"Waduh." ucap Nora tiba-tiba berhenti tepat depan parkiran kantor ketika melihat Laura dan Dimas, yang memarkir sepeda motornya.
"Lah, duo brengski itu juga belum dapat kantor yang cocok buat magang?" tanya Nora dalam hati sambil terus ngeliatin sampai keduanya masuk.
Nora diam, berpikir sebentar. "Apa gue cari kantor magang lain aja kali ya? Daripada tiap hari harus ketemu sama duo sialan itu." ucap Nora, sambil membayangkan hal-hal yang akan terjadi jika ia harus satu kantor dengan duo yang dimaksud tadi.
"GAK, GAK!! GUE MENDING CARI KANTOR LAIN." ucap Nora lalu ia putar balik jalan kearah luar. Hingga ia melipir ke kedai kopi Starbucks sebentar.
Malah pergi ngopi dong 😃😃
"Caramel Latte sama Signature Chocolate, 1 ya kak." ucap Nora.
Lalu ia duduk menunggu pesanan diantar, sambil sesekali membuka laptopnya. Walaupun gatau juga tujuan buka laptop ngapain. Cuman kan kalau di Sbux emang auranya bawa laptop sambil pasang muka serius.
Jadi sekarang itu yang dilakuin sama Nora. Sengaja milih duduk pojok deket tembok. Buka Microsoft Word buat ketik-ketik gajelas. Biar keliatan kayak orang-orang sibuk beneran.
"Duuuuh kak Clara maaaaaaaf. Gue bukannya gamau kak, tapiiiiiiiiiii...." ucap Nora pelan sambil menghembuskan nafasnya perlahan.
Setengah jam Nora nangkring Sbux sambil dengerin YouTube lewat laptopnya. Hingga tiba-tiba seorang lelaki menghampiri meja-nya. Nora yang lunglai, lemes langsung terjingkat kaget. Lagi enak-enak nyender dan agak ngantuk juga ya.
Cowo ganteng tiba-tiba nyamperin.
"Hai. Maaf kalau sebelumnya saya tiba-tiba nyamperin kamu. Kamu cewe yang kemarin malam nolongin saya itu kan? Yang ngejar copet?" tanya seorang yang dikenal.
"Oh iyaaaa!" ucap Nora malu banget soalnya pas lagi kayak nggak keliatan semangat hidup.
"Saya tadi ngga sengaja ngeliat kamu lewat jendela. Saya memastikan dulu kalau itu benar-benar kamu. Lalu saya datangin. Saya ingin mengucapkan terimakasih banyak sama kamu, karena udah nolongin saya. Terimakasih banyak." ucap lelaki tersebut.
"Ah iya mas. Sama-sama." ucap Nora kikuk.
"Bagaimana kondisini tangan kamu?"
"Tangan? Memangnya tangan saya kenapa?"
"Jari kamu terluka. Kamu lupa?"
Lalu Nora melihat jari kanannya.
"Oh cuman luka kecil, udah di hansaplast juga." pikirnya.
"Oh ini. Udah kok gapapa mas. Cuman luka kecil aja." ucap Nora sambil tersenyum. Gilaaaa awkward banget ngobrolnya.
"Sebagai balas budi saya ke kamu. Ini nomor kartu nama saya ya. Kamu hubungin saja langsung ke nomor itu, jika ada yang perlu saya bantu. Perkenalkan, nama saya Fabio." ucap Fabio lalu mengulurkan tangannya.
Nora lalu menerima kartu tersebut.
"Saya Nora." ucap Nora lagi-lagi tersenyum sambil membalas uluran tangan Fabio.