19. Hujan

442 32 1
                                    

Hari ini tidak seperti hari biasanya. Cuaca hari ini sangat mendung. Awan awan kelabu terbentang di langit yang begitu luas. Kilat dan guntur terdengar begitu kencang. Hingga akhirnya, rintik rintik gerimis pun turun. Yang tadinya hanya rintik gerimis, kini menjadi hujan yang begitu deras.

Sangking derasnya hujan yang turun, sampai membuat jalanan di sebuah komplek perumahan TREJO itu terendam air. Semakin deras hujan turun, semakin tinggi pula airnya.

Di dalam rumah besar keluarga Yoon, ada tiga manusia yang sedang menonton TV di ruang keluarga sambil di temani dengan secangkir cokelat panas. Dengan tubuh yang di selimuti dengan selimut berbulu agar tetap hangat ketika kulit mereka terkena hawa dingin yang di sebabkan oleh hujan tersebut.

"Brrrr. Dingin banget" ucap Asahi yang merasa kedinginan. Walaupun tubuhnya sudah di selimut dengan jaket tebal dan selimut, tetap saja ia masih merasa kedinginan.

"Sini sini aku peluk, biar ga kedinginan" Jaehyuk yang berada tepat di samping Asahi langsung saja memeluk sang istri yang tadi mengeluh kedinginan.

"Udah anget belum?"

"Belum"

"Ya udah nih, pelukannya ku eratin" Jaehyuk pun mengeratkan pelukannya kepada Asahi.

"Udah anget?"

Asahi menggeleng "belum"

"Hmm, ku cium aja sini pipinya" Jaehyuk pun langsung saja mencium pipi chubby sang istri.

Cup

"Nih udah ku cium. Gi mana? Masih dingin, hm?" Asahi yang berada di pelukannya pun mengangguk.

"Ya terus aku harus gi mana lagi biar kamu hangat?"

"Ngga tau"

"Ish, ya udah lah aku ga mau peluk kamu lagi"

"E eh, jangan dongg~ tetep kaya gini aja"

"Katanya tadi masih kedinginan"

"Haha bercanda doaangg sayang"

"Yeuu dasar. Nih ku tambahi selimut biar ga kerasa dingin lagi"

Mereka pun menonton TV bersama dengan selimut yang menyelimuti tubuh mereka berdua. Jaehyuk yang senantiasa memeluk Asahi agar tetap hangat, dan Asahi yang menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Jaehyuk nyaman.

Saat dua sejoli itu asik dengan dunianya sendiri, berbeda lagi dengan satu makhluk gembul yang sedari tadi berdiri mengintip sesuatu di luar sana lewat jendela besar rumahnya.

Berdiri di balik jendela dan membuka sedikit gorden yang menutupi jendela tersebut. Diam berdiri mengintip sesuatu di luar sana. Ya, itu Jeongwoo, yang sedari tadi berdiri di balik jendela.

'wuhiii'

'waaa celu banget'

'ayo kejal luto uwon~'

'oke! Haha uwon datang lutoo~'

'aaaaa laliiii'

'hahahahahaha'

Ternyata ia sedang mengintip kedua temannya yang sedang bermain hujan di luar sana. Jeongwoo pun tertarik dan ingin bergabung dengan kedua temannya itu.

Tapi.... Bagaimana caranya agar ia bisa sampai ke depan pintu keluar rumahnya, tanpa di ketahui oleh kedua orang tuanya yang sedang asik bermesraan itu.

'ih Jeje juga mau main ujan cama luto cama uwon'

'tapi... gi mana cala na Jeje bica kelual? Kalo Jeje nomong cama ayah bunda, nanti Jeje nda di bolehin main ujan, hmm'

BUNDA ASA || [ jaesahi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang