"Babe, where are you? Sini ke apart temenin aku. Kerjaan banyak banget." ucap Fabio yang kini lagi nelfon Claudia.
"Sayaaanggggg, maaf aku gabisa kesana. Kan aku lagi diluar kota buat acara seminar besok." ucap Claudia.
"Sebentar aja. Seminarnya kan besok, kamu pulang sini biar aku atur jadwal flightnya. Mau kan?" tanya Fabio.
"Gabisa sayang. Bener-bener sibuk banget disini, gabisa ditinggal." ucap Claudia.
"Hmmm, okaaayyy. Take ur time, babe." ucap Fabio menghela nafas panjang.
"I Love You, nanti malam aku telfon lagi ya." ucap Claudia.
"Iya, Love You Too." ucap Fabio lalu sambungan telfon mati, ia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Selama beberapa jam ia berkutat dihadapan komputernya. Agak lumayan jenuh dan melelahkan. Ia lalu mengambil ponselnya, berharap ada notifikasi dari Claudia. Tapi nyatanya, tidak sama sekali.
Ia mengusap wajahnya pelan. Sambil sesekali berpikir, kenapa akhir-akhir ini Claudia bersikap aneh. Seperti ada yang disembunyikan oleh kekasihnya itu.
Ya semenjak keduanya sama-sama sibuk dan jarang ada waktu bersama. Kecurigaan itu mulai muncul, ditambah tingkah Claudia yang tak biasanya.
Contohnya seperti waktu lalu. Saat Fabio mengajak Claudia makan malam, ia nampak mencium aroma parfum seorang lelaki. Namun itu Fabio sangkal cepat-cepat, ia percaya bahwa Claudia tak akan mengkhianatinya.
Yang kedua, Fabio sempat melihat beberapa sekelias notifikasi pemberitahuan chat berinsial J yang tampak mesra, dari ponsel kekasihnya. Namun Fabio tak ingin mengetahui lebih jauh, ia menghargai privasi Claudia. Bahkan ia tak ingin menjadi orang yang terlihat posessif dan kepo. Baginya cukup ia menerapkan sebuah prinsip..
'tidak akan mencari tahu, jika tidak mau terluka.'
Walaupun hubungannya dan Claudia yang berjalan hampir dua tahun lamanya.
Karena tak ingin larut dalam pikiran-pikiran buruk, lalu Fabio memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya sebentar. Ia lalu keluar dari apartemennya, pergi tanpa pengawalan.
-
Gegara tragedi Jumat malam. Sampai saat ini Nora masih nggak nyangka, kenapa dia bisa ketiduran di pundak seorang Fabio. SEORANG FABIO MADIGAN CUYYYYY.
Nora menepuk kepalanya berkali-kali atas tindakan bodohnya itu. Ya walaupun bukan kesalahan yang tanpa sengaja terjadi. Tapi ia benar-benar merasa MALUUUUUUUU. Bahkan rasanya sekarang, ia tak akan sanggup untuk kembali ke kantor bahkan bertemu Fabio.
"BISA-BISANYA YA LU NORRAAAA!!!" ucap Nora kacau. Ia benar-benar merasakan malu yang luar biasa.
"Belum juga dapat satu bulan magang, udah adaaaaaaaaaaaaaa aja masalah tuh." ucapnya sambil ngacak-ngacak rambutnya.
"Gabisa gue gabisa. I need coffee biar gak stress!!" ucapnya lalu ia segara mengambil hoddie dan pergi jalan kemanapun, biar gak stress gegara masalah kemarin.
Beberapa menit setelah muter-muter, akhirnya Nora mampir ke sebuah minimarket yang terlihat nampak baru buka disekitaran daerah tersebut.
Setelah itu Nora mengambil beberapa jenis kopi yang ada di display minuman. Karena kalau mood berantakan, Nora bisa ngabisin lima atau sepuluh botol kopi sekaligus.
Gak heran kalau Nora punya asam lambung.
Setelah selesai, Nora langsung menuju kasir. Hingga beberapa saat ia berhenti sebentar...kakinya serasa di paku ditempat.