Berbicara tentang Kita

7.7K 824 64
                                    

Tik... tak... tik... tak...

Rania duduk memojok di ujung tempat tidurnya. Sudah hampir seminggu dia seperti orang gila. Bayang-bayang Gandhi terus menghantuinya, apalagi setelah fakta yang Eling ceritakan, Rania baru sadar masalah antara dia dan Gandhi selama ini lebih rumit dari bayangannya.

"By the way, kalo kamu mau tau kabar Gandhi sekarang. Dia gak lebih dari orang yang gak punya hasrat hidup. Yang dia lakuin sekarang kerja, kerja dan kerja. Aku tau dia juga berusaha hidup normal, menjalin hubungan dengan perempuan lain, pergi ke berbagai tempat, membangun karirnya. Apapun yang mesti dia lakukan, dia usahakan Mbak."

"Tapi aku bisa lihat, dia juga gak paham dengan hidupnya sendiri. Itu juga yang akhirnya malah membuat dia jadi kaku banget. Gak jarang juga berkonflik dengan Om Gama, bahkan kakeknya"

"intinya gitu deh. Sejujurnya, dia ngelamar kamu, aku seneng banget mbak. Aku rasa kalian memang saling membutuhkan satu sama lain. Barangkali kamu memang tujuan yang Gandhi cari selama ini"

Apa yang terakhir kali Eling katakan saat itu, masih menari di kepalanya.

Rania memutar lagi memori lama yang nyaris terhapus dari ingatannya, saat SMA dulu

Flashback

"Rania, masih nyari beasiswa keluar kan?"

"Ini ada yang buka. Syarat-syaratnya agak banyak, tapi udah gue kumpulin ini. Materi tesnya juga ada disini, gue kirim ke email lo ya"

Rania sambil menelungkupkan kepalanya ke meja, menoleh ke arah Gandhi.

"Iya Gandhi, makasi ya..."

"Mau belajar bareng?" Gandhi menawarkan

"Gandhi kok Rania doang yang ditawarin, gue engga boleh ikut?" Stephanie menoleh ke belakang

"Boleh-boleh, nanti juga bareng Kala dan Rey kok"

"Okee!! Gue ikutan yah, ngantuk kalo sendiri. Ran lo ikut kan?" Stephanie menoleh ke arah Rania di belakangnya

"sorry, gak dulu ya. Gue harus cepet pulang..."

...

"Ran, ada masalah?" Gandhi menghalangi langkah Rania yang ingin keluar kelas. Seperti biasa Rania menunggu suasana sekolah agar sepi dulu sebelum pulang, tapi sejak tadi ternyata Gandhi juga tidak pulang-pulang

Rania tersenyum tipis

"Gak ada Gan, lagi capek aja..."

"Mau pulang bareng?" tawar Gandhi

"Gak perlu Gan, ini habis ini gue pergi ngajar juga"

"Oke..." Gandhi menyamping membiarkan Rania melewatinya

Langkah Seiring (END+EXTRA PART)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang