d u a p u l u h e n a m

333 37 7
                                    

Suasana natal begitu lekat terasa memenuhi kediaman keluarga Kim, mulai dari dekorasi hingga jamuan makanan semua bertemakan natal. Dua hari yang lalu sejak kepulangan the twin J dari Bandung, dan membawa oleh-oleh seorang laki-laki tampan bernama Limario Manoban yang hanya dimiliki Jennie sang putri sulung membuat Kim Jiyoung atau Papa Kim bersemangat. Benar kata Jennie, papa Kim tak keberatan sama sekali malah ia senang karena tak menjadi satu-satunya lagi laki-laki di rumah besar itu.

Ekspektasi Jennie membawa Limario ke kediaman Kim adalah agar ia bisa menghabiskan waktu lebih lama dan berdua dengan laki-laki itu, namun sayang ekspektasinya lebur seketika sebab Limario didominasi oleh Papa Kim. Sedikit-sedikit 'nak Rio', sedikit-sedikit 'nak Rio'. Jennie benar-benar jengah dibuatnya, dalam dua hari ini ia tak bisa berduaan sama sekali! Ugh

Hanya waktu menghias pohon natal saja ia bisa bersama dengan Limario, itu pun tidak berdua sebab ada Joy dan sang Papa juga tentunya. Di benak Jennie, ia ingin menikmati waktu dengan Limario seperti mengobrol sambil cuddle misalnya? Hehe namun pak tua yang berstatus ayahnya itu selalu memiliki cara membawa Limario pergi darinya. Seperti tadi malam, di momen malam natal Papa Kim mengajak Limario bermain catur di pekarangan depan rumah. Jennie merengek ingin berduaan dengan Limario pun diabakan sang papa bahkan sampai ia menghentakkan kakinya hingga pergi pun tak digubris sama sekali, Limario hanya memandanginya dengan senyum. Menyebalkan! Lihat saja, pagi ini sepulang dari gereja ia akan menculik Limario dan menguncinya dalam kamar! Picik Jennie dalam pikirannya sendiri.

"Berdoa yang khusyuk. Limario gak akan ilang ko" tegur Joy berbisik, ia terkekeh memperhatikan kembarannya yang beberapa hari ini tampak tak bersahabat dengan sang papa.

"Huh!" Jennie mendengus sebal

Sekali lagi ia melirik Limario disamping papanya. Namun yang menoleh bukan laki-laki itu, malah Papa Kim. Sontak Jennie menatapnya tajam, dengan usilnya Papa Kim mengejeknya dengan menjulurkan lidah. Melihat Jennie semakin pria tua itu terkekeh tanpa suara dan kembali menghadap pastor melanjutkan doa, Jennie benar-benar jengkel ia tahu itu dan sengaja menggodanya. Haha

Seperti apa yang ia rencanakan, selesai berdoa dan keluar dari gereja dengan cepat Jennie menyusul Limario dan menyeretnya menjauh dari Papa Kim. Jennie yang sebelumnya memesan taksi online langsung membawa Limario masuk ke dalam mobil dan menyuruh sang supir lekas pergi, ia menyeringai ketika berbalik melihat sang Papa ternganga.

Yes! Mission complete! - girang Jennie dalam hati

"Jennie, kita mau kemana? Ko naik taksi" tanya Limario, jujur saja ia terkejut. Jennie benar-benar menariknya tanpa berkata apapun

"Diem! Kamu aku culik!" tegas Jennie, ia berlagak serius. Limario melihatnya gemas, lihatlah mata kucing itu menatapnya sok garang. Apakah ia pikir itu menyeramkan? Tidak sama sekali! Bahkan supir taksi yang mereka tumpangi ikut terkekeh

"Wah saya bakal kena juga nggak nih mbak? Saya gamau loh ikut dituntut jadi kaki tangan penculikan" goda sang sopir taksi sambil terkekeh, Limario tambah tertawa

"Tenang pak, saya ikhlas. Bapak gak akan kena tuntut" tutur Limario, sontak sopir taksi itu terbahak

Pipi Jennie merona, tentu saja ia malu sekarang. Tapi biarlah apa boleh buat, ia hanya cemberut menatap Limario. kekehan Limario perlahan berhenti, ia menatap lembut Jennie yang menatapnya sebal.

"Kenapa?" Tanyanya lembut

Jennie menyandarkan punggungnya di kursi penumpang, ia duduk tepat di samping Limario mengikis jarak diantara keduanya. Laki-laki itu hanya diam memperhatikan, Jennie mengambil tangan dan mencubit-cubit kecil telapaknya.

Let's Meet Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang