Laura tertegun saat pintu kantornya menutup dan Sabine menghilang dari pandangannya. Mungkin ia hanya belum tahu bahwa gadis itu ternyata keras kepala dan berani. Melihat caranya bereaksi, Laura paham, sikap yang ia tunjukan lewat kata-katanya yang lancang itu bukan karena Harish berada di belakangnya. Melainkan karena gadis itu tampak tak peduli lagi dengan apa pun yang terjadi padanya.
Sabine berbeda dari apa yang ia bayangkan tentang gadis dua puluh tahun dan tidak memiliki gelar itu; seharusnya dia adalah sosok lemah yang bisa mundur dengan sekali pukul. Sabine Angourie Rimar juga berbeda dari apa yang dijabarkan oleh Vivian Salim waktu itu. Laura masih ingat semua yang dikatakan wanita itu dalam pembicaraan mereka beberapa waktu yang lalu dan itu membuatnya tak benar-benar lega kembali ke sini sebagai salah satu dewan direksi. Semua ini idenya wanita itu dan Laura mulai pesimis ini akan berjalan sesuai rencana.
Harish yang obsesif di saat yang sama terlihat tunduk pada gadis itu; sedangkan Sabine tampaknya seorang gadis keras kepala yang tak peduli apa pun selain dari ingin melarikan diri. Mereka tampak membingungkan dan mengambil arah yang berbeda alih-alih berusaha untuk menyingkirkan rintangan bersama demi cinta.
"Apa yang membuat Ibu begitu yakin kalau mereka akan berakhir?" Laura menanyakannya sekali lagi. "Seperti yang saya katakan sebelumnya, Harish tampaknya tidak akan menyerah pada keadaan."
Tanpa menjawab pertanyaan itu, Vivian Salim malah berdiri dari kursinya seolah menunjukkan keengganannya untuk berbicara lebih banyak. Tampaknya setelah meyakinkan Laura untuk tenang dan mengikuti sarannya, itu sudah cukup. Tapi, Laura tidak puas. Sikap Vivian yang seolah mendukungnya tanpa sebab sangat mencurigakan.
"Kamu hanya tinggal menunggu dan lihat saja nanti," hanya itu yang dikatakan wanita itu dan bersiap-siap untuk pergi. "Semua pertanyaan kamu akan terjawab dengan sendirinya."
Stafnya telah datang menjemput dan ingin membawanya pergi.
"Tapi, ada satu hal lagi yang tiba-tiba muncul di kepala saya saat ini," kata Laura lagi yang masih ingin bicara dengannya.
"Ada apa lagi?" tanya Vivian Salin menatap dengan dingin dan suara yang ketus.
"Kenapa Ibu membiarkan Harish menempuh jalan yang begitu sulit untuk mendapatkan sesuatu yang seharusnya jadi miliknya hingga saya harus bersabar sampai saatnya tiba?" tanya Laura, menatap wanita angkuh itu serius. "Jika benar Ibu peduli padanya, Ibu punya wewenang penuh untuk menyingkirkan Roland hanya dengan satu jentikan jari dan voila, Harish akan naik dengan begitu mudah. Akan tetapi, apa yang membuatnya jadi tidak mudah bahkan setelah Roland terbukti melakukan banyak kesalahan?"
Dengan begitu ia tak perlu menunggu karena Vivian Salim bergerak lebih cepat. Hanya dirinyalah yang mampu meringankan beban putranya saat ini. Tapi, mengapa dia seolah-olah membiarkannya? Bukankah dia sudah mulai menunjukkan penyesalan telah menelantarkan putranya?
Vivian memberikan reaksi yang cukup mencurigakan begitu pula dengan pria paruh baya yang selalu mendampinginya ke mana pun.
"Selama ini yang saya tahu, Harish merasa Ibu hanya sedang memberikan persaingan yang adil demi nama baik keluarga di depan investor dan pemegang saham, sekali pun kita semua tahu Roland sudah tidak layak hanya karena Ibu belum bisa mempercayai Harish sepenuhnya. Ibu tahu, kalau saya jadi Harish, tidak dipercayai oleh Ibu sendiri bahkan di atas seorang menantu penipu, itu adalah hal yang sangat menyakitkan sekaligus ironi dan... mencurigakan. Tapi, di satu sisi saya juga tahu, Harish sepertinya sudah mati rasa terhadap apa pun yang Ibu lakukan padanya karena dia pernah merasakan yang lebih buruk dari sekedar tidak dipercayai ibunya sendiri."
Karena dia pernah dibuang dan tidak dipedulikan selama masa kecilnya. Itu jauh lebih buruk dari sikap dingin ibunya selama ini. Laura tahu itulah yang membuat Harish menjadi dirinya yang sekarang. Dia tidak pernah benar-benar dicintai oleh ayah dan ibunya; dan itu adalah kekurangan yang tak bisa digantikan sekalipun ada Kellan dan orang tuanya yang berusaha keras untuk membuatnya tetap 'utuh'.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : NOTHING IN BETWEEN
Romance[21+] "Segala hal hanya terlihat indah ketika kita menginginkannya. Tapi begitu kita memilikinya kita harus mengorbankan apa yang telah kita dapatkan sebelumnya dan kadang... yang hilang bisa saja jauh lebih berharga dari apa yang kita inginkan itu...