Miss J yang baru saja keluar dari kamar mandi, melihat Topps yang berbaring di atas kasur dengan pakain jas lengkap, bahkan sepatu pun tidak dilepas. Dengan segera wanita itu melepaskan kedua sepatu pria yang sedang memejamkan mata.
"Apa begitu lelah, sehingga Tuan tidak sempat berganti baju?" Kali ini, Miss J mencoba melepas jas hitam itu.
"Sangat lelah" Jawaban singkat Topps yang masih memejamkan mata.
"Apa anda ingin secangkir teh panas, Tuan?"
Topps membuka matanya, melihat Miss J yang sedang membuka kancing kemeja yang dia pakai. Dipegang kedua tangan wanita itu. "Bagaimana jika aku minta sesuatu yang panas lainnya?"
Miss J yang paham maksud ucapan pria yang sedang terlentang itu, tersenyum sambil mengangguk. "Bukannya anda begitu lelah sekarang?"
"Tidak ada kata lelah, jika itu berhubungan denganmu, Ruby..."
Topps menarik kuat tangan Miss J sehingga tubuh wanita itu jatuh di atas tubuhnya. Dengan penuh nafsu, diraupnya bibir ranum nan seksi itu. Lumatan demi lumatan, sentuhan demi sentuhan, dan berlanjut dengan sesuatu yang panas, yang dimaksud pemimpin klan itu tadi.
🍁🍁🍁
Seperti malam-malam sebelumnya, Jisoo lagi membagikan hasil kemenangannya di meja judi kepada beberapa tunawisma di tepi trotoar. Sedangkan Dario yang mengekor di belakang, bertugas menghitung lembaran demi lembaran yang akan dibagikan itu.
"Sudah, Ji. Ini yang terakhir" Dario memberikan beberapa lembar uang terakhir hasil permainan judi Jisoo di casino.
Luciano muda menerima itu, dan langsung meletakkan di atas selimut seorang pria yang tampak begitu lusuh.
Kemudian sepasang teman itu berjalan beberapa meter ke tempat Dario memarkirkan mobil.
"Kalau dihitung-hitung hasil kemenanganmu selama ini, bisa membangun sebuah casino. Oh, tidak. Kenapa harus membangun, jika kau bisa membeli satu casino yang sudah jadi. Lalu mengumpulkan uang lebih banyak lagi, selanjutnya kau bisa membeli apapun yang ada di dunia ini"
"Dario..."
"Hm?"
"Dengan uang kau bisa membeli seorang jalang, tapi tidak dengan kasih sayang. Dengan uang kau bisa membeli jam, tapi tidak dengan waktu. Dengan uang kau bisa beli makanan, tapi tidak dengan nafsu makan. Dengan uang kau bisa beli kasur, tapi tidak dengan tidur. Dengan uang kau bisa membeli dokter, tapi tidak dengan kesehatan yang baik. Dengan uang kau bisa membeli asuransi, tapi tidak dengan keselamatan. Kau harus paham, ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa dibeli dengan uang, kekayaan, materi..."
"Dan hanya dengan orang yang punya banyak uang, yang bisa mengatakan semua itu."
"..."
"Kenapa? Benarkan, apa yang kubilang?"
"Bukan begitu. Maksudku itu bukan punya banyak uang atau tidaknya, tapi tentang keseimbangan hidup. Hiduplah dengan semampumu, bukan semaumu."
"Baiklah. Lain kali aku akan menyewa seorang jalang setengah jam saja, cuma segitu kemampuan dompetku"
"..."
"Kenapa? Ada yang salah? Bukannya kau bilang hiduplah semampumu?"
"Antarkan aku pulang sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Jackson & Her 'Nona Muda' (JENSOO) [END]
Fiksi PenggemarBerlatar pada tahun 1935, saat pertama kali Jisoo bertemu dengan Jennie secara tak sengaja di sebuah casino. Berlanjut dengan sebuah dilema antara cinta dan keluarga. Bagaimana kisah Jisoo yang merupakan anak seorang pemimpin mafia dengan Jennie yan...