Chapter 13

1.5K 51 4
                                    

Vote and comment,k?

Setelah Louis kembali ke apartemennya sendiri beberapa saat yg lalu, Harry bersiap-siap untuk pergi. Berkencan dengan Taylor? Kupikir tidak. Karena ada perempuan lain yang lebih ia khawatirkan dibanding Taylor yang ia tinggalkan sendiri di apartemennya kemarin malam. Dan kurasa aku tidak perlu memberi tahu lagi siapa perempuan yang kumaksud.

Harry segera mengunci apartemennya lalu melangkah menuju lobby. Harry sebenarnya juga tidak tahu kemana harus mencari Ally, namun setidaknya ia mempunyai niat untuk menemukan perempuan itu. Ally tidak pulang ke apartemen Harry semalam dan itu membuat Harry merasa cemas, tetapi Harry menyangkal perasaannya itu. Ia hanya ingin menemukan Ally karena perjanjiannya dengan Ally belum selesai.

Sekitar 20 menit sudah Harry menyusuri setiap jalan kecil dan kedai di sekitar apartemen miliknya. Ia menyipitkan matanya ketika melihat seseorang yang tidak asing lagi. Ally.

Ya, perempuan itu kini berdiri di hadapannya dan tengah menatap ke arahnya.

"Hei, apa kau mencemaskanku?", canda Ally seraya menghampiri Harry.

"Jangan harap", balas Harry datar. "Aku hanya keluar untuk mencari tempat sarapan. Lagipula aku tidak perlu mencarimu karena aku yakin kau pasti akan kembali dengan sendirinya", lanjut Harry.

Ally mendekati Harry dan menggamit sebelah lengan Harry.

"Baiklah. Urusan kita memang belum selesai, Tuan Harry Yang Terhormat"

Mereka berduapun kemudian sampai di sebuah restoran sederhana yang ada di dekat pertigaan tidak jauh dari apartemen Harry.

"Kau tahu, ini merupakan restoran yang cukup mewah hanya untuk sarapan" kata Ally membuka percakapan di antara mereka sambil menunggu makanan yang mereka pesan.

Harry yang duduk di hadapan Ally mengalihkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Ah, biasa saja, seperti kau tidak pernah makan di restoran mewah saja" jawab Harry santai.

Wajah Ally kemudian berubah murung, "Ya, karena aku bukanlah seorang yang memiliki banyak uang sepertimu"

"Hei, hei, kau terlalu memasukkannya ke dalam hati. Aku hanya bercanda"

"I know"

Makanan yang mereka pesan kini telah terhidang di atas meja. Ally tanpa diperintah lantas mendekatkan piring berisi pasta bologna di dekatnya dan langsung mencomotnya dengan garpu. Sementara Harry yang melihat tingkah Ally hanya bisa tersenyum tipis.

"Dasar gadis polos", gumamnya.

"Kau mengatakan sesuatu?", tanya Ally dan menghentikan sejenak kegiatan makannya.

"Tidak"

Setelah menyelesaikan sarapan yang mereka pesan, Harry dan Ally keluar bersama dari restoran italia yang cukup ramai dikunjungi kaum berjas itu untuk kembali menuju apartement Harry.

Namun, tanpa keduanya sadari, seseorang menangkap basah kebersamaan keduanya.

***

"Ck, bagaimana bisa dia terlambat?" gerutu seseorang yang sejak tadi berdecak kesal tiap kali nada sambungan panggilan terputus melalui ponselnya.

"Sudahlah, Lou, mungkin dia memiliki urusan mendadak lain", Liam berusaha menenangkan rekan satu bandnya tersebut.

"Lalu, mengapa Niall juga belum ada?" Louis kembali bersuara setelah menyadari bahwa Niall juga belum berada di ruangan tersebut.

"Oh, Niall sebenarnya sudah menuju kemari, namun aku menyuruhnya untuk mampir membeli makanan", terang Zayn.

Tak lama kemudian, seseorang dengan rambut ikal sebahu yang sudah ditunggu kedatangannya sejak tadi muncul dari balik pintu.

"Sorry, I'm late", katanya datar. Tidak ada nada penyesalan di dalamnya.

"Well, Mr. Always Late finally here", sahut Louis sinis.

Harry mengacuhkan perkataan sahabatnya itu untuk langsung duduk di sebuah sofa panjang yang mana sudah terdapat Zayn dan Liam dengan masing-masing sebuah kertas di tangan keduanya.

Berselang beberapa menit, Niall menyeruak masuk sehingga membuat kaget keempat pemuda lainnya yang sudah lebih dulu datang.

"Niall's coming with foods!", seru Niall dengan mengacungkan sebuah kantong plastik di tangan kanannya.

"Mengapa lama sekali?", lagi-lagi Louis terlihat kesal. Ia benar-benar tidak suka keterlambatan. Mana lagi mereka berkumpul dengan tujuan untuk membahas album terbaru mereka. Louis mungkin memang jahil, namun untuk masalah pekerjaan dan kehidupan pribadi, ia akan menjadi seseorang yang serius.

"Maafkan aku, Lou", Niall menyesal dan membuat senyum dibibirnya yang tadi terlihat kini berubah menjadi sebuah lengkungan pelangi.

"Ah, sudahlah. Lebih baik kita mulai saja" kata Louis acuh.

"Hey, Harry, aku pikir kau belum sampai", tiba-tiba Niall berseru, mengundang tatapan bingung keempat temannya yang lain, termasuk Harry.

"Mengapa bisa begitu?", tanya Harry mewakili pertanyaan serupa yang ingin dilontarkan ketiga orang lainnya.

"Tadi ketika aku membeli makanan, aku melihatmu berjalan bersama Taylor"

"Taylor?", Harry malah semakin bingung.

"Iya. Bukankah perempuan blonde yang berjalan denganmu keluar dari restoran italia adalah Taylor? Namun, aku heran mengapa ia terlihat lebih pendek dibanding terakhir kali aku bertemu dengannya", Niall mulai menerangkan panjang lebar.

"Ah, kau hanya salah mengenali orang", Harry kemudian kembali memandang kertas di tangannya yang berisi daftar lagu yang akan dimasukkan ke dalam album baru One Direction.

"Ya ampun! Aku baru ingat. Apakah perempuan itu Ally?", Niall masih saja melanjutkan pembahasannya. Sementara Louis menatap fokus ke arah Harry yang terlihat menegang tepat setelah Niall menyebut nama Ally.

"Sudahlah. Sudah kukatakan kau pasti salah orang", Harry menanggapi tanpa menatap lawan bicaranya melainkan malah sibuk memperhatikan kertas ditangannya dan menandai sebuah bagian dengan pulpen ditangan yang lain.

Louis semakin curiga kepada Harry. Mendengar nama Ally, Louis merasa sedikit terganggu.

"Ally. Perempuan itu lagi. Ada apa sebenarnya antara kau dan perempuan itu, Harry?", Louis berkata pada dirinya sendiri.

Memikirkan Harry dengan perempuan bernama Ally itu bahkan berhasil membuat Louis mengenyampingkan tujuan utama mereka berkumpul di basecamp sementara mereka ini. Sahabatnya jauh lebih penting dari pekerjaan baginya.

***

"Bisakah kau cari tahu tentang perempuan bernama Ally untukku?"

"Ya, aku butuh data selengkap mungkin. Secepatnya."

Sambungan telepon kemudian diputus begitu saja.

A/N: WOHOOOOO CHAPTER 13 FINALLY UPDATED!! I KNOW IT'S CHEESSY AND GETTING MORE ABSURD, BUT I THINK I HAVE TO FINISHED THIS STORY SOON.

My Lovely BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang