Ada yang bikin Langit ketar-ketir dari pagi karena, malam ini acara lomba fashion show-nya akan dimulai. Beruntung sang Ibunda jago make up, jadi Langit tidak harus repot-repot mencari MUA. Plus baju adat yang hendak ia pakai pun sudah tersetrika dengan rapi di almari pakaian. Semuanya beres, tinggal cus saja.
Langit pikir Awan yang akan menjemputnya nanti namun di pukul tujuh malam tepat itu justru sosok Junire lah yang dia temui sudah nangkring dengan ganteng di halaman rumah sambil senderan ke kap hrv putihnya.
"Awan gak bisa nyetir mobil jadi gue aja yang jemput lo, gapapa kan?" sapa Junire.
"O-oh... iya, gapapa kok... makasih udah dijemput..." balas Langit kikuk.
Setelah itu keduanya salim sama orang tua Langit kemudian berangkat. Aslinya dalam hati Langit tak henti mendumel ke Awan sebab kok ya ndak bilang-bilang ngono kalo si Juni yang mau jemput kan mentalnya Langit belum siap. Sudahlah nervous mikirin mau nampil nanti tambah lagi sekarang dia harus berduaan aja sama mas crush. Rasanya seperti kena double attack.
Mungkin Junire menyadari kalau Langit terlihat lebih pendiam dari biasanya. Dia memang segugup itu, apalagi sesampainya mereka di pekarangan gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa), sudah ada banyak peserta dan pengunjung yang berseliweran di sana. Membuat Langit kian nervous.
"Edan kok orang-orang pada cakeb cakeb banget ya," gumam Langit insecure.
Sebab itu sebelum turun dari mobil, Junire ngomong, "Santai aja, Git. Menurut gue yang lainnya b aja kok. Lo yang paling cantik."
"M-makasih..."
"Senyum coba."
Patuh, Langit melengkungkan bibirnya, seketika Junire langsung bereaksi heboh, "Wah tuh kan tuh kaan gila sih gilaa bersinar banget buset. Malaikat bukan nihh??"
"Udah ah, Junii, malu..."
Lagi asik uwu-uwuan di dalam mobil tiba-tiba ada yang ngetuk kaca mobil Junire. Itu Adisha, dia ngasih isyarat tangan buat minta mereka bergabung ke rombongan semester satu.
Temanya adalah pakaian adat. Ellie dan Nickolas memakai payas agung dari Bali. Sementara Awan dan Langit memakai amarasi dari Nusa Tenggara Timur.
"Nicko, Ellie, Awan, Langit, stand by ya. Kita masuknya lima pasang-lima pasang," jelas seorang panitia.
Yang namanya disebut langsung mengangguk paham. Menurut urutan acak yang diambil oleh Wulan sebagai perwakilan angkatan, Awan dan Langit kebagian tampil di urutan ketiga sedang Nickolas dan Ellie di urutan keenam. Alias, gws buat model amatiran ini yang bisa-bisanya maju duluan.
"Perut gue tiba-tiba mules," keluh Langit. Posisinya sudah antri di backstage bareng Awan, bersiap mau naik panggung.
Sontak Awan melirik partner-nya itu untuk memastikan, "Mules beneran apa cuma kiasan?"
"Kiasan, tapi gak tau kalau ntar jadi beneran..."
Jujur, Awan juga nervous, tapi karena sudah sejauh ini tidak mungkin mereka mundur kan? Terlebih mengingat baik Awan maupun Langit yang sangat rajin latihan beberapa minggu sebelumnya juga rutin menonton runway model dari youtube. Awan pikir, persiapan mereka boleh dikatakan cukup maksimal untuk perform hari ini.
Jadi pemuda itu mengepalkan tangannya ke arah Langit, mengajak fist bump, "For us, Cloud and Sky, we can do this. Semangat."
Langit sempat tertegun sampai kemudian dia tersenyum lalu menyambut salam tinju dari Awan, "Semangat, Cloud and Sky!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Cloud & Sky
FanfictionKepada Awan Xabiru tertanda Langit Nirmala. Ada pesan tersirat dalam ceruk bumantara. written on: Nov 7, 2022 - Feb 7, 2023. ©RoxyRough