MJ 8

645 101 14
                                    

"Miss J?"

Miss J yang entah datang dari mana, cukup mengejutkan Jisoo yang dari tadi termenung memikirkan dirinya. Wanita seksi itu duduk di kursi kosong di depan Luciano muda. "Tidak biasanya kau menyebut panggilanku itu, Nona muda" Ucapnya tersenyum.

Jisoo tidak menanggapi ucapan wanita di depannya ini. Dia sedikit tertawa hambar, mengingat ucapan Dario di mobil tadi. Bahwasanya semakin kau menghindari bertemu dengan seseorang, maka takdir akan bermain di sana. Dan lihatlah sekarang, satu-satunya orang yang tidak ingin sekali dia temui, malah berhadapan dengan dirinya kini.

"Apa kau memasang sesuatu di tubuhku? Sehingga kau bisa mengetahui di manapun aku berada?" Ucap Jisoo, mempertahankan senyum, menutupi kegundahan hati.

"Tadi tidak sengaja melihatmu masuk ke bar ini. Kebetulan aku bekerja di casino seberang..."

"Kau masih kerja di casino? Seorang wanita Luciano? Masih bekerja?"

"Aku bekerja mulai hari ini, tapi tidak seperti dulu. Sekarang aku bekerja mengawasi casino itu..."

"Ah... Aku mengerti. Inikah alasannya kau mendekati ayahku dan menjadi wanitanya?"

Mendengar perkataan Luciano muda itu, Miss J merubah raut wajahnya. "Maksudmu?"

"Aku mengerti sekarang, kehidupanmu dahulu memang sesulit itu. Tidak heran kau lebih memilih seseorang yang bisa mengangkat derjatmu lebih tinggi bukan?"

"Nona muda, kau salah sangka. Aku tidak seperti yang kau pikirkan. Aku..."

"Tidak apa-apa, Jennie. Aku mengerti, kenapa kau bisa memilih ayah dari pada diriku yang tidak berguna ini, tidak mempunyai apa-apa, selain nama besar ayahku"

"Apa yang kau katakan, Nona muda?"

"Bukankah dulu kubilang akan menanggung semua biaya hidupmu? Tapi kau menolaknya, dan sekarang kau memilih hidup bersama ayahku. Yang pastinya punya segalanya..."

"Sepertinya kau salah paham, Jisoo!!"

Luciano muda semakin tersenyum mendengar Miss J menyebut namanya. Itu tandanya wanita yang duduk di depan ini sudah mulai emosi.

"Salah paham bagaimana? Semua orang yang melihatnya akan berpikiran seperti itu, Jennie"

"Apa dayaku, jika Tuan Luciano meminta untuk menjadikan wanitanya. Jika aku menolak, aku tidak bisa bekerja lagi di rumah bordil miliknya. Sungguh itu tidak apa-apa bagiku, akupun bisa mencari pekerjaan yang lain. Namun, aku tidak akan sanggup jikalau jauh darimu, Nona muda"

"Haha..." Lagi-lagi Jisoo tertawa hambar. "Aku tidak akan jatuh lagi dengan kata-katamu itu, Jennie. Kau pikir dengan alasan seperti itu, buatku percaya? Nyatanya, kau setiap malam bercinta dengan ayahku dan alasanmu melakukannya karena tidak ingin jauh dariku?"

"Nona muda, aku mencintaimu..." Ucap Miss J, meraih sebelah tangan Jisoo yang berada di atas meja, lalu meremasnya lembut. "Percayalah..."

Jisoo menatap dalam kedua mata wanita di depannya ini. Seolah mencari kebohongan di dalam sana. Cukup lama mereka saling menatap hingga rasa panas di kedua mata sang nona muda mengakhiri adu pandang itu. Tiba-tiba saja memorinya berputar ke masa mereka masih bersama dulu. Saat itu rasanya, semakin hari semakin kuat perasaan yang timbul di hati Luciano muda kepada sang penari. Setiap mengetahui Miss J melayani orang lain, ingin sekali membunuh orang itu agar tidak bisa lagi mendapat kesempatan mengingat hangat dan manisnya tubuh Miss J. Dan sekarang, wanita pujaannya sudah menjadi wanita ayahnya sendiri. Sungguh, itu adalah dilema terbesar Jisoo.

"Apa kata cintamu itu sebanding dengan rasa sakit yang kurasakan? Tidak, Jennie. Tidak. Yang kurasakan selama ini lebih dari rasa sakit itu. Masih banyak pilihan lainnya yang bisa kau pilih, dan kita masih bisa bersama. Namun, kau lebih memilih untuk melayani ayahku? Ayah kandungku? Di rumahku? Setelah kau bersenang-senang dengannya, lalu kau mendatangiku. Kau pikir hatiku terbuat dari apa? Dari baja?" Ucap Luciano muda berkaca-kaca. Akhirnya dia mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam di dalam hati.

Miss Jackson & Her 'Nona Muda' (JENSOO) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang