Dikamar Jaehyun dengan dirinya bersama sang adik yang sedang menyuapinya makanan yang baru saja Jaemin buat. Ancaman yang hari ini Jaemin lontarkan kepadanya masih terngiang di kepala nya, membuatnya tak berani menatap mata sang adik.
"Setelah makanan ini selesai, segera minum obatmu"
Jaehyun mengangguk tanpa menatap mata sang adik. Tangan Jaemin terulur untuk mengusap surai kakaknya dengan wajah tersenyum nya. Memuji Jaehyun melalui usapan lembut dan senyuman itu.
Tak begitu menikmati makanan pemberian sang adik hingga disuapan terakhir, pintu kamar dibuka dengan begitu kencangnya hinga sang pemilik kamar dan sang adik langsung menoleh menatap sang pelaku.
Jeno yang berdiri diambang pintu dengan tatapan kesalnya berjalan mendekati Jaehyun, dan kembarannya.
"Kenapa kau tak segera menyusul ke sekolah?!"
"Kau tahu, banyak guru yang menanyaiku!"
"Kau tidak lihat aku sedang merawat kak Jaehyun?"
Mendengar hal itu, Jeno melihat kondisi dimana Jaemin sedang menyuapi makanan untuk Jaehyun. Namun, saat melihat raut wajah kakaknya yang terlihat begitu ketakutan yang mengerikan, membuat kedua alis Jeno mengerut.
"Kalau kau merawatnya, kenapa dia malah terlihat semakin mengerikan?!"
Jaemin menunduk, lalu menatap sang kakak yang juga langsung menundukkan kepalanya setelah kedua mata mereka bertemu "hanya perasaanmu saja. Dimataku, kak Jaehyun terlihat biasa saja" lalu, Jaemin menyuap kan suapan terakhir dan bangkit dari tempatnya.
"Aku akan meletakkan piring kotor ini terlebih dahulu di dapur, kak Jaehyun kau langsung saja minum obatmu dan istirahatlah"
Kemudian Jaemin pergi meninggalkan Jeno yang masih ingin menanyai kembarannya.
Didapur, Jaemin sedang membersihkan piring kotor bekas kakaknya tadi dan Jeno berdiri dibelakang tak jauh dengan Jaemin.
"Apa yang terjadi dengan Jaehyun?"
"Kenapa kau pulang sekarang? Bukannya ini belum jam pulang?"
"Jawab pertanyaanku Jung Jaemin!!"
Jaemin menghentikan aktivitasnya, mengehela nafasnya sejenak lalu membalik kan tubuhnya menghadap sang kembaran.
"Aku hanya memperingati nya"
"Memperingati nya sampai ketakutan seperti itu?!"
"Peringatan apa yang kau berikan?!"
"Aku hanya meminta kak Jaehyun untuk menjauhi Kim Doyoung. Karena kalau tidak, kau dan aku akan menyetubuhinya hingga janin dalam perutnya mati, atau membunuh Kim Doyoung tepat didepan matanya"
Terkejut mendengar ancaman yang begitu mengerikan yang diberikan oleh Jaemin, Jeno tak habis pikir tentang pola pikiran kembarannya. Apa yang merasuki dirinya hingga ia mengancam Jaehyun sampai seperti itu.
"Kau... Kau sudah gila? Kepalamu terbentur sesuatu?! BAGAIMANA BISA KAU MENGANCAM JAEHYUN SEPERTI ITU?!! KAU TIDAK LIHAT DIA KETAKUTAN SETENGAH MATI!!!"
suara Jeno mulai meninggi, benar benar tak habis pikir dengan kembarannya.
"Kau terlihat begitu peduli kepada Jaehyun, tapi ternyata kau malah membuatnya menderita seperti ini!!"
Mendengar perkataan yang kembarannya lontarkan kepadanya, membuat Jaemin sedikit tertawa "menderita? Aku tak membuatnya menderita, lagi pula aku tidak mau dan tidak suka melihat kak Jaehyun dekat dengan orang lain selain kita"
"Aku tahu, kau pasti juga tidak menyukainya"
Dengan langkah penuh amarah, Jeno mendekati kembarannya dan manarik kerahnya "tak akan kubiarkan kau menyiksa Jaehyun seperti ini"
"Memang benar, aku tak menyukai saat Jaehyun dekat orang lain. Tapi, setidaknya dia tidak ku buat menderita seperti ini!!"
"Mulai hari ini juga, aku tak akan membiarkanmu mendekati Jaehyun apapun alasannya!!"
Jeno melepas kasar genggaman pada kerah Jaemin, lalu pergi dari sana menuju kamar Jaehyun. Jaemin menatap tajam punggung kembarannya yang mulai menjauh dan hilang dibalik pintu kamar itu "kau mencoba menjauhkan ku dari kak Jaehyun? Kau pikir kau bisa?"
Didalam kamar Jaehyun, terlihat di sana sang pemilik kamar yang sedang tidur terlelap. Jeno mendekati kakaknya menatap raut yang tertidur itu, dengan bekas air mata yang berada di pipinya.
Tak lupa mengunci pintu kamar, agar Jaemin tak memasuki kamar Jaehyun lagi.
Jeno meletakkan tasnya lalu naik keatas kasur, bergabung dengan Jaehyun. Dengan posisi tidur Jaehyun yang miring akibat luka di punggungnya yang masih baru, justru dapat membuat Jeno ikut tidur disana dan memeluknya dari belakang.
Merasa ada pergerakan di lingkar pinggangnya, Jaehyun membuka matanya dan sedikit menoleh kebelakang "Jeno?"
"Hm~"
"Kau... Tidak mengganti pakaianmu dulu?"
"Kalau aku mengganti pakaianku sekarang, nanti Jaemin akan mendekati mu"
Jaehyun tak merespon, hanya terdiam mendengar jawaban sang adik.
"Jaehyun"
"Iya?"
"Katakan padaku jika Jaemin membuatmu menderita, akan ku pukul dia tepat diwajahnya"
Tubuh Jaehyun bergemetar, saat Jeno menyebutkan nama kembaran adiknya. Dan air matanya lagi lagi meloloskan diri.
"Tak akan kubiarkan dia menyiksamu seperti ini. Memang benar, aku juga tidak suka melihatmu dekat dengan orang lain termasuk Kim Doyoung, sahabat mu"
"Tapi, aku tahu jika aku melarangmu, kau akan menderita. Maka dari itu, aku menahan diriku untuk membiarkanmu dekat dengannya"
"Sedangkan Jaemin.... Dia malah melarang mu. Aku juga tidak mengerti apa yang ada didalam otaknya, oleh karena itu Jaehyun..."
Jeno membalikkan tubuh Jaehyun, membuatnya menghadap kearahnya.
"... Katakan padaku jika Jaemin membuatmu menderita lagi, aku langsung akan melindungimu dan menghajarnya"
"J-Jeno... Hiks... "
Jeno langsung memeluk erat tubuh Jaehyun yang semakin bergemetar, suara tangisnya tak lagi dibungkam. Jaehyun menangis sejadi jadinya membuat seragam yang masih melekat ditubuhnya basah akan air mata.
"Maafkan aku selama ini tak berada disisimu, karena mual mual yang menyebalkan ini..."
Jaehyun sedikit menjauhkan dirinya, sedikit terhibur dengan kekesalan Jeno yang baru saja ia dengar. Sedikit mendongak untuk melihat wajah adiknya.
"Haha... Maafkan aku... Tapi, apa kau tidak apa apa memelukku seperti ini?"
Jeno sedikit menunduk "untuk saat ini tak masalah, asal tak ada campuran bau makanan disini"
"Hahaha... Kau akan segera melewati masa mual mual ini"
"Iya, aku berharap ini segera berakhir"
Lalu keduanya saling mengeratkan pelukan mereka "sudah, kembali istirahat. Aku akan menemanimu disini sampai kau benar benar tidur"
Sedangkan itu, dikamar yang lain dimana Jaemin berada. Kamar yang begitu dibuat minim pencahayaan, Jaemin duduk di kursi belajarnya. Duduk terdiam dengan ucapan sang kembaran yang terus berputar di kepalanya, yang membuatnya semakin mengepalkan kedua tangannya
"Jung Jeno"

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hyung (End)✔️
Fanfiction"Kak Jahyun hanya milik kami!!!" "Dan tak ada yang bisa memiliki kak Jaehyun selain kita!!!"