43

910 66 5
                                    

"Waaahhh... Haechan, ini menyenangkan!"

Begitulah keseruan yang sedang dialami oleh Renjun yang saat ini berada di ruang rahasia Haechan. Sedangkan Haechan yang hanya mengikuti kemana Renjun bermain tersenyum senang melihat Renjun senang.

Berjam jam sudah mereka bermain bersama, hingga tenaga mereka terkuras habis. Renjun membanting tubuhnya di atas sofa yang tersedia di sana dengan deru nafas yang terengah-engah sembari mengembangkan senyuman.

"Waaah Haechan tempat ini sungguh luar biasa! Kau pasti sering menghabiskan waktu mu di sini" ujarnya yang tanpa menatap ke arah Haechan.

Haechan yang duduk di samping Renjun, menohlehkan kepalanya menatap kearah si mungil yang menatap langit langit ruangannya.

"Hm... Hanya menghabiskan waktu disini, tapi tak bermain"

Renjun yang awalnya menatap langit langit menoleh kan kepalanya, membalas tatapan Haechan "kenapa?"

"Karena tidak ada yang menemani ku. Kau orang pertama yang ku ajak kemari"

"Sungguh?"

"Hm! Bahkan teman teman ku dulu tidak pernah ku ajak kemari"

"Kenapa?"

"Tidak ada alasan khusus, hanya saja... Aku tidak ingin mengajak mereka"

Mereka menjadi terdiam setelah Haechan memberikan sedikit ceritanya masa lalunya. Renjun hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai respon dari kisah Haechan.

"Apa kau tahu, orang yang pertama kali ku ajak kemari, ku anggap bahwa dia adalah orang yang spesial di mataku. Karena tak sembarang orang bisa ku undang kemari" Haechan mulai mendekatkan dirinya kepada Renjun.

Tangan kekarnya terulur mengusap pipi gembil Renjun, dan ibu jarinya digunakan untuk mengusap bibir tipis Renjun.

"Kau pernah bilang bukan, kalau si kembar Jung itu pernah seenaknya mencium mu"

Renjun tak merespon. Ia terdiam, sebab Haechan benar benar terlalu dekat dengan dirinya. Bahkan jarak dekat antara wajah mereka, mungkin tak ada sejengkal.

"Renjun, bolehkan aku mencium mu? Untuk menghapus jejak si kembar Jung yang tertinggal di bibir indah mu ini?"

Renjun menenggak ludahnya "Haechan"

"Hm?"

Renjun mengalungkan kedua tangannya ke leher Haechan "lakukanlah dengan lembut" merasa telah mendapatkan lampu hijau dari Renjun, Haechan mulai mengikis jarak diantara wajah mereka dan mulai menempelkan bibirnya dengan bibir si mungil.

Haechan melumat lembut bibir Renjun yang langsung mendapat balasan dari si empunya. Perlahan, Haechan mendorong tubuh Renjun sehingga dirinya berada di atas tubuh si mungil tanpa melepas tautan mereka.

Tak hanya melumat, kini Haechan juga menyesapi bibir tipis si mungil yang langsung terdengar suara lenguhan darinya.

"Hhhnngghhh~"

Ciuman mereka semakin diperdalam, hingga beberapa saat pagutan mereka akhirnya terlepas. Mereka saling menatap satu sama lain, Haechan yang menatap Renjun dengan penuh rasa cintanya dan kasih sayangnya, sedangkan Renjun menatap Haechan dengan tatapan sayunya.

"Apakah ini artinya kau resmi menjadi milikku?"

Tangan Renjun tergerak menangkup kedua pipi Haechan, lalu menurun ke dadanya membuka tiga kancing baju Haechan dan kembali mengalungkan lengannya ke leher Haechan.

"Entahlah, sepertinya aku harus mengetes mu terlebih dahulu"

Haechan yang paham akan maksud Renjun, kembali mencium bibir tipis si pria mungil yang kemudian merambat ke telinga lalu ke leher putihnya. Haechan sedikit menggigitnya lalu menyesapi leher Renjun hingga meninggalkan bekas merah di sana.

Our Hyung (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang