t u j u h

486 42 0
                                    

Ke 4 gadis itu duduk melingkari Jennie di atas ranjang king sizenya, mereka antusias menanti si empunya cerita untuk berbicara. Dengan gugup ditatapnya satu persatu wajah-wajah penasaran sahabatnya, mereka kesal. Jennie menghela nafas pelan.

"Okay, sorry gw gak bilang-bilang. Sengaja. Kejutan buat kalian hehe" ucap Jennie sedikit terkekeh

"Cepet jelasin! Gw gamau tau! Tega ya lu, gw di rumah gabut sendirian. Eh elu bisa-bisanya photoshoot sama doi, ajakin gw kek" Joy mendumal

"Haaah, padahal gw udah ngarep dikontak sama sama si baeky, gw kan cakep buat jadi model endorse-an juga" gerutu Irene

"Mbak Jen, udah cepet si cerita. Gak sabar nih Ocie, ini ciki keburu abis sebelum ceritanya kelar" Rose memotong keluhan yang lain sementara mulutnya sibuk mengunyah. Jennie terkekeh kemudian mengangguk setuju.

Gadis pemilik gummy smile itu menceritakan semuanya, tanpa ditambah ataupun dikurang. Tentang kapan dan alasan ia setuju untuk ajakan Baekhyun, dan apa saja yang terjadi hari ini di lokasi juga setelahnya. Keempat gadis lainnya mendengarkan dengan seksama, sesekali mereka mengangguk dan ber-Oh ria dan di akhir mereka semua ribut sendiri.

"Sumpah Rio ngomong gitu Jen?" Tanya Joy semangat, Jennie mengangguk riang

"Aaaaaah Yeri juga pengennn" rengek Yeri merasa iri

"Jen, fix sih.. Rio juga punya rasa sama lu kalo gitu. Ah kapan gw ada yang ngebucinin :) " Irene menimpali

"Tapi girls.."

Semua menoleh pada Rose yang tiba-tiba aja bersuara, menunggu kelanjutan yang akan dikatakannya.

"Jir Ocie. Lu mau ngomong apa? Lama amat!" Yeri tak sabar

"Hehe. Maap, ditelen dulu kan makanannya" tanpa bersalah Rose menyeringai
"Tapi mbak Jen, menurut Ocie ya.. dia masih abu-abu. omongan dia punya makna luas, dia mau dateng lagi kesini nemuin keluarga mbak Jen bisa aja cuma mampir, main sekedar silaturahmi aja. Bukan gimana-gimana loh, tapi kalo terlalu berharap nanti jatuhnya sakit banget :)" papar Rose membungkam mereka semua.

"Tapi, tadi dia ajak aku jalan.." ucap Jennie

"Cuma makan eskrim kan? Siapa tau dia cuma lagi kepengen mbak Jen" balas Rose

"Terus kenapa harus nganter pulang juga? Maksudnya, masih mending kalo dia pake kendaraan. Tapi ini kan cuma jalan kaki aja, bukannya itu modus masuknya?" timpah Yeri

"Emm.. rose ada benernya sih menurut gw. Siapa tau dia emang basa-basi aja. Yaa kalo nganter pulang mah, karena deket juga kan dari kedai eskrim kesini?" Irene ikut menyahut

"Huuh, mungkin dia kepengen jalan-jalan abis makan" ucap Joy

Jennie terpaksa menelan kecewa, jika yang dikatakan sahabatnya benar maka ia terlalu terbawa perasaan. Keempat gadis itu menatap Jennie sendu, seharusnya mereka tak begitu menyoraki kesenangan Jennie. Oh bukan karena tak ingin gadis itu senang, tapi sebaiknya memang Jennie tidak terlalu berharap. Sorakan mereka tanpa disadari memupuk harapan gadis itu.

"J-jen.." ucap Joy lirih

"Gapapa.. kalian bener. Semua itu bisa aja kan? Gw yang kegeeran sendiri. Hehe" Jennie tersenyum kecut
"Yaa setidaknya hari ini gw seneng ketemu sama dia diluar jam sekolah. Dia ganteng banget kalo nggak pake seragam hehe" ia berusaha mengalihkan pembicaraan

Let's Meet Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang