Setelah melalui diskusi yang cukup serius ditambah dengan perdebatan kecil antara Niall dan Louis mengenai lagu mana saja yang akan mereka masukkan ke dalam album terbaru mereka tahun ini, akhirnya mereka mendapatkan kesepakatan yang terbaik.
Kali ini masing-masing dari mereka tengah menekuni kesibukan masing-masing setelah rapat internal yang cukup menguras pikiran dan isi perut, begitu menurut Niall.
Mereka semua berada di ruang santai di basecamp sementara mereka di New York ini. Mulai dari Niall yang sibuk bermain PS4 bersama Zayn, Liam yang terlihat intens dengan ponselnya, hingga Louis dan Harry yang hanya duduk di sofa bersama dengan rekan-rekannya yang lain tanpa melakukan apapun. Hanya duduk diam. Entah memang sedang memperhatikan Niall dan Zayn yang begitu asyik bermain atau hanya menjadikannya sebagai pengalih pikiran yang dimiliki oleh keduanya.
Louis yang tengah sibuk dengan isi kepalanya pun mendongak ketika Harry mengangkat bokongnya dari sofa dan melangkah menuju pintu. Sementara ketiga kawannya yang lain tetap saja berfokus pada hal yang mereka lakukan sebelumnya.
Beberapa detik setelah Harry berhasil hilang di balik pintu, Louis memutuskan untuk ikut berdiri dan hendak menyusul Harry.
"Guys, aku akan keluar sebentar" pamit Louis yang berhasil mendapatkan perhatian ketiga temannya itu.
Liam melirik ke sisi sofa yang telah kosong di seberangnya. "Apa kau akan pergi bersama Harry?" tanyanya setelah menyadari bahwa Harry tidak lagi berada di tempat.
"Ah, ya, aku pikir aku dan Harry butuh sedikit minuman," balas Louis beralasan. Padahal ia sendiri tidak tahu kemana ia akan mengikuti Harry.
"Well, kusarankan kalian jangan minum terlalu banyak" pesan Liam yang diikuti anggukan singkat dari Louis.
"Hey, Lou. Bisakah aku menitip keripik kentang dan bir untuk nanti?" seru Niall
"Yeah, mungkin aku bisa mampir ke supermarket ketika pulang nanti" balas Louis sedikit tidak sabaran karena ia berpikir Harry akan berjalan jauh dan ia akan sulit mengikutinya.
Begitu selesai dengan ketiga temannya Louis segera melesat keluar dan samar-samar ia mendengar teriakan Zayn untuknya agar berhati-hati di jalan.
Melangkah keluar dari ruangan, Louis sedikit terkejut bercampur lega karena Harry ternyata masih berada di lantai yang sama dengannya. Hanya saja Harry berada di depan lift dengan berbicara melalui telepon sementara tangannya yang lain tengah menekan tombol lift. Louis kemudian menyusul Harry masuk ke dalam lift begitu pintunya terbuka.
"...oke, baiklah." sejurus kemudian Harry memutuskan sambungan teleponnya. Harry mengernyit heran begitu melihat Louis melangkah masuk ke lift.
"Siapa itu tadi?" sergah Louis begitu masuk ke dalam lift dan berdiri di samping Harry.
"It was Gemma." balas Harry singkat dan datar. "Memang kau pikir siapa?"
"Aku pikir itu Ally, bodoh." jawab Louis dalam hati
"Ya siapa tau saja itu salah satu kekasihmu. Taylor atau Kendall mungkin?"
Harry tergelak ironi mendengar perkataan Louis.
"Kau pikir mereka akan membutuhkanku jika bukan hanya untuk memuaskan mereka?"
"Setidaknya mereka tidak membutuhkanmu demi uang"
Harry kembali mengernyit mendengar perkataan Louis yang terdengar seperti sindiran karena ada nada kesinisan di dalamnya. "Apa maksudmu?"
"Kita perlu bicara Harry." ujar Louis serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bitch
FanfictionAlly hanyalah seorang perempuan bayaran yang bekerja untuk "melayani" para lelaki hidung belang. She is a whore. But everything changed when a superstar came into her life atau lebih tepatnya ia yang hadir ke dalam hidup pria ini. Well you can't cal...