Masih lima jam lagi sebelum Lisa duduk di kursi kafe yang diminta Taehyung untuk ketemu.
Lisa nya juga masih di kelas pengantar desain grafis, belom pulang juga ke apartemen nya dan Rose.
Cuma kok dari tadi Lisa gagal fokus melulu ya sama materi powerpoint dosennya. Kayaknya cuma raganya aja yang duduk di workshop kelas dkv yang mejanya besar-besar, jiwa sama pikirannya entah ke mana.
Mikirin calon daddy gantengnya kemungkinan besar.
Untung banget, hari ini Lisa nggak ada kelas studio yang mewajibkannya stay di kampus untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas, jadi segera setelah dosen mengumumkan kelasnya selesai, Lisa bisa langsung cabut.
Lisa menatap jam di dinding ruangan bercat krem itu nggak sabar, menunggu jarum panjang melewati tiga yang menandakan kelasnya selesai.
“Ya, kalo begitu pertemuan kita sampai disini saja, happy weekend.” sang dosen wanita menutup kelas dengan kalimat khas nya ‘happy weekend’,
padahal harinya masih kamis. Tapi beliau juga nggak salah, sih. Soalnya hari Jumat itu biasanya cuma dipakai untuk kelas non studio dan asistensi desain atau sketsa, jadi berasa udah akhir pekan aja meskipun sebenarnya masih hari kerja.
Lisa cepet-cepet jalan keluar kelas sambil mencari kontak Rose di ponselnya, siapa tahu dia bisa nebeng pulang, kan.
Males aja Lisa tuh nungguin bus atau naik taksi pulang, mending di bonceng motor Scoopy sama Rose.
“Halo?” sapa Lisa setelah telepon tersambung. “War, lo di kampus?”
“Napa? minta tebeng?”
Berkawan baik dengan Lisa hampir lima tahun ini bikin Rose hafal betul kelakuan sahabatnya—telepon kalo ada perlu aja.
Kadang chat di bales juga kalo nyangkut soal perut doang. Lisa kebanyakan pacaran sama kuas, sih.
“Tau aja lo,” Lisa haha-hehe sambil terus berjalan keluar gerbang kampus desain. “Lo di kantin pusat apa dimana?”
“Iya dikantin, lo mau apa?”
“Nggak usah, makasih.”
“Sekali ini traktir.”
“Nasi paket ayam katsu satu, pake bumbu teriyaki dikasih saos thailand sama mayones, minumnya iced lemon tea,” Lisa langsung nyebut pesanannya cepet banget, sebelum Rose berubah pikiran dan nggak jadi bayarin soalnya.
“Kan. Ngeselin lo emang. Nanti kalo udah ada daddy lo minta dia ya, jangan pernah sekalian minta sama gue lagi. Sekarang lo masih rakjel, gue kasih. Entar lo royal sama daddy lo, ganti bayarin gue.”
Lisa cekikikan, “Siap, Rose.” setelahnya sambungan telepon di putus.
“Bangun, gendut. Katanya lo ada janji, bangun terus mandi dulu sono.” Rose mengguncang tubuh Lisa yang masih terlelap diatas sofa depan televisi. Meskipun Lisa punya kamar sendiri di apartemen mereka, Lisa emang lebih hobi tidur di sofa, soal nya kamarnya berantakan sampai ke kasur gara-gara alat gambar bertebaran dimana-mana. Di bersihin cuma seminggu sekali, itu pun kalau inget dan sempet.
Lisa membuka mata, lalu mulai meregangkan tubuhnya dengan malas. Rose ditatap dengan pandangan kosong, keliatan kalo Lisa sebetulnya masih tidur.
“Udah, nggak usah liatin gue lama-lama, nanti naksir.” Rose menarik lengan Lisa supaya cewe itu duduk, nggak bablas ketiduran lagi.
“Maaf saya bukan lesbyhh.”
Pukul empat kurang sepuluh, Lisa udah ada di depan pintu Stardusts coffee, baru nyampe banget dia. Lisa langsung mengeluarkan ponsel, berniat untuk menghubungi Taehyung, mau tanya apakah pria itu sudah ada di dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mockingbird
Fiksi PenggemarV ft Lalisa Manoban "Jangan takut buat minta sesuatu, aku bahkan bisa ngasi dunia buat kamu." #2 rosekook 221208