t u j u h b e l a s

349 32 0
                                    

*sebelumnya ku ingin berbagi kebahagiaan, puji syukur aku diterima kerja dan udah mulai masuk sejak minggu ini! Hehehe
Terimakasih untuk teman-teman yang juga ikut mendoakan (mungkin) 😂 juga buat lanjutin cerita ini mungkin nggak akan up tiap hari lagi, semoga nanti kalian gak lupaa dan makasih untuk masih setia baca tulisan ini. ehehe
Jangan lupa vote dan bolehlah kasih komennya 😋



"Haaahhh"

Seseorang menghembuskan nafas kesal, pasalnya sudah satu jam terlewat dari waktu yang ditentukan dan para gadis itu masih juga belum selesai. Entah apa yang mereka lakukan, keempat remaja laki-laki yang sejak pukul 4 pagi dini hari sudah menunggu mereka di depan kediaman keluarga Bae itu sudah uring-uringan kesal menunggu.

"Kan gw bilang juga apa! Ah males deh gw. Balik aja lah yok" rutuk Wendy, si yang biasanya paling sabar ternyata kesal juga

"Tapi nanti mereka ngamuk" sahut Limario, sebenarnya ia juga sama kesalnya namun tak enak untuk menunjukkan

"Seul, coba getok lagi pintunya" pinta Jisoo dibalik kemudi, yap! ia yang menyetir pagi ini

Seulgi dengan malas turun dari mobil menuju pintu utama rumah itu, ia menarik nafas dalam-dalam

"Irene, Joy, Jennie, Rosie, Yeri. 5 menit lagi kalian gak keluar, kita batal!!!" Teriak si beruang itu seiring hembusan nafasnya, jangan lupakan ketukan bertenaga pada pintu kayu itu, jika pintu itu bernyawa sudah dipastikan ia babak belur.

"SABAR!!!" teriak para gadis itu kompak dari dalam

Seulgi seketika merinding, ia mundur beberapa langkah dan buru-buru berbalik ke mobil. Dari suara mereka, ia bisa menebak mereka tak kalah kesal bahkan lebih garang membuatnya merasa terancam.

"Napa lu?" tanya Jisoo heran

"Jir itu para betina garang amat, mereka yang telat mereka yang ngamok. Ngeri gw" jujur Seulgi
"Lim, giliran sono! Lu panggil lagi mereka, tungguin di depan. Plis"

Limario yang tak enakan pun mau tak mau turun dari mobil, seperti yang dikatakan Seulgi ia mengetuk pintu rumah itu. Meski tak sebertenaga mengetuk cara Seulgi, suara bunyinya cukup kuat. Belum saja ia berbicara pintu rumah itu terbuka kasar, seseorang menariknya dari dalam membuat laki-laki itu terlonjak kaget.

"Astaga!" pekik Limario mundur beberapa langkah, ia menyentuh dadanya sendiri

"Rio?" ucap Jennie, sebenarnya ia benar-benar kesal sebab para laki-laki itu tak sabaran. Ia mengira si beruang itu yang masih mengetuk pintu

Limario yang melihat raut kesal Jennie gelapan sendiri, benar kata Seulgi ia juga ikut merasa ngeri. Laki-laki itu menelan ludahnya sendiri, ia gugup.

"I-itu, kalian udah selesai? Matahari udah mulai keliatan, bagusnya kita pergi sekarang sebelum kejebak macet"

Jennie memejamkan mata, ia menekan kekesalannya. Tak mungkinkan ia marah-marah dihadapan pujaan hatinya itu? Oh yang benar saja, ia sudah susah payah membangun image gadis lembut dan penyabar. Wkwkwk

"Sebentar ya, 10 menit lagi kita siap. Ayo, kamu tunggu di dalem aja. Biarin mereka semua nunggu disana" ucap Jennie dengan senyumnya, ia menarik laki-laki itu masuk dan bergegas menutup pintu

Limario yang merasa gugup pun hanya menurut saja, ia pasrah ditarik Jennie masuk ke dalam rumah. Ia tak yakin bisa selamat jika menolak gadis itu, meski Jennie tersenyum begitu manis tapi rasanya berbahaya.

"Aku bikinin susu coklat ya? Kamu suka kan?" tanya Jennie lembut, Limario mengangguk patuh

Setelah beberapa saat Jennie kembali dengan segelas susu coklat hangat, ia meletakkannya di atas meja tepat di hadapan Limario.

Let's Meet Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang