"Kak, kamu mau kuliah apa engga? Ini udah jam berapa loh!" Teriak Lidya dari luar kamar yang membuat Melody langsung membuka matanya cepat.
Melody duduk seraya mengumpulkan semua nyawanya setelah begadang semalaman.
Dirinya bisa tertidur setelah mendengarkan beberapa lagu. Sejujurnya ia masih merasa malu sama kejadian kemaren. Dan karena hal itulah dirinya tidak bisa tidur.
Melody menatap lurus kearah meja belajarnya dan melihat jam yang ada di atas sana. Matanya langsung melotot lebar ketika melihat jam yang menunjukan pukul 08:30.
"Astogeh, jam segini?"
Melody buru-buru melihat HP nya untuk mengecek jadwal kuliah hari ini. Dan benar saja, dirinya ada kelas pagi dari mulai jam 08:00 dan sekarang ia sudah telat setengah jam.
Melody langsung menelpon teman kelasnya untuk izin tidak masuk kelas pagi.
"Hallo, Sel gue izin ya gak masuk matkul pagi. Gue kesiangan soalnya."
"Kebiasaan kamu Melody! Selalu saja kesiangan! Dimana kamu sekarang?"
Melody menjauhkan HP dari telinganya. Ia melihat layar HP nya dan disana tertera nama 'Selly Anggraeni' yang artinya dirinya tidak salah menelpon.
Tapi mengapa yang menjawab telponnya bukan suara Selly?
"Melody, Saya tanya kamu dimana sekarang? Kenapa malah diam? Melody!" Ucap seseorang di sebrang telpon sana.
Melody langsung tersadar dari lamunannya. Ia juga menyadari yang mengangkat telponnya memang bukan Selly, melainkan Bu Santi dosen yang mengajar matkul kelasnya.
Buru-buru Melody mematikan telponnya. Persetan dengan alasan apa nantinya jika dirinya ditanya di kampus setelah ini.
Melody langsung bergegas mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus.
Melody turun ke lantai bawah menuju dapur yang terdapat Mamanya disana.
"Udah siap, Kak?" Tanya Lidya.
Melody terkejut dengan nada lembut Mamanya. Tadi saja Mamanya teriak seperti orang yang tersesat di hutan dan sedang meminta pertolongan. Sekarang nada bicaranya lembut, selembut perilaku Wonu. Meskipun terlihat lebih dingin.
Fyi, Lidya memang sering sekali memanggil Melody dengan sebutan 'Kak' dibanding Yuda yang sering memanggil 'Ody'. Mamanya itu memang ingin sekali Melody mempunyai Adik. Namun keinginannya itu di tolak Melody dengan tegas.
"Iya Ma. Melody berangkat ngampus dulu ya, takut kesiangan." Pamit Melody.
"Kan emang udah kesiangan."
Astaghfirullah. Ingin sekali rasanya Melody mengumpat sekasar-kasarnya. Tapi ia ingat kalau didepannya saat ini adalah orang yang sudah melahirkan dirinya ke dunia.
Tanpa menyahut lagi, Melody segara pergi dari rumah dan menuju kampus.
***
Melody turun dari mobilnya saat sudah sampai kampus. Ia berjalan menuju lapang basket outdoor yang terletak di depan kantin.
Ia duduk di tribun penonton seraya melihat cowok yang sedang memainkan bola basket.
Ya, Melody lebih memilih menghabiskan sisa waktu kelas paginya disini. Ia tak mau masuk kelas, yang ada dirinya jadi bahan ejekan teman kelasnya jika ia masuk kelas sekarang.
Matanya terus memperhatikan cowok bertubuh tinggi itu yang terus mendrible bola basketnya lalu memasukannya kedalam ring basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
selesai tanpa memulai
Teen FictionSelesai tanpa memulai? Pernahkah kalian mengalaminya?