t i g a

736 45 0
                                    

Satu minggu telah berlalu sejak pensi berakhir, seluruh panitia sudah melakukan laporan pertanggungjawaban dan kepanitaan telah dibubarkan. Event yang baru saja mereka gelar adalah kegiatan terakhir dari masa kepengurusan OSIS yang dipimpin oleh Limario, sekaligus sebagai event penutup akhir semester ganjil. Di semester yang akan datang, Limario dan kawan-kawan seperjuangannya di kelas XII akan melangsungkan ujian nasional sehingga begitu awal tahun baru masa kepengurusan OSIS pun akan berakhir.

Ada rasa lega di hati Limario saat ini, tentu saja terbebas dari tanggung jawab besar untuknya sebagai pimpinan organisasi sekolah. Namun disaat yang bersamaan, ada sedikit rasa tidak rela yang hinggap.
Tak ada yang tahu apa yang sedang ia pikirkan dan rasakan saat ini, Limario menutup rapat dirinya dengan baik tanpa bisa terbaca.

Di satu sisi, Jennie merasakan hal serupa. Ia merasa lega, sudah saatnya ia fokus pada masa depan. Ujian Nasional, seleksi masuk perguruan tinggi, dan fokus jenjang karir. Belum lagi soal asmara, ia tak menampik bahwa ia menginginkan seseorang untuk menjadi tempatnya bergantung dan berbagi perasaan bahkan kehidupannya. Katakanlah ia kekanakan, tapi ia memang masih remaja bukan? Wajar saja. Biar waktu yang membimbingnya tumbuh menjadi dewasa sesuai masanya.

Jennie memilih untuk keluar kelas untuk menikmati waktu senggangnya, ia ingin berjalan-jalan mencari udara segar. Guru yang mengajar mata pelajaran saat ini sedang cuti melahirkan dan tak ada tugas, artinya kelas Jennie memiliki jam kosong. Jengah dengan kegaduhan yang dibuat teman-temannya di dalam kelas, ia memilih keluar. Lagi pula, seseorang juga tiba-tiba menghilang membuatnya penasaran kemana perginya orang itu. Jika beruntung Jennie akan menemukannya atau sekedar berpapasan dan berakhir menikmati jam kosong bersama, jika tidak ia hanya akan diam dan tidur di uks atau perpustakaan.

Jennie asik menyusuri koridor sekolah dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya, ia sedang menyukai sebuah lagu dari Justin Bieber - 10000 Hours dan terus menjadikan lagi itu urutan pertama dalam daftar putarnya. Sesekali ia ikut bernyanyi lirih mengikuti irama lagu sambil menghentak-hentakkan kaki, suasana hatinya cukup baik hari ini.

Tiba di area taman depan sekolah, sebuah pemandangan tak terduga tertangkap oleh kedua matanya. Angin berhembus menyapa, membawa beberapa lembar kelopak bunga yang ikut terhempas pelan menerpa dirinya. Sungguh sangat mendukung suasana romantis dengan lagu yang ia dengar sekarang.

I'd spend ten thousand hours and ten thousand more
Oh, if that's what it takes to learn that sweet heart of yours
And I might never get there, but I'm gonna try
If it's ten thousand hours or the rest of my life
I'm gonna love you (ooh, ooh ooh, ooh, ooh)
I'm gonna love you (ooh, ooh ooh, ooh, ooh)

Pemandangan cantik dengan lagu yang indah, sungguh sempurna. Jennie tak ingin melewatkan momen ini, ia segera mengeluarkan ponselnya lekas diam-diam mengabadikannya dengan kamera.

"Hai!" Sapa Jennie pada orang itu begitu ia mendekat

"Jennie? Kamu disini?" Tanya orang itu sedikit terkejut, Jennie tersenyum manis

"Hmm. Aku bosen di kelas. Anak-anak juga ribut, jadi aku nyari angin. Kamu juga, sejak kapan disini?" Tanya Jennie basa-basi

"Belum lama, aku abis dari perpus balikin buku. Terus jalan-jalan kesini" jawab orang itu dengan balas tersenyum
"Mau jalan-jalan bareng? Sebentar sebelum kita balik ke kelas" lanjutnya

Tentu saja Jennie tak menolak, ia mengangguk antusias. Siapa yang akan menolak untuk bisa berdekatan dengan orang disuka? Tidak ada! Benar, orang itu adalah Limario si pencuri perhatian gadis berpipi mandu.

Tak ada obrolan yang mengiringi langkah mereka, keduanya benar-benar hanya berjalan mengitari taman selama beberapa menit dan kembali ke kelas. Jennie tak keberatan, ia merasa senang. Bisa berdekatan dengan Limario saja sudah cukup untuknya.

Let's Meet Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang