Sejak melenyapkan pelayan setianya itu, Jisoo semakin dingin, semakin pendiam dan semakin penyendiri. Walau terlihat baik-baik saja dari luar, tapi setengah jiwanya menghilang dari raga. Kehilangan orang-orang terdekat dalam waktu singkat, sungguh membuat sang nona muda tak berdaya. Teman sekaligus sahabatnya dibunuh, pelayan setia yang dia bunuh, ayahnya yang masuk penjara, dan Miss J yang hilang entah kemana.
Kegiatan yang dilakukannya belakangan ini, tidak jauh beda dengan kesehariannya dulu. Berkuda, membaca, dan keluar rumah untuk bermain judi hampir setiap malam. Yang membedakan kali ini, Jisoo tidak ditemani oleh Bobby jika berada di dalam rumah, dan Dario jika berada di luar rumah.
Seperti malam ini, Luciano muda pergi keluar rumah megahnya. Walau keluarnya kini tidak sembunyi-sembunyi lagi, tetap saja dirinya menyamar sebagai pria. Dan pergi ke casino yang sama tiap malamnya. Casino, tempat Miss J bekerja sebelum wanita itu menghilang. Entah apa maksud Luciano muda ke casino itu. Bermain di meja judi sebentar, lalu bermenung sambil minum minuman beralkohol. Mendekati subuh, dia kembali ke rumahnya dengan jalan kaki. Iya, sejak Dario tiada, Jisoo pun enggan mengendarai mobilnya. Tiap malam Luciano muda berjalan kaki ke casino yang cukup jauh itu.
Di perjalanan menuju rumahnya, Jisoo merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Namun, dia tetap bersikap seperti biasa. Berjalan linglung, tapi tetap waspada. Ketika melewati persimpangan yang cukup gelap, dia bersembunyi diantara kotak-kotak besar di depan sebuah toko yang tutup. Tidak lama kemudian ada seseorang yang memakai serba hitam yang kelihatan mencari seseorang juga. Apakah itu dirinya? Namun, setelah diperhatikan sosok orang yang memakai serba hitam ini, tampak seperti orang yang sangat dikenalnya.
Jisoo mendekat secara perlahan ke arah orang yang membelakanginya itu, menepuk pelan bahu yang pernah menjadi sandarannya dulu.
Orang itu berbalik, dia terkejut melihat Jisoo yang tiba-tiba berdiri di belakangnya. "Nona mud..."
Bugh
Dengan segera Luciano muda menghempaskan badannya, memeluk sosok mungil itu erat.
Miss J yang sebelumnya terkejut, semakin terkejut ketika Jisoo memeluk dirinya. Padahal dari tadi wanita itu takut, nona mudanya ini akan menyakiti dirinya seperti yang dikatakan Topps tempo hari.
"Kau ke mana saja? Kenapa menghilang tanpa kabar?" Tanya sang nona muda, masih pada posisi yang sama.
Miss J yang mendengar suara Jisoo yang terdengar sendu, seakan tersadar yang memeluknya adalah orang yang dirindukan. Mengabaikan pertanyaan nona mudanya, Miss J membalas pelukan tak kalah erat. Tanpa sadar wanita itu berkata. "Aku merindukanmu..."
Sejenak mereka saling merasakan hangatnya dekapan masing-masing, di malam yang cukup dingin.
Kemudian Jisoo menarik diri, menangkup kedua pipi sang penari, menatap wajah wanita yang dulu menjadi pujaan hati. Dan tidak butuh waktu lama, sang nona muda segera mempertemukan bibir hati, dengan bibir sensual Miss J.
Ciuman yang awalnya lembut, lambat laun berubah menjadi lumatan penuh nafsu dan gairah. Cumbuan panas pun tak terhindarkan, yang berakhir di sebuah ranjang.
🍁🍁🍁
"Apa benar kau seorang mata-mata?" Tanya Jisoo, menatap langit-langit kamar hotel tanpa menoleh pada Miss J yang berbaring di sampingnya.
"Hmm" Balas Miss J mengangguk kepala, menatap wajah sang nona muda.
"Apa kau seorang agen pemerintah?"
"Tidak"
Luciano muda itu akhirnya menoleh pada wanita yang dari tadi menatapnya. "Lalu, kenapa bisa kau menjadi mata-mata mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Jackson & Her 'Nona Muda' (JENSOO) [END]
FanfictionBerlatar pada tahun 1935, saat pertama kali Jisoo bertemu dengan Jennie secara tak sengaja di sebuah casino. Berlanjut dengan sebuah dilema antara cinta dan keluarga. Bagaimana kisah Jisoo yang merupakan anak seorang pemimpin mafia dengan Jennie yan...