Gandhi : Independency

8K 826 34
                                    

Kring!! Kring!!

Gandhi membuka matanya cepat, alarm pembangun tidurnya sudah berbunyi tepat pukul 3 pagi waktu Singapura. Ia bergegas bangun, diam selama satu menit untuk mengumpulkan seluruh tenaganya.

Kemudian bergegas menuju wastafel, membasuh wajahnya, menyikat gigi kemudian duduk di meja kerja di kondiminium miliknya. Baru kemarin Malam ia sampai di Singapura dari New York. Ini kondiminium yang langsung ia beli setelah memutuskan membuka cabang studionya di Singapura. Gandhi sudah berencana, akan menetap di Singapura untuk satu sampai dua tahun ke depan sampai Studio miliknya disini dapat beroperasi mandiri layaknya studio yang telah ia tinggalkan di New York.

Gandhi tidak bisa menutup mata, studionya merancang AI untuk kebutuhan virtual assistant dengan menampilkannya bersamaan dengan visual, sehingga studionya juga banyak memperkerjakan para jagoan desain grafis. Selama di New York ia melihat trend, customer yang tertarik dengan studionya kebanyakan berasal dari perusahaan otomotif, elektronik dan developer bangunan untuk merancang sistem AI virtual assistant mereka sendiri. Tidak jarang juga mereka ingin dirancangkan satu sosok visual AI yang bisa mereka patenkan.

Customer seperti itu kebanyakan berasal dari perusahaan manufacture di kawasan asia tenggara, asia tengah bahkan asia timur. Jika studionya di Singapura nanti akan banyak bekerja dengan perusahaan penyedia teknologi alat dan jasa, ia akan memfokuskan studio di New York untuk pengembangan AI berbasis seni perfilman dan periklanan yang sampai sekarang masih memiliki permintaan yang tinggi.

Itulah yang membuat Gandhi mencoba melalukan split bisnisnya seperti ini. Akan lebih mudah menghandle bisnis ini dari Singapura. Walaupun ia masih harus bolak-balik ke New York tiap bulannya, apalagi Telenesia di Amerika masih menjadi tanggung jawabnya.

Gandhi membuka emailnya, melihat jadwal yang dikirimkan asistennya kemarin malam. Apa saja yang harus ia lakukan hari ini.

Oke. Mengecek studio baru, menghadiri virtual recruitment untuk director design graphis yang baru, meeting dengan customer dari Thailand dan Vietnam, dan yang terakhir...

What?!

Meeting with Mr. Gama in Orchard

Kenapa ada jadwal bertemu papanya disini?

The f...

Padahal Gandhi berusaha menyembunyikan keberadaanya di Singapura. Memang bahkan asistenya sendiri tidak bisa ia percaya.

So, berarti apa papanya ada di Singapura sekarang, atau baru akan datang hari ini?

Shit lah, Gandhi malas sekali bertemu dengan orang itu. Tapi ya sudahlah, mustahil untuk menghindari papanya

Gandhi kemudian membuka kiriman email lain, project journal yang akan berjalan. Ini proyek yang cukup besar karena clientnya adalah salah satu studio produksi film animasi terbesar di Hollywood yang sayangnya satu dekade ini kalah bersaing dengan studio film laga aksi lain yang sangat naik daun sekarang. Ia ingin mengembangkan sebuah film dengan pendekatan teknologi masa kini dengan harga yang masuk di kantong mereka. Tidak heran, produksi animasi mereka sudah sangat lama dan tidak memiliki kemampuan besar untuk mengejar pasar sekarang. Disinilah studio Gandhi berperan, dan ini adalah proyek yang akan Gandhi pantau secara langsung.

Gandhi dengan cepat membuka dan membaca seluruh email yang masuk dari kemarin. Ini sudah pukul 6 pagi, sebelum ia pergi ke studio barunya hari ini. Ia juga harus segera memeriksa pekerjaan di Telenesia di emailnya yang lain, Pak Alex sudah mengirimkan semua report dari kemarin juga. Kemungkinan papanya akan menanyakan pekerjaan disana, Gandhi tidak mungkin bertemu papanya dengan tangan kosong kan

Langkah Seiring (END+EXTRA PART)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang