kenyataan nya salah. Mereka berdua adalah seorang sahabat namun bisa lebih menjadi saudara.

Keluarga zahra juga sangat Sayang kepada Lia, Lia adalah seorang gadis yang hidup sendiri tanpa kasih sayang keluarga nya setelah Lia lahir kedunia ini ia di letakkan di panti asuhan saat sedang hujan deras dan sekarang gadis itu lebih bahagia daripada tahun sebelumnya.

Namun ia tidak bisa melupakan kejadian saat orang tua nya melakukan seperti itu, Lia yang menangis di pelukan zahra yang sangat hangat benar hangat dan ia pertama kali merasakan pelukan yang di berikan seorang dari sahabat.

***

To be continue

Berikan vote yaa

Perfect Captain Suami (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang