1 3

83 17 12
                                    

•••

« hani »

Lelah , rawan , kusut . Semuanya berpadu menjadi satu rasa yang aku sendiri susah untuk tafsirkan . Sakit di bawah perut teramat sangat mengganggu tugasku sebagai perawat . Heavy flow terlampau padahal padahal sudah masuk hari ketiga aku period , tapi gaya macam first day aje .

Lincah tanganku menjahit kesan torehan panjang di peha patient aku . Selesai mematikan benang , aku menghela nafas lega .

" Encik , saya dah siap . Encik rehat dulu , kejap lagi ada nurse yang tolong balutkan luka selebihnya . " ujarku seraya bangun dari kerusi .

Ucapan terima kasih aku hanya balas dengan anggukan . Langsir yang menutupi keliling katil dari padangan umum aku selak . Baju serta sarung tangan yang digunakan aku turut tanggalkan .

Langkah aku aturkan menuju ke arah tandas . Ingin menukar pad walhal aku baru sahaja tukar beberapa jam lepas . Rasa longai kaki apabila memijak lantai . Selesai bersihkan apa yang patut , aku atur keluar dari tandas . Entah kenapa semakin mencucuk pula period pain ni .

" Hani ! Ada patient emergency ! " kalut Arin dapatkan aku .

" K- kejap boleh ? Aku sakit perut ni . " Aku tekan bawah perut supaya kesakitan berkurungan .

" Hani , kau okay tak ni ? Nak ubat ke ? " Arin menyentuh kedua dua bahuku . Kepala dia tundukkan supaya dapat lihat wajahku dengan jelas .

" Period pain . Dah lama sangat aku tak period macam ni la jadinya . " sempat aku tersengih kerang busuk .

" Lah- , ingatkan apa lah . Kejap lagi datang operating room bilik sembilan . Patient baru nak kena bius . Cepat tau . " ujar gadis itu sebelum berlalu ke arah kaunter . Dia kelihatan kalut memandangkan ruangan ER ini dipenuhi patient kecemasan .

Tidak menghiraukan sakit , aku menghala ke arah laluan operating room berada . Selesai membersihkan diri dan menyarungkan pakaian mengikut standard operasi , barulah aku dibenarkan masuk ke OR .

" Status ? " soalku sambil menyarungkan sarung tangan .

" Blood pressure stable . Cuma bila bila masa aje boleh drop sebab- " kata kata doctor anesthesia terhenti apabila aku terpandang patient yang terbaring di atas katil .

Satu besi panjang tertusuk pada perut . Aku pejamkan mata , terlalu ngeri . Entah selamat atau tidak organ patient ini , hanya tuhan sahaja yang tahu . Pantas aku melihat x-ray yang terpapar pada screen monitor .

" Besi tu tertusuk pada liver . Tulang rusuk patah tiga . Organ lain selamat . " ujar suara itu . Laju bebola mata bergerak . Yoojung berdiri di hadapan patient itu .

Oh- , assistant aku .

Tidak membuang masa , aku memulakan operation . Berdebar teruk aku , tetapi aku cuba kekal tenang . Sekiranya aku tersalah langkah , bukan patient sahaja dalan bahaya . Career aku juga boleh musnah .

Aku menjeling Yoojung yang sedang mengurut pek darah untuk disalurkan pada patient . Tiba tiba sahaja pandanganku menjadi kabur . Pantas aku gelengkan kepala .

" Hani , kau okay ke ? " prihatin Yoojung menyoal padahal aku tahu itu cumalah lakonan .

" Aku okay . " aku cuba kekal professional padahal aku boleh aje palau soalan itu .

Selesai keluarkan besi berukuran satu meter , membuak buak darah patient ini mengalir . Menitik ke lantai OR . Sehinggakan blood pressure turut menjunam . Syukurlah aku sempat menghentikan pendarahan sebelum keadaan patient bertambah kritikal . Sebahagian hati patient ini terpaksa dibuang . Takpe , sel hati boleh mitosis hasilkan sel baru .

Lega , satu nyawa selamat . Career aku juga selamat .

" Dr. Hani , biar saya take over . Pergilah rest , pucat sangat muka tu . " tegur salah seorang doctor intern . Aku hanya menurut sahaja . Rezeki keluar awal .

Baju pembedahan aku tanggalkan dari badan . Hanya uniform biru sahaja pada badan . Aku labuhkan punggung pada kerusi di ruangan menunggu yang lengang . Aku merenung jemari . Jauh fikiranku melayang .

" Hani . " tempat duduk sebelahku diduduki seseorang .

Langsung tidak menoleh , aku sudah mampu mengecam suara itu . Pandangan aku alihkan dari memandang Yoojung .

" Hani kau marah aku ke ? " perlahan sahaja dia menyoal .

Yes , tersangat ! Kalau nak tikam aku , asah pisau biar tajam ! Kasi aku mampus terus .

" Kau kenapa Yoojung ? Aku penatlah . " aku berdalih .

" Kau nampak macam taknak layan aku lately . Aku buat salah apa dekat kau ? Jangan macam ni , tak berseri hidup aku kalau kau takde . " rayunya sambil cuba mencapai tanganku . Lantas aku menepis .

" Wae ? Itu pun nak risau ke ? Takde apa lah . " datar sahaja nada suaraku .

" Hani , aku ikhlas tanya . Kenapa kau ni ? " Yoojung buat buat sedih . Aku tayang muka menyampah .

" Kau tanya Hyunjae . " bidasku . Akhirnya aku ada kekuatan untuk bersuara mengenai kejadian itu pada Yoojung .

Bersama langkah yang sudah longlai , aku berdiri . Ingin berehat di bilik rehat untuk seketika . Rasa nak tercabut pinggang . Period pain collab dengan rasa lenguh . Tiba tiba sahaja sakit yang mencucuk tengah hari tadi datang menyerang semula .

" Oh- , kau dah tahu ? "

Automatik aku berhenti melangkah . Aku pusingkan badan menghadap Yoojung . Dia tersenyum sinis merenungku . Buat pertama kalinya sisi jahat Yoojung ditayangkan khas kepada aku .

" Baguslah , Hyunjae tinggal kau . Menyampah la aku dengan kau . Bajet bahagia dengan Hyunjae . See ? Bahagia tak sekarang ? "

Aku mengetap bibir . Kata kata Yoojung membuatkan sakitku semakin menjadi jadi , seperti dinding uterusku ditikam dengan pisau kemudian ditoreh toreh sehingga lunyai . Ingin saja aku tergolek ke lantai .

" Hyunjae pun cakap dekat aku , kau tak pernah bagi apa yang dia nak . Kau banyak sangat kekurangan , macam mana dia nak stay dengan kau ? Kau pun pilihan keluarga aje . " Yoojung menghampiri aku . Bahuku ditunjal berkali kali .

" Stop dreaming girl . Hyunjae aku punya , syukurlah dia dah tinggal perempuan macam kau . Takdelah aku nak berkongsi kasih macam dalam drama lagi . Hihi- penat tahu tak acah baik ni . Kalau kau nak tahu , aku kawan dengan kau sebab aku dendam dengan abang kau aje- "

Kepalaku mula terasa pusing membuatkan kata kata Yoojung terasa seperti angin , hanya masuk telinga kanan . Keluar telinga kiri . Aku tundukkan kepala . Berkerut dahi gara gara menahan sakit .

" Kalau abang kau tak tinggalkan aku . Aku tak buat lah semua ni- " penuh benci dia bersuara .

" Yoojung . " aku mengangkat tangan , memintanya berhenti berbicara .

" Wae ? Kau nak cakap aku ni murah ? Macam abang kau cakap dekat aku ? Cakaplah ! Cakap ! " Yoojung tolak tubuhku .

Disebabkan aku gagal imbangkan badan . Aku rebah ke lantai . Kepalaku terhentak . Telingaku berdesing sebelum semuanya hilang . Segala jeritan hanya kedengaran sayup sayup sahaja .

•••

boyfriend.Where stories live. Discover now