Bagian 10

1.1K 105 5
                                    



Happy reading

"Zahra, kamu apa apaan sih datang ke villa ada teman cowok nya! Untung kamu nggak di apa apain sama tuh cowok dan kamu berterima kasih ke Athhar kalau dia sudah selamatin kamu!" Ucap bunda dengan marah.

Astaga, ternyata lelaki itu memberitahukan semua nya ke bunda. Batin zahra.

"Jawab zahra jangan diam aja!"

"Maaf bun"

"Nah kan, kamu itu ya anak nya bandel sekali kamu zahra. Bunda lagi bicara malah dipotong"

Lah...gimana sih bunda? Wes lah, capek tenan aku karena iki rasane kepala kek kompor panas tenan. Batin zahra kembali.

"Ya Allah bun, tadi zahra jawab kok bun tapi bunda malah salahkan" ucap Farhan.

"Opone? Bunda ora salah kok adik mu iki loh yang salah, wong tua sek ngomong malah di potong"

"Iya bun maaf, zahra salah maafin zahra ya"

"Iya zahra tapi kalau ingin keluar bilang sama bunda dan jangan bikin bunda khawatir"

"Iya bun, tapi bun"

"Tapi kenapa zahra?" Tanya bunda.

"Athhar meminta untuk zahra menikah dengan dirinya"

"Lah jadi bagus dong, sekarang aja kamu nikah ya zahra"

"Hah? Sekarang? Nggak lah bun kalau sekarang aku nggak mau nih suruh Amel aja yang nikah sama athhar"

"Ih kak zahra malah ngoper ke Amel, jelas Amel nggak mau hehe"

"Bercanda aja kali zahra, jangan dibawa serius perkataan bunda"

"Iya bun aku juga tau kali"

Farhan dan Gibran melihat ke arah ambang pintu ada seorang lelaki berdiri disana. "Zahra itu bukan yang kamu bilang?" Tanya gibran.

Zahra melihat ke arah ambang pintu dan yang di katakan kakak nya itu adalah benar kalau Athhar berada di rumah nya. "Ngapain sih kesini? Kan kamu nggak diajak" ucap zahra.

Bunda mencubit tangan zahra. "Aduh sakit bun" lirih sakit zahra.

"Kalau kedatangan tamu tuh jangan kayak gitu zahra, yang benar cepat"

"Eh iya iya, silahkan masuk kedalam rumah Athhar" ucap zahra sambil tersenyum terpaksa.

Athhar tersenyum dan memasuki ke dalam rumah milik keluarga zahra, Athhar mencium punggung tangan bunda zahra. "Assalamualaikum tante" salam Athhar.

"Jangan panggil tante, saya masih muda panggil aja bunda oke?" Ucap bunda

"Baik bunda"

"Silahkan duduk Athhar, anggap aja rumah sendiri kalau mau minta apa apa bilang aja ke zahra"

Zahra membulatkan matanya dan Athhar melihat ke arah zahra dengan tatapan dingin nya, bunda memberikan isyarat untuk tersenyum kepada tamu nya saat ini. Zahra mengerti apa yang di maksud oleh bunda dan ia pun tersenyum.

Farhan, gibran dan juga Amel menggelengkan kepala nya dengan bersamaan melihat sikap sang adik, zahra mundur dan berdiri di samping Farhan. Zahra menyenggol bahu Farhan dan berbisik sesuatu kepada Farhan.

"Kak Farhan, kenapa ya bunda kek bahagia banget kedatangan tuh laki?" Tanya zahra dengan nada berbisik.

"Bahagia lah zahra karena sebentar lagi kamu mau menikah"

"Belum masih lama kali"

"Yang benar zahra? Tapi tadi bunda udah ngerencanain tanggal pernikahan kamu loh"

"Bohong nya"

"Ekhem, zahra ambilkan minum untuk Athhar kasian belum minum dia nya dan berikan jajan yang ada di kulkas" ucap bunda

"Iya bun, zahra ambilkan dulu ya"

Zahra berjalan ke arah dapur tetapi sebelum itu Farhan membisikkan sesuatu kepada zahra. "Jangan lupa di bikin nya pake cinta dan kasih sayang ya zahra"

"Ih apaan sih, dah aku mau kedapur aja"

Zahra kedapur dengan mood yang tidak baik, apa yang di katakan Farhan itu memang terlalu jauh padahal zahra tidak menyukai Athhar tetapi di hati nya ada yang tertulis nama 'atthar' Atthar adalah segala kehidupan zahra.

Saat Atthar tiada hidup zahra merasa hancur dan ia sempat beberapa kali ingin bunuh diri tetapi di selamatkan oleh Athhar, zahra merasa kesal dengan Athhar yang terus menerus mengganggu kehidupan zahra.

Tetapi zahra merasa kalau ia menyimpan perasaan lelaki itu di dalam hati nya, apakah Tuhan mengirimkan lelaki yang persis untuk menggantikan lelaki yang beranama Atthar?

Setelah beberapa menit zahra selesai membuat minuman untuk Athhar dan zahra membawa makanan dan juga minuman nya ke ruang tamu, zahra menuangkan teh ke gelas milik Athhar dan Athhar menatap wajah zahra.

Zahra merasa kalau dirinya sedang di tatap oleh Athhar dan zahra menatap ke arah Athhar, dan ya yang di diduga zahra itu memang benar kalau dirinya sedang di tatap oleh Athhar. Zahra langsung memalingkan wajah nya dan fokus terhadap teh.

"Athhar kalau kamu dilihat dilihat kamu cocok dengan anak saya bernama zahra"

Athhar hanya tersenyum. "Bisa aja sih bunda, oh iya bun. Apakah zahra menerima lamaran Athhar?" Tanya athhar.

Bunda melihat ke arah zahra. "Gimana zahra? Setuju nggak kamu dari lamaran Athhar?"

"Iya bun, zahra terima kok. Zahra juga tau kalau Athhar adalah laki laki yang ideal untuk menjadi pendamping hidup zahra"

Saudara zahra yang merasa salting zahra berbicara seperti itu, zahra melihat ke arah saudara nya kalau mereka salah tingkah padahal zahra yang mengatakan nya bukan mereka? Zahra juga persis seperti saudara nya, di wajah nya seperti biasa saja tetapi di hati nya sedang meronta ronta.

****

To be continue

Berikan vote yaaa

Perfect Captain Suami (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang