-HappyReading-
•••
"Dokter Rafka"
"Dokter Rafka"
"Dokter Rafka"
"Apa?!" sahut Rafka sambil menahan geram.
Pasalnya Cia selalu memanggil manggil namanya padahal sudah ia sahut, walaupun sudah di sahut tetap saja Cia trus terusan memanggilnya dan membuat kupingnya jadi panas, entah apa yang ia inginkan.
Cia senyum-senyum tidak jelas lalu menjinjit untuk menyesuaikan tinggi mereka dan mendekatkan bibirnya ke telinga Rafka.
"Dokter Rafka hari ini ganteng" bisik Cia lalu lari ke meja makan dan menganggu mommynya yang sedang membantu maid maid menata makanan di meja makan.
Rafka menyeringai tipis "Dasar" gumam Rafka.
"Cia jangan ganggu mommy dong, sana panggil Steven sama Lea" sungut Elena kesal.
"Ih, Cia kan pengen bantu juga."
"Yang ada kamu ganggu, bukan kamu bantu" semprot Elena.
"Yaudah" ucap Cia cemberut lalu pergi ke atas sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Elena menggeleng pelan melihat kelakuan anak sulungnya lalu netra matanya teralihkan ketika tamu yang ia tunggu sudah berdiri di dekat meja makan.
"Eh Rafka udah datang ya, ayok sini duduk" ajak Elena.
Rafka tersenyum simpul "Iya Mommy."
Kenapa Rafka bisa di undang? karena Rafka dengan keluarga Govince sudah sangat dekat, bukan karna Rafka dokter keluarga ini saja. Tapi karena almarhum mamanya sahabat Mommy Elena sejak kecil, dan Elena juga sudah menganggap Rafka sebagai anaknya.
"Nah semuanya udah disini, ayok kita makan" ajak Elena saat semuanya sudah berkumpul.
"Bang lafka" sapa Steven lalu mengode minta di gendong.
Rafka yang peka akan kode Steven langsung menggendongnya "Hey jagoan" ucap Rafka.
Steven terkikik geli karna Rafka menggelitik lehernya "Geli."
Rafka menghentikan aktivitasnya lalu mendudukkan Steven di kursi bayi yang telah disediakan.
"Mommy, kok epen duduk di cini!" protes Steven tak terima.
"Ya trus dimana lagi?"
"Mau duduk di kurci tayak kalian."
"Udah lo terima aja bontot!" ujar Lea setengah kesal, lalu duduk di kursinya.
"Kak ea celalu ebeyin" sungut Steven dan Lea hanya memutar bola mata malas.
"Rafka mau makan yang mana biar Mommy ambilin."
"Cia aja yang ambilin" tawar Cia.
"Yaudah"
"Rafka mau yang mana? ayam? ikan? telur? mie? ata-"
"Kok Cia panggil Rafka aja" sela Jonathan.
"Cia, Rafka itu lebih besar dari kamu. Jadinya kamu harus panggil Abang."
Cia tampak berpikir dan di pastikan oleh Rafka, jika yang akan keluar dari mulut Cia pasti akan membuat ia tertekan.
"Bang Rafka, kok aneh?"
"Aneh karna belum terbiasa."
"Gamau ah panggil Abang, mending panggil Suamiku" Rafka menghela nafas kasar, benar apa yang ia pikirkan. Bukan Cia namanya jika tidak menghancurkan mood Rafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER GALAK [ON GOING]
RomantizmFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! AKAN REVISI SETELAH TAMAT. *** "Pak dokter" "Jangan memanggil saya seperti itu, memangnya saya terlihat tua" "Baiklah, om dokter" "Terserahlah" "Dipanggil bapak tidak mau dipanggil om juga tidak mau, ya sudah aku panggil...