Saya cium kamu, boleh?

1.7K 259 193
                                    

Fi kalian ke cerita ini gimana? Kepo dikit ◉⁠‿⁠◉










Dari semua tanggal yang ada di kalender, yang paling di inget Lalisa dan Rose tidak lain dan tidak bukan adalah tanggal merahnya.

Bukan tanggal ulang tahun keluarga dan orang terdekat mereka. Bukannya mereka nggak pedulian, mereka cuma kelewat praktis karena selalu pasang reminder di ponsel masing-masing kalau perkara ulang tahun mah.

Kalo tanggal merah cuma keluar motifnya tanpa bunyi alarm pengingat atau apa-apa.

Jadinya masih pakai teknologi lama kalo perkara tanggal merah—memori.

Dan dari semua tanggal merah, nggak ada yang lebih baik daripada tanggal merah yang jatuh hari Jumat atau di hari Senin, secara tanggal merah yang jatuh di hari itu otomatis membuat akhir pekan Lalisa dan Rose jadi lebih lama.

Yang berarti satu hari tambahan waktu tidur dan malas-malasan total.

Sekarang juga bertepatan hari libur menuju natal, jadi ada waktu sekitar dua minggu yang universitas kasih buat mereka liburan dan ngumpul barang keluarga.

Kalo bertanya kenapa Rose nggak keluar dengan Jungkook dan membiarkan Lalisa menikmati waktunya sendiri seperti yang di ceritakan beberapa part sebelumnya,

jawabannya karena akhir-akhir ini hubungan Rose dan Jungkook renggang. Ditambah sekarang Jungkook juga sangat sibuk.

Perusahaan yang di pimpin Jungkook sedang terlibat kerja sama dengan perusahaan luar negeri. Itu menyebabkan Jungkook harus berada di lima negara yang berbeda, ribuan kilometer jaraknya dari Korea Selatan.

Untuk alasan kenapa hubungan kedua kian memburuk cukup author aja yang tau, ga boleh kepo.

Beda dengan Rose, hubungan Lalisa dan Taehyung makin hari makin lengket.

Bahkan Taehyung mengajak Lalisa ke Jepang untuk menghabiskan waktu bersama. Waktu libur natal dan tahun baru mereka.

Sebenarnya, Taehyung ada urusan bisnis ke Jepang. Tapi mengingat lamanya waktu bisnis itu yang otomatis bikin dia dan Lalisa jarang ketemu mending dia ngajak Lalisa sekalian jalan-jalan di Jepang.

“Laliiiiii,” panggil Rose malas, dengan kaki diatas perut Lalisa dan sekotak besar sereal cokelat yang di cemil atas perutnya sendiri.

Mata cantik Rose menatap kosong televisi yang menyala, seratus persen nggak tertarik pada apa yang di tayangkan, sebenarnya.

Mending natap muka mas Jungkook, Rose sih betah. Atau mungkin chattingan, juga video call dan vcs juga boleh.

Tapi sekarang situasinya beda, Jungkook dan Rose sama-sama membatasi diri mereka buat sekedar nanya kabar satu sama lain.

Ya bisa dibilang masalah kali ini cukup besar, sampai Jungkook setega ini ngediemin dia.

Lalisa nggak ngerespon, dia cuma ketawa-ketawa kecil menatap layar ponselnya. Yang begini nih yang bikin Rose makin ngambek— udah nggak ada Jungkook, Lalisa malah begini modelannya.

“LIS!” Rose menaikkan sebelah kakinya dari perut Lalisa sebelum menghujamkan lagi tumitnya pada perut rata Lalisa.

“Napa lo? Lagi caper?” tanya Lalisa judes.

“Emang kenapa kalo lagi caper?” Rose mengerucutkan bibir. “Karena mas Jungkook nggak disini, gue pengen gangguin lo aja.”

Lalisa mendecakkan lidah. Gara-gara Rose barusan, dia jadi malas liat hape.

“Udah, cepetan bilang mau apa! Mumpung lusa gue udah cabut dari sini.” seru Lalisa pada Rose.

“Mau lanhalan, hehe.”

Mockingbird Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang