Chapter 6

3.4K 72 0
                                    

Ally's POV

Kami telah tiba di depan sebuah restoran bergaya eropa klasik nan mewah setelah turun dari limosin yang kami--Harry sewa mungkin. Aku memperhatikan desain dan bentuk bagian luar restoran ini. Terdapat dua pilar di kedua sisi bangunan ini dan warna bangunan yang cokelat keemasan membuatku berhenti sejenak untuk menikmatinya. Aku membayangkan bagaimana perwujudan interior dari bangunan ini ah ya, dan tentu saja menu yang disediakan serta harga yang harus aku bayar jika makan di sini pasti lebih mahal dari biaya flatku selama sebulan.

"Hey! Apa kau hanya akan berdiri di sana?" sebuah suara berat menghamburkan pemikiranku.

Harry. Ia berdiri beberapa anak tangga dariku. Ya, untuk masuk ke restoran ini harus dengan melalui anak tangga lebih dulu.

Aku berjalan menghampirinya dan sekarang aku telah berdiri tepat di samping Harry. Aku hanya setinggi telinga Harry padahal aku telah mengenakan high heels membuatku sangat tidak percaya diri bersanding dengannya yang memiliki postur tubuh yang bisa dikatakan perfect.

Kami berjalan beriringan. Tepat ketika kami memasuki restoran tersebut aku sedikit terkejut karena ia menautkan jari-jari tangan kanannya pada telapak tangan kiriku.

Oh god! What's wrong with me! Kenapa ada sesuatu yang rasanya memaksa untuk keluar dari balik dadaku. What the hell is it?

                      *****

Harry's POV

Sesampainya kami di restauran ini aku langsung mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan untuk mencari keberadaan Louis dan yang lainnya.

Ah! I found it. Aku melambaikan tangan ke arahnya dan tanpa membuang waktu aku bergegas berjalan ke arah meja yang dimana sudah terdapat Zayn, Louis, Liam, Eleanor, Perrie, dan Sophia duduk menghadap meja bundar yang berukuran sedikit lebih besar daripada meja lain di sekitarnya itu.

"Hi guys!" sapaku sambil melemparkan senyum kepada mereka. Tanpa di beri aba-aba, aku menarik sebuah kursi yang masih kosong di sebelah Eleanor dan mempersilahkan Ally untuk duduk di atasnya, sementara aku mengambil posisi duduk disebelah Ally, dengan Liam yang berdampingan denganku.

Sekarang semua mata yang ada di meja ini terfokus ke arahku dan well Ally tentunya.

"Ah guys this is Ally. Ally this is Ele, Perrie, Zayn, Louis, Sophia, and Liam" aku memperkenalkan mereka satu persatu kepada Ally dengan penuh antusias.

"Wait where's Niall?" aku baru menyadari bahwa Niall tidak berada di meja bersama dengan kami.

"Mmm Niall is....."

"Yo guys! So sorry i'm late" ucapan Zayn terhenti oleh suara orang yang sedang kami bicarakan

Dalam sekejap Niall telah merapikan duduknya di sebelah Louis yang tepat berada di depanku

"Well who's this blondie?"

"It's Ally"

"Where did you meet her man? Oh really? Another blonde?"

"Whooaaa easy man! She's my friend"

Sial! Aku merutuki Niall dalam hati. Ia selalu saja seperti ini, suka berbicara seenaknya tanpa bisa mengontrol kata-kata yang keluar dari mulut besarnya itu. Itulah sebabnya aku tidak bisa mempercayakan rahasiaku padanya. Apa yang akan dipikirkan oleh Ally? Aku tidak mungkin mengatakan "Guys ini wanita yang aku bayar untuk menemaniku di flat". Ia pasti akan merasa terhina dan aku tidak mau--hell no! Sejak kapan aku mau memikirkan perasaan wanita. I mean pasti teman-temanku juga akan berpikir yang macam-macam atau bahkan bisa mengadukannya kepada management. Gosh!

Ally's POV

"Well who's this blondie?" tanya lelaki pirang yang baru saja datang bergabung bersama kami

"It's Ally"

"Where did you meet her man? Oh really? Another blonde?" tanyanya lagi. Oh wait! Did he say 'another blonde'? What's that mean? Jadi Harry--Oh ayolah Al! Apa yang kau harapkan? Lelaki seperti Harry pasti tidak hanya memiliki satu gadis saja.

"Whooaaa easy man! She's my friend" jawab Harry dengan cepat.

Just friend. That's it. Seharusnya kau katakan saja bahwa aku ini wanita jalang yang menyelinap masuk ke dalam mobilmu, Styles.

                     *****

Louis' POV

Siapa sebenarnya wanita yang bersamanya tadi? Kini ribuan tanda tanya dengan maksud yang sama tengah menggenangi otakku. Semuanya mengarah pada Harry Bukankah Harry bersama Taylor? Ah ya! Dan Kendall. Mengapa sekarang dia menggaet perempuan lain? Ditambah lagi aku tidak suka dengannya sejak pertama ia masuk ke restoran itu.

Aku harus mencari tahu. Segera.

                        *****

Author's POV

Setelah sampai di hotel Harry dan Ally langsung memasuki lift yang akan membawa mereka menuju lantai 3 apartment ini.

Ally terlihat memancarkan wajah sumringahnya ketika mereka sedang berada di dalam lift tersebut. Harry yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Ally kini bertanya-tanya

"Hey! Is there something wrong?"

"No. No at all"

"Oh c'mon! You dont want to tell me?" Harry bertambah penasaran

Tinggg.....

Pintu lift terbuka menandakan bahwa mereka telah sampai di lantai 3 dimana flat Harry berada.

"Oh you wish Mr. Styles" Ally melenggang pergi begitu saja dari lift. Sementara Harry yang masih berada di dalam lift dengan kedua tangan yang ia letakkan di dalam saku celana memutar kedua bola matanya sambil tersenyum cheeky berlari menghampiri Ally yang sudah berada beberapa meter darinya kemudian mengangkat Ally dengan bridal style.

Ally yang tengah terkejut pun memukul pelan dada Harry.

"Oh my God! What the hell are you doing?!" Ally berteriak spontan

"Let's see you're gonna tell me or nay" Harry tetap tersenyum sambil menggendong Ally menuju flatnya yang berada di ujung lorong.

Sooooo sorry for the veryyyy late update. I've just passed my exams tho

Vomment(s) for next?

-Harry's<3

My Lovely BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang