"Seharusnya demi aku! Demi aku, brengsek!" Laura memekik melemparkan lagi apa yang ia temukan dengan tangannya.
Sejak kemarin ia sudah merusak setiap barang di rumahnya dan bahkan kekacauan itu belum ia bereskan. Tak ada yang terasa benar sekarang. Ia juga tidak tahu bagaimana caranya meredakan sakit di dadanya setiap ia mengingat Harish dan kata-katanya yang memohon padanya untuk pergi.
Tidak puas juga, Laura berteriak sekeras-kerasnya sampai tenggorokannya sakit. Tapi, tak ada juga yang membuatnya lega. Mungkin tidak akan pernah. Sekali pun ia memukul lelaki itu sejadi-jadinya sampai tangannya sakit, itu justru malah menyakitinya juga. Karena Harish menahan semua itu; dia tetap berdiri dengan kokoh seakan siap mati untuk gadis itu.
"Lihat saja... aku akan membuat kamu membayar semua ini...," Laura sempat mengancam Harish. "Apa yang akan kamu lakukan begitu semua orang tahu bahwa kamu telah menjilat ludah kamu sendiri... dan... apa yang mungkin akan terjadi pada gadis itu kalau aku... membeberkan semuanya...."
"Lakukan saja. Cepat atau lambat juga semua orang akan mengetahuinya," kata Harish, ia tampak yakin dengan ucapannya. "Tapi, aku akan melindunginya. Apa pun yang terburuk yang bisa terjadi... aku akan melindunginya."
"Sialan!" teriak Laura memukul untuk yang terakhir kalinya; karena semua tenaganya telah habis. Ia telah jatuh berkali-kali tapi Harish tetap bergeming.
Kemudian ia berdiri dan segera keluar dari ruangan untuk membuktikan ucapannya dengan pikiran: jika ia tidak bisa memilikinya, maka ia akan menghancurkannya. Tanpa pikir panjang, Laura pergi ke bagian administrasi di mana gadis itu berada untuk memberikannya pembalasan, akan tetapi entah mengapa Kellan harus menariknya pergi.
"Kenapa kamu menghentikanku?!" teriaknya pada Kellan di dalam elevator. "Setelah sekian lama kamu bersikap tidak peduli padanya, sekarang kamu mau melindungi adik bajingan kamu?!"
"Aku tidak melakukan ini demi Harish! Tenanglah sedikit, Laura!" hardik Kellan. "Kamu terlihat menggelikan! Sekarang sebaiknya kamu pulang dan tenangkan diri kamu!"
"Bagaimana mungkin aku bisa tenang?!" teriaknya. "Bagaimana mungkin?!"
"Kalau kamu mendengarkanku sejak awal, ini tidak akan terjadi!" balas Kellan. "Ini bukan kesalahannya, tapi kamu sendiri! Kenapa kamu belum sadar juga? Sekarang sudah, sebaiknya kamu pulang. Aku tidak ingin kamu mengacau di sini dan mempermalukan diri kamu sendiri seperti orang gila. Sudah aku katakan, dia tidak layak! Berhentilah melakukan kebodohan yang sama berulang kali!"
Akhirnya Laura diam; tapi ia tak bisa berhenti menangis. Sampai akhirnya Kellan mengantarnya ke mobil, Laura masih belum berhenti menangis.
"Aku akan menemui kamu nanti sore," ujar Kellan padanya.
Sekarang tidak ada apa-apa lagi setelah penantiannya bertahun-tahun yang sia-sia. Namun begitu niat untuk menghancurkan pria itu belum sirna walaupun Kellan sudah melarangnya. Laura kembali mencari handphone-nya yang sudah ia banting hingga layarnya retak. Ia harus memberi Harish pelajaran termasuk... gadis itu juga.
Akan tetapi saat ia hendak melakukan sesuatu dengan handhphone-nya, bel pintu berbunyi. Seseorang datang; barangkali itu Kellan yang berjanji akan menemui setelah pekerjaannya hari ini selesai. Tapi, ternyata orang yang berdiri di pintu rumanya bukan Kellan. Melainkan seorang pria paruh bayah yang ia kenal sebagai staff Vivian Salim.
"Sebaiknya kamu ikut dengan saya," kata pria itu. "Ibu ingin bertemu."
Laura tertawa sinis. "Apa?" celetuknya.
Kenapa wanita yang membencinya itu ingin menemuinya?
Apa dia sudah tahu soal keributan Laura dengan putranya?
Dengan patuh Laura keluar dari rumahnya dan mengikuti pria itu untuk membawanya ke tempat di mana ia bisa menemui wanita itu. Sebuah restoran di pusat kota.
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana.
Jangan lupa FOLLOW, VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : NOTHING IN BETWEEN
Romance[21+] "Segala hal hanya terlihat indah ketika kita menginginkannya. Tapi begitu kita memilikinya kita harus mengorbankan apa yang telah kita dapatkan sebelumnya dan kadang... yang hilang bisa saja jauh lebih berharga dari apa yang kita inginkan itu...