25. bunda lagi sensi

460 43 2
                                    

Pagi hari di rumah keluarga Kim. Bocah laki-laki berusia 4 tahun baru saja bangun dari tidur nyenyak nya. Haruto terduduk sejenak sembari mengumpulkan nyawanya yang masih berkeliaran kemana-mana.

Ia kemudian turun dari tempat tidurnya dan keluar untuk mencari keberadaan sang mama. Dengan rambutnya yang mengembang berantakan dan matanya yang masih sedikit mengantuk juga air liur yang mengering di ujung bibirnya.

Haruto berjalan keluar sambil mengucak mata bulatnya. Tujuan utamanya adalah mencari sang mama. Ia pun masuk kedalam kamar yang berada di seberang kamarnya untuk menghampiri sang mama.

Tetapi saat ia masuk, yang ia lihat hanyalah papa nya yang sedang tertidur dengan mulutnya yang terbuka dan suara dengkuran yang sangat keras dan berisik.

Tidak menemukan sang mama di kamarnya, Haruto pun turun kebawah dan mencari Mashiho di sana. Dari ruang keluarga, dapur, dan taman belakang, semua sudah ia datangi tetapi ia tak kunjung menemukan sang mama berada.

Haruto sekarang berada di ruang tengah sendirian. Dengan bibir yang melengkung dan matanya yang mulai berkaca-kaca, ia pun menangis di sana.

"Hiks mamaa"

"Mama cio di manaa"

"Mamaaaa"

Mashiho yang baru saja datang dari arah depan melihat anaknya menangis sendirian di ruang tengah. Ia pun sedikit mempercepat langkahnya dan segera menghampiri sang anak yang sedang menangis di sana.

"Hei" panggilnya. Mashiho memeluk Haruto yang sedang menangis tersebut.

"Kenapa nangis heum? Mimpinya jelek ya?"

"Hiks, endaaa. Luto cali-cali mama tapi mama nda adaa"

"Gituu, mama loh di depan tadi lagi olahraga. Biar mama sama dedek nya ruto sehat. Kenapa ruto ga nyari ke sana?"

"Luto takuut, hiks. Di cana gelap, nanti ada hantuu"

"Ya ampun, mana ada hantu. Nanti hantunya mama marahin kalo berani ganggu ruto"

"Daahh, cup. Jangan nangis lagi, nanti mukanya ga ganteng lagi loh" ucap Mashiho sambil mengusap pipi tembam anaknya yang basah karena air mata. Dan Haruto pun berhenti menangis meski masih sesenggukan.

"Cup, dah ya nangisnya. Sekarang ruto mau apa?"

"Mau mamam, luto lapal"

"Ruto mau mam apa?"

"Loti kejuu ya mama"

"Oke, tunggu sini. Mama buatin" saat ingin pergi untuk membuatkan sarapan yang anaknya minta, ujung bajunya di tarik oleh sang anak.

"Luto ikut! Nanti mama cio ilang lagi, telusc luto cendilian di cini"

"Kan ada papa kyu?"

"Nda mau, papa kyu bobo telusc tayak koala. Jadinya luto nda ada yang ajak main di lumah"

"Haha, ya udah ayoo"

Ibu dan anak itu pun langsung menuju ke dapur untuk membuat sarapan pagi. Pagi hari di rumah keluarga Kim sangat tentram dan damai karena sang pengganggu yang tak lain adalah Junkyu masih tertidur pulas di kamarnya.

—⁠☆—

Berbeda lagi di rumah sebelah yang sangat berisik. Yak, rumah keluarga Yoon. Masi pagi-pagi sekali rumah itu sudah berisik.

Seorang balita berlarian kesan kemari tanpa menggunakan pakaian atas dan hanya menggunakan celana dalam bergambar tayo dengan pria dewasa yang mengejarnya dari belakang sambil menenteng sehelai baju dan wajahnya yang di penuhi oleh bedak bayi.

BUNDA ASA || [ jaesahi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang