[suspicion]

3.4K 174 49
                                    

Pagi yang cerah menyinari rumah yang dihuni oleh 7 bersaudara, atau bisa kita sebut Elemental Brothers.

Nampak seorang remaja laki-laki yang mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya dari sinar matahari yang menyinari jendela kamarnya. Perlahan ia membuka matanya, dan nampaklah netra silver miliknya yang indah itu.

Remaja laki-laki itu memiliki tubuh yang sangat mungil seperti perempuan. Kulit putih bersih yang terlihat sangat lembut dan mulus. Pipi chubby dan bibir mungil berwarna cherry. Dia memiliki rambut berwarna coklat dengan beberapa helai rambut putih dibagian depannya.

Dia adalah Solar, anak bungsu dari tujuh bersaudara. Laki-laki yang manis dan cantik, akan tetapi para saudaranya tidak pernah menyadarinya.

Itu karena Solar sangat jarang keluar dari kamar. Mereka membiarkan saja karna mereka tau Solar sibuk bereksperimen juga untuk membantu mereka semua. Seperti mencoba membuat obat-obatan atau yang lainnya untuk membantu para saudaranya agar tidak terlalu banyak mengeluarkan uang.

Hal itu mereka ketahui karna saat mereka kehabisan sesuatu seperti sabun, shampoo atau obat pereda demam, Solar selalu memiliki persediaannya yang ia buat sendiri dari hasil eksperimennya. Namun tetap saja, Gempa selalu melarang Solar untuk begadang, karena bagaimanapun juga itu tidak baik untuk kesehatannya.

Solar kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Tidak lupa kacamata visor warna jingga miliknya yang menutupi netra silvernya itu. Saat memakai kacamatanya, mata Solar terlihat berwarna emas seperti milik Gempa. Dan saudara-saudaranya mengira warna mata Solar adalah emas. (Gimana si.. emang pas masih kecil kaga pernah ngeliat warna matanya baik-baik apa?! //plakkk)

Solar pun keluar dari kamar dan langsung menuju dapur. Di dapur, hanya ada Thorn yang sedang menunggunya. Kakak-kakaknya yang lain sudah berangkat duluan seperti biasanya.

"Pagi, Kak Thorn" sapa Solar.

"Pagi juga Solar! Ayo sarapan dulu" Balas Thorn tak lupa dengan senyuman cerahnya. Dia sudah selesai sarapan bersama para saudaranya yang lain. Namun ia selalu menunggu Solar untuk menemaninya.

Solar pun duduk diseberang Thorn lalu memakan sarapan yang sudah Gempa siapkan untuknya. Thorn hanya memperhatikannya dan mulai berpikir jika sifat Solar berbeda dari sebelumnya. Dia yang selalu membanggakan hasil nilai-nilainya kini tidak pernah ia tunjukkan lagi. Bahkan, dia juga tidak marah saat Thorn tidak sengaja memecahkan salah satu gelas khusus eksperimennya. Itu membuat Thorn merasa ada sesuatu yang terjadi pada Solar. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Solar sangat keras kepala dan selalu menyembunyikan masalahnya sendiri.

Thorn terus mengamati Solar yang sedang makan sampai dia menyadari sesuatu.

Solar sangat mungil, dan pipinya juga tembam. Thorn jadi gemas dibuatnya. Mengapa ia tidak pernah menyadarinya selama ini? Ah, mungkin karena Solar selalu berada didalam kamarnya dan sering menghindar darinya. Bahkan, dia juga jarang makan bersama-sama. Ia lebih sering makan dikamarnya sendiri.

"Solar" Panggil Thorn

"Hm? Kenapwa kwak twhon?" Solar membalas dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

Hal itu berhasil membuat Thorn bertambah gemas hingga wajahnya memerah. Solar yang memperhatikannya pun mengira Thorn sedang demam.

"Kakak kenapa? Sakit? Wajahnya merah banget loh" Tanya Solar khawatir.

"E-enggak apa-apa kok Solar! Thorn baik-baik aja!" Thorn tersenyum meyakinkan.

Solar pun hanya mengangguk-angguk lalu melanjutkan sesi makannya.

"Ngomong-ngomong Thorn baru sadar, ternyata Solar imut banget ya!" Seru Thorn riang.

/////Blush/////

Kini giliran wajah Solar yang memerah seperti kepiting rebus. Wahhh.. Thorn semakin gemasss. Rasanya ia ingin memakan adik jeniusnya itu.

❝✵𝑶𝒖𝒓 𝑺𝒖𝒏𝒔𝒉𝒊𝒏𝒆✵❞[Allsol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang