-Bukan mereka yang jahat, kamu yang salah masuk rumah-
_𝔃𝓾𝓷𝓪𝓲𝓭𝓪𝓱-
"bentar ya Lia mamah mau nemenin Starla makan dulu, mamah takut dia ga mau makan kalo ga di temenin"
"sebentar ya, papah mau ketemu sama Starla dulu, papah kangen dia"
"bentar...
"Mah... Dengerin Lia dong. " Gadis yang berusia tidak lebih 10 tahun ini terus mengejar ibunya yang sedang menggandeng gadis lain yang lebih muda dari diri nya.
"Apa lagi si Lia, mamah lagi sibuk, kamu main sendiri dulu yaa. "
"Mamah selalu sibuk sama Lia, tapi mamah ga pernah sibuk sama Starla. " Anya miura yang sudah mempunyai tiga anak ini seolah tak mendengar apa yang di bicarakan oleh gadis kecil itu, langkah nya terus saja berjalan hingga tiba di sebuah kursi kayu sederhana yang ia duduki dan langsung memangku gadis yang ada di hadapan nya. Lia gadis kecil itu sudah muak dengan ibu nya sendiri yang sedari tadi hanya sibuk dengan adik nya itu. Ia lalu berlari ke arah ayah nya yang sedang berjalan menuju taman yang Anya tampatkan. Ia berlari seolah ia ingin mengadukan semuanya namun apa ayah nya pun sama saja seperti ibu nya, tak menganggap nya ada di sana.
"Papah!!, Lia mau main sama papah. " ucapan nya yang langsung memeluk sang ayah, namun sang ayah hanya melirik tidak suka dan menjauh kan diri dari gadis kecil itu, ia kecewa sangat kecewa dengan orang tua nya, mengapa hanya adik nya yang di jadikan seorang ratu mengapa ia tidak pernah seperti itu sejak dulu.
Kini kehidupan nya berubah semenjak ia dewasa. Gadis kecil yang dulu nya sangat senang menangis di depan kakak nya kini ia hanya mampu melihatkan senyum getir di depan kakaknya, kakaknya yang dulu sangat senang berada di dekatnya kini ia juga tidak peduli dengan adik nya, sekarang hanya bi Nina pembantu rumah tangga yang terus memperdulikan gadis ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bi, Lia berangkat sekolah dulu ya, bi Nina jangan lupa sarapan oke. " sekarang adalah hari pertama Lia sekolah lagi, dari libur yang sangat panjang dan membosankan kini ia akhirnya merasakan kebebasan walaupun hanya sekedar sekolah. Ia pamit dengan bi Nina tanpa memperdulikan keluarga nya yang asik sarapan bersama, hati nya sakit sangat sakit mengapa ia tidak menjadi Starla saja, mengapa ia harus menjadi Lia yang di asingkan oleh keluarga nya sendiri.
"Lia sini sarapan berasama. " baru saja ia ingin keluar rumah, kini ia di panggil oleh adik perempuan nya itu, ia menghela nafas tak ingin pagi nya menjadi kacau seperti kemarin.
"Ga perlu, gw dah kenyang. "
TUKKHHH!!
"Ahkk." ntah siapa yang melemparkan mangkok tepat di kepala nya, ia tak ingin lagi seperti kemarin namun ini sangat menyiksa fisik dan mentalnya.
"Abang, kenapa di lempar?."
"Biar de, dia keterlaluan sama kamu. " Lia yang mendengarkan tuturan kata kakak adik itu hanya mampu tertawa kecil dari balik arah yang berbeda.
Aldo yang tadinya hanya duduk diam kini ia menarik tangan Lia dengan kuat hingga ia berbalik dan menatap kakaknya itu, Lia tak ingin terlalu lama menatap mata elang sang kakak, jadi ia memutuskan menundukkan kepala dan mengusap air matanya yang terus terjatuh.