Eissa memarkirkan mobilnya di parkiran Dorm. Sebelum keluar mobil, cowok itu bersandar pada kursi mobil seraya berpikir tentang Nayla dan Melody.
Ia tak tau harus menjelaskan seperti apa nantinya ke Melody. Ucapan Mingyu di Taman itu menjadi terngiang-ngiang di kepala Eissa.
Tak mau ambil pusing, Eissa segera keluar dari mobil dan masuk kedalam Dorm.
Namun langkahnya terhenti ketika mobil lain baru saja terparkir dan keluar seseorang yang ia kenal.
"Bang Jun?"
"Habis darimana lo?" Tanya Jun. Padahal ia sendiri juga baru pulang.
"Penting banget kayaknya gue darimana." Jawab Eissa ketus.
Sejujurnya Eissa masih terbawa suasana tadi siang. Dan entah kenapa, melihat Jun yang bertanya seperti itu, emosi Eissa menjadi naik.
Eissa tak peduli lagi dengan pertanyaan Jun. Ia melangkahkan kakinya menuju lobby. Namun lagi lagi terhenti karena ucapan Jun.
"Gue suka sama Melody!"
Eissa membalikan badannya berhadapan dengan Jun. "Kenapa? Lo cemburu? Jangan egois, Sa! Pikirin juga Nayla."
Eissa berdecih. "Percuma lo suka sama Melody. Karena-"
"Karena Melody sukanya sama Wonu? Itukan maksud lo?" Ucapan Jun berhasil membuat Eissa terdiam. Bagaimana Jun tau?
Bukankah waktu dirinya berkata Melody menyukai Wonu, Jun tidak ada disana?
"Gue bakal bikin Melody suka juga sama gue! Apapun caranya." Lanjut Jun.
Mendengar itu, Eissa terkejut. "Jadi lo beneran suka sama Melody, Bang?"
Jun merasa aneh pada Eissa. Tadi Eissa berbicara dengan nada ketus tapi kenapa sekarang malah kayak orang yang tak percaya?
"Ya serius lah. Masa gue becanda."
"Oke, kalau gitu lo harus terima tantangan dari gue dulu."
Jun tertawa meremehkan. "Lo kira lo siapa? Gamau gue. Lagian aneh lo gue suka sama Melody kok lo yang ngasih gue tantangan." Tolak Jun.
Eissa mengangguk-anggukan kepalanya. "Yaudah, nanti gue bilangin aja ke Om Yuda kalau-"
"Yaudah apa tantangannya?" Potong Jun cepet.
Eissa tersenyum penuh arti. "Kita balap lari dari sini sampe masuk ke Dorm. Siapa yang duluan masuk itu pemenangnya. Kalau lo duluan yang masuk, berarti lo boleh deketin Melody. Tapi kalau gue yang duluan, jangan harap lo bisa deketin sahabat kecil gue."
Jun melebarkan pupil matanya. "Tantangan apaan itu? Gamau gue. Nyapein diri aja."
"Yaudah, kalau gitu-"
"Oke gue terima!" Jun sungguh kesal pada manusia satu ini. Dikit dikit ngancam, dikit dikit ngancam.
Keduanya tengah bersiap untuk berlari menuju Dorm mereka.
FYI, Dorm mereka itu berada di lantai 7.
Dalam hitungan ketiga, keduanya akan berlari secepat mungkin untuk masuk kedalam Dorm.
1, 2, 3
Eissa lari dengan sangat kencang. Begitupun juga dengan Jun.
Saat berada di depan lift, keduanya terus menekan tombol agar lift terbuka, namun karena lift tersebut lama untuk terbuka. Akhirnya keduanya berinisiatif untuk menaiki tangga darurat untuk sampai ke lantai 7.
Keduanya sudah merasakan sesak napas. Namun karena tak ingin kalah, mereka terus melanjutkan larinya dengan sekuat tenaga yang mereka punya.
"Tunggu, Bang! Kita...Kita istirahat...dulu bentar." Ucap Eissa yang langsung diangguki oleh Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
selesai tanpa memulai
Teen FictionSelesai tanpa memulai? Pernahkah kalian mengalaminya?