"Aku yakin itu pasti bukan masalah pekerjaan," Maika masih mengomentari soal keributan itu. "Pasti urusan pribadi."
Sabine diam di kursinya; benar-benar telah kehilangan selera makannya sehingga ia hanya mengaduk-aduk makanannya dengan lesu sembari mendengarkan teman-temannya bergosip.
"Memangnya mereka berpacaran?" tanya Randy melirik Leon yang juga mengambil sikap seperti Sabine –tidak banyak bicara.
"Itu sudah jelas, Randy," tegas Maika, memelankan suaranya. "Gosip mereka tinggal bersama sudah jadi rahasia umum sejak dulu. Laura juga selalu ikut setiap kali Pak Harish pergi untuk perjalanan bisnis."
Sabine tertunduk; mengapa aku harus berada di sini untuk mendengarkan hal-hal semacam ini? Ia hanya memandangi makan siangnya tanpa punya keinginan untuk menghabiskannya. Perutnya memang lapar tapi dia tidak ingin makan. Ia juga tidak bisa membuat orang-orang berhenti membicarakan tentang Harish; hubungannya dengan Laura ataupun penyebab mereka harus berakhir setelah bertahun-tahun. Semua itu terdengar seperti lagu viral berminggu-minggu dan terus dinyanyikan orang-orang di mana pun dan mereka hafal setiap liriknya.
"Kamu belum mengikuti Instagram Laura?" tanya Maika kemudian. "Dia punya banyak foto-foto yang menunjukkan kalau dia punya pacar. Foto-foto bersama pacarnya selalu disamarkan dengan hanya menunjukkan punggung, lengan, atau tangan. Kita semua tahu, yang tidak ingin wajahnya muncul di internet adalah Pak Harish sampai dia tidak punya sosial media."
"Mungkin saja itu orang lain...," kata Leon acuh tak acuh.
"Terlalu banyak petunjuk yang menjelaskan kalau pacarnya Laura adalah Pak Harish," tegas Maika yang kemudian mengambil handphone-nya untuk menunjukkan apa yang dimaksudnya pada ketiga temannya.
Profil Instagram Laura dan berikut foto-foto estetik dan indah miliknya yang begitu banyak.
"Ini," Maika kembali menyodorkan sebuah kenyataan tentang foto Laura yang berfoto di depan patung Gundam raksasa –landmark terbaru Jepang. "Ini diambil waktu dia ikut perjalanan bisnis ke Tokyo dengan boss. Lalu ada foto Laura bersama seseorang di restoran sushi sedang berpegangan tangan. Walaupun hanya kelihatan tangan, tapi semua tahu kalau itu memang Harish Andreas Salim."
Benar. Ia familiar dengan lengan seorang pria yang dijadikan Laura sebagai sandaran di salah satu fotonya –wanita itu menghadap kamera dengan senyum lebar yang tampak bahagia sekaligus bangga. Lengan itu persis seperti lengan Harish yang bertubuh tinggi besar dengan bentuk yang atletis. Sabine tidak bisa menepiskan perasaan sakit yang kembali menggerogoti perasaannya saat memandangi foto Laura yang dengan sangat detail dijabarkan oleh temannya. Walaupun foto itu sudah lama, tetap saja ini tidak mudah baginya. Dirinya dan Harish pernah lebih dekat dari itu, tapi mereka bahkan tidak punya foto semacam itu.
"Keributan yang aku dengar lebih seperti sepasang kekasih yang bertengkar karena yang satunya ketahuan berselingkuh," celetuk seseorang yang tiba-tiba saja mengambil tempat di sebelah Sabine yang kosong; Della. Perempuan itu melirik Sabine. "Kalau tidak percaya tanya saja Sabine. Bukankah sebelumnya dia asisten kantornya Pak Harish? Dia pasti tahu kalau di ada orang ketiga di antara mereka."
"Berselingkuh?" Maika histeris. "Dengan siapa?"
Miaka menoleh pada Sabine dan tampak ingin bertanya padanya.
"Mau apa kamu ke sini, Del?" tegur Leon; yang tampaknya juga tidak menyukai perempuan itu.
Della tersenyum; dan tetap melirik Sabine dengan sengaja untuk mengganggunya. Padahal sebelumnya dia tidak pernah menghampiri mereka seperti ini setiap bertemu di kafetaria.
"Entah. Aku juga tidak tahu. Kalau pun aku tahu juga... pasti aku dilarang untuk memberitahunya," jawab Della dengan angkuh sedikit-sedikit melirik Sabine yang jelas ketakutan duduk di sebelahnya. Lalu ia menoleh ke arah Leon. "Benar 'kan, Yon?"
"Tempat kamu bukan di sini," sindir Leon.
Della hanya cekikikan; lalu pergi begitu saja.
"Dia kenapa?" tanya Randy heran melihat tingkah aneh Della yang tiba-tiba menyela di antara mereka lalu pergi. "Dasar perempuan aneh. Aku heran kenapa manusia menyebalkan begitu bisa menjadi sekretaris CEO."
Leon tidak berkomentar; namun ia menyadari ada sesuatu yang aneh dengan Sabine. Sabine benar-benar gemetaran.
"Sabine, kamu sakit?" tegur Leon.
Sabine langsung menggeleng; mencoba untuk tersenyum. "Iya, aku... sedikit tidak enak badan... mungkin karena cuaca akhir-akhir agak tidak menentu," jawabnya.
Sejak berteman, semakin banyak ia berbohong. Ini mulai terasa melelahkan.
"Iya benar. Kemarin aku juga sempat flu," kata Randy melirik Sabine. "Ternyata kita sehati ya, Sabine. Sama-sama sakit."
"Jangan mulai!" tandas Maika sambil mengacak-ngacak makanan di piring Randy yang belum dihabiskannya.
Lalu di hari yang sama kabar Laura mengundurkan diri juga langsung terdengar. Ternyata perempuan itu membuktikan ucapannya. Ternyata dengan mengakhiri semuanya dengan Harish tak juga membuat semua menjadi lebih mudah.
Sabine sangat menyesalinya, seandai saja malam itu dia tidak datang menemui Harish dan Laura melihat mereka, mungkin ini tidak akan terjadi.
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : NOTHING IN BETWEEN
Romansa[21+] "Segala hal hanya terlihat indah ketika kita menginginkannya. Tapi begitu kita memilikinya kita harus mengorbankan apa yang telah kita dapatkan sebelumnya dan kadang... yang hilang bisa saja jauh lebih berharga dari apa yang kita inginkan itu...