Louis' POV
Aku masih berkutat dengan pikiranku yang saat ini sedang dipenuhi oleh Harry dan gadis itu--Ally. Tidak habis pikir bagaimana bisa Harry berkencan dengan gadis semacam Ally yang tidak ada apa-apanya dibanding mantan-mantan Harry sebelumnya.
Aku masih harus mencari tahu siapa Ally sebenarnya. Apakah aku harus menanyakannya secara langsung kepada Harry? Ya. Mungkin aku akan langsung menanyakannya pada Harry siapa sebenarnya gadis itu.
Aku bersumpah siapapun dia aku akan menjauhkannya dari Harry. Apapun caranya. Ia sama sekali tidak pantas bersanding dengan Harry. Tidak sama sekali.
"Hey, babe" suara Eleanor memecahkan pikiranku.
"Kau terlihat sedang berpikir keras. Apa kau ada masalah?" tanyanya lagi.
Ya. Ele. Ada.
"Mmm...no" dustaku.
"Apa kau yakin?" tanyanya penuh selidik.
"Sure" ujarku mantap agar terlihat meyakinkan.
Aku tidak mungkin menceritakan tentang Harry yang sedang dekat dengan Ally dan aku berusaha untuk memisahkannya. Bodoh saja.
Ele juga sahabat Harry. Bahkan ia lebih dulu mengenal Harry dibanding aku. Jika ia tau aku berusaha menjauhkan sahabatnya dari seorang gadis, Ele pasti akan membunuhku.
Tapi aku juga tidak ingin Harry jatuh ke pelukan gadis yang entah darimana Harry mengenalnya tersebut.
***
Ally's POV
Aku mengerang pelan sambil merenggangkan tubuhku setelah bangun dari istirahatku atas 'kegiatan' yang aku dan Harry lakukan semalam.
"Kau sudah bangun rupanya"
Aku mendudukkan diriku di pinggir tempat tidur dan mencoba memfokuskan penglihatanku.
Harry.
"Ah ya" kataku dengan suara khas bangun tidur.
Ia sudah terlihat rapih. Sepertinya ia baru saja keluar dari kamar mandi karena ia berdiri hanya beberapa langkah saja dari pintunya.
"Kau rapih sekali. Ada janji dengan seseorang?" tanyaku
Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Nope."
"Lalu mengapa kau rapih sekali?"
Well sebenarnya bukan rapih yang maksudnya formal dengan kemeja dan jas seperti beberapa waktu lalu saat ia mengajakku makan malam bersama teman-temannya.
Ini lebih seperti ia akan hang out. Kurasa begitu. Karena Harry hanya mengenakan t-shirt abu-abu dengan jeans sebagai bawahannya.
"Aku ada urusan di luar hari ini. Mungkin aku baru akan pulang sore nanti" tuturnya.
"Kau bisa melakukan apa saja sesukamu dan jika kau bosan kau bisa pergi berbelanja" katanya lagi seraya menyodorkan sebuah benda tipis ke hadapanku. Credit card.
Ck. Bukankah aku sudah bilang kepadanya bahwa aku tidak suka berbelanja?
"Aku tidak tertarik. Lebih baik aku mengurung diri di sini" kataku datar.
"Terserah kau saja kalau begitu"
Harry berjalan menuju pintu dan ketika hendak memutar kenopnya, ia memutar langkahnya.
"Ah ya. Aku lupa sesuatu" ia berjalan menuju meja kecil di sisi tempat tidur lalu meraih handphonenya yang tertinggal dan mengecup pipiku cepat ketika melewatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bitch
FanfictionAlly hanyalah seorang perempuan bayaran yang bekerja untuk "melayani" para lelaki hidung belang. She is a whore. But everything changed when a superstar came into her life atau lebih tepatnya ia yang hadir ke dalam hidup pria ini. Well you can't cal...