Terimakasih.

250 39 3
                                    

Dokter yang saat itu Olla panggil langsung menghampiri ruangan rawat Aldo.

"Dok gimana keadaan Aldo dok?"

Dokter tersebut lalu menge-check kondisi Aldo, Ternyata Aldo sekarang sedang berada pada pase sadar, namun masih belum terbilang 100 % sadar.

"Alhamdulillah, tapi dia bakalan segera sadar kan dok?"

Dokter mengangguk mantap dan segera meminta izin keluar lebih dahulu.

Setelah melihat kondisi Aldo yang tak kunjung terbangun, Olla membulatkan niat untuk pergi keluar terlebih dahulu, mencari udara segar sebagai healing.

Tak lama Olla mendapatkan kabar dari Ashel yang sengaja masih berada di dekat ruang rawat inap, mengabarkan bahwa Aldo sudah tersadar.

Dengan tergopoh-gopoh Olla berlari menuju ruang rawat inap, karena keadaan Aldo yang sudah mulai membaik, makanya dokter memasukkan Aldo ke ruang rawat inap.

Sampai disana sudah ada Jefan, Tia, yang mulai memperhatikan setiap, nafas, dan tak jarang Aldo pun bertanya dimana Olla.

"Do, kamu baik-baik aja kan?"

Aldo mengangguk lemah. "Baik kok."

Tak lama dokter masuk, dan Meng-check kembali kondisi Aldo.

"Untuk bagian tubuh atas saudara Aldo tidak mengalami kondisi yang mengkhawatirkan. Namun di sayangkan kaki Aldo mengalami kelumpuhan."

Semua yang berada disana terkejut mendengar pernyataan dari dokter, Tubuh Tia melemas dan mulai terjatuh.

Brukk

"Ma, mama.." Lirih Aldo.

"Bangun sayang bangun, sini kamu duduk disini." Jefan mem-bopong tubuh Tia untuk duduk di sofa samping ranjang Aldo.

"Ini semua salah aku do. Kalo waktu masih bisa aku putar kembali, aku ga bakalan pernah izinin kamu untuk balapan liar, aku tuh emang bukan kaka yang baik."

Olla menundukkan kepala nya, dan menangis dalam diam tanpa suara.

"Kak, ini tuh bukan salah kaka. Semuanya udah terjadi, dan ini karena aku gamau dan gabisa nurut sama kalian. Ini bukan salah kaka, kaka cuma mengizinkan aja, untuk mau atau engga itu jadi urusan aku."

"Dan ini juga karena aku gamau nurut sama Ashel, sama kaka. Padahal Ashel udah Wanti-wanti aku, dan papa gausah salahin kaka, karena ini bukan salah kaka."

"Dan buat lo Shel, makasih udah pernah kasih tau gua. Walaupun pada akhirnya gua ga nurut sama lo, dan semua ini terjadi."

"Karena gua terlalu nafsu, untuk bisa ngalahin Richi, makasih ya~."

Ashel mengangguk dan tersenyum. "Sama-sama do."

Jefan lalu menghampiri Ashel dan Olla yang kebetulan berada bersampingan.

"Olla.. Maafin papa ya sayang, udah bentak-bentak dan larang kamu."

Olla mengangguk dan memeluk Jefan segera, dan tersenyum menatap sang ayah.

"Dan Ashel, makasih sudah memberi tau Aldo, ya~ walaupun pada akhirnya Aldo gamau nurut sama kamu Ashel."

"Sama-sama om. Ini kewajiban aku juga kan sebagai manusia saling memberitahu."

"Terimakasih Shel." Timpal Aldo.

"Sekarang Aldo mendingan kamu istirahat juga ya, mama sama papa mau keluar dulu."

"Pah.. Olla masih boleh disini ga?"

"Boleh sayang, kamu juga boleh Shel.."

"Makasih Om.."

Setelah Tia dan Jefan pergi Olla menarik 1 kursi, dan mengambil Jeruk, mengupasnya dan memberikan nya pada Aldo.

"Nih makan biar cepet sembuh, yakan dok."

Dokter mengangguk mantap seraya tersenyum. "Saya juga mau memberi tau, bahwa kelumpuhan ini tidak permanent."

"Alhamdulillah, makasih dok."

"Saya permisi dulu ya." Ashel dan Olla mengangguk mantap.










...


Sampai  jumpa di next chapter ya!

Awal cerita DoShel? 🧐

Love you semuanya! Jangan lupa vote & komen ya.

Apakah karena berterimakasih jasa, akan menjadi? 😆

Udah~ah gamau banyak spoiler.

Maaf ya baru sempet untuk upload, ini aja baru ngetik. ❤

19-12-2022

10.000 REASON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang