MJ 7

637 109 8
                                    

"Akan ku kirim kau ke ner..."

"Jisoo!!" Panggil Topps kepada putrinya, sedikit berteriak.

Ayah dan anak itu beradu pandang sejenak. Luciano muda tampak berusaha keras mengatur emosinya, sedangkan sang ayah yang masih menatapnya tajam mulai berjalan mendekat.

Raut wajah Topps yang dari tadi datar, lambat laun berubah. "Haha. Hahaha..." Sang pemimpin klan tiba-tiba tertawa. "Lihatlah, Jisooku sudah dewasa. Haha" Ucapnya entah kepada siapa.

Setelah tepat berdiri di depan Luciano muda, Topps mencengkram kuat bahu sang putri. "Kau benar-benar sudah dewasa, sayang..." Suara tegas namun penuh bangga. "Sekarang aku tidak perlu khawatir lagi, jika nanti kau sendirian menghadapi dunia yang keras ini"

"Ayah..."

"Mungkin kau bertanya-tanya, kenapa aku terlalu protektif menjagamu. Perlu kau tahu, aku pernah kehilanganmu waktu kau berumur 5 tahun. Saat itu duniaku runtuh seketika, jiwaku tidak pada tempatnya, akal sehatku hilang entah kemana. Rasanya ingin membunuh siapa saja yang berada di dekatku..."

Jisoo hanya diam mendengar cerita ayahnya itu. Kedua mata teduh menatap penuh arti kedua mata tajam milik sang pemimpin klan.

"Rupanya kau diculik saat bermain di taman dan penculikmu itu meminta uang tebusan. Mengetahui itu, seketika darah sekujur tubuhku mendidih. Beraninya orang itu menculikmu dan mengancamku akan menyakitimu, jika tidak memberi uang tebusan. Lebih dari 2 hari kau disekap dan saat aku menemukanmu, kau tampak tak berdaya karena tikus-tikus bajingan itu tidak memberimu makan dan minum. Sungguh, saat itu rasanya aku ingin membakar seluruh penjuru Brooklyn..."

"Brooklyn?"

"Ya, waktu itu aku ada pertemuan dengan salah satu kolegaku di Brooklyn. Aku membawamu bersamaku, sekalian mengajakmu jalan-jalan. Entah apa yang terjadi, ada dua orang yang mengenalimu sebagai putriku. Lalu mereka membawamu dan meminta uang sebagai tebusan. Dan kau tahu sayang, 2 tikus itu ku kurung, tidak kubiarkan mereka tertidur, tidak diberi makan ataupun minum dan mereka perlahan mati kelaparan. Beraninya mereka memperlakukan seorang Luciano seperti itu." Cengkraman di bahu Jisoo semakin kuat. "Kau adalah segalanya bagiku. Kau satu-satunya Luciano yang kupunya. Tidak akan kubiarkan seseorang menyentuh ataupun menyakitimu. Akupun sadar, umurku semakin tua, dan tidak akan selalu ada untuk melindungimu. Karena itulah ku pinta Bobby untuk mengasuhmu, dan menjadikanmu wanita hebat, yang tangguh, yang kuat, setidaknya bisa melindungi dirimu sendiri. Dan sekarang lihatlah dirimu, sayang..." Kali ini Topps menangkup kedua pipi tirus putrinya. "Kau sudah dewasa, bisa melindungi dirimu sendiri. Bahkan..." Topps menoleh kepada pria bertopeng. "... bisa menghabisi seorang Mad Dog. Hahaha"

Kemudian Topps memanggil beberapa anak buahnya untuk menyingkirkan pria bertopeng yang pingsan itu.

"Sekarang aku tidak akan membatasimu lagi, Jisoo." Ucap Topps memperhatikan kamar putrinya yang berantakan akibat pertarungan antara Luciano muda dengan pria bertopeng. "Kau bebas kemana saja sekarang, bebas melakukan apa saja. Aku sudah tidak terlalu mengkhawatirkanmu. Kau benar-benar sudah bisa menjaga dirimu sendiri." Ucap Topps menatap kembali kedua mata putrinya, kali ini dengan senyuman.

"Terima kasih atas kepercayaan yang ayah beri. Aku janji, tidak akan membawa diriku ke dalam keadaan yang berbahaya."

"Kau harus melakukan itu, sayang. Haha..."

"Jika boleh jujur, aku juga ingin seperti orang lain di luar sana. Yang bebas pergi kemana saja, tanpa ada pengawalan ketat pada dirinya. Aku sangat menghargai kebaikan ayah..."

Miss Jackson & Her 'Nona Muda' (JENSOO) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang