Setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, Louis segera menuju ke flat Harry menggunakan lift. Tanpa ia sadari, ia berpapasan dengan Ally ketika ia keluar dari lift.
Ia sama sekali tidak menyadari kehadiran Ally karena ia sibuk saling berkiriman pesan singkat dengan kekasihnya, Eleanor.
Sesampainya ia di depan pintu flat Harry, Louis mengetuknya. Tak butuh waktu lama bagi Louis untuk menunggu karena seseorang dengan rambut ikalnya muncul di pintu tersebut.
"Come in, Lou" ajak Harry.
Louis mengedarkan pandangannya ke sekeliling flat milik Harry, entah apa yang sedang ia cari. Menyadari hal itu, Harry kemudian angkat bicara.
"Ada sesuatu yang kau cari di flatku, sehingga kau rela datang selarut ini?"
"Ck, bukankah sudah kukatakan aku mencarimu dan memastikan kau ada di flatmu. Bukan berada di bar bersama perempuan-perempuan murahan yang menjijikan" tutur Louis.
"Well, here I am" kata Harry tidak semangat. Pikirannya melayang entah kemana. Wajah seorang perempuan pirang kini tengah membayang di kepala Harry. Bukan Taylor, melainkan Ally. Harry sendiri bahkan tidak tahu mengapa rasa khawatir itu menguak begitu saja jika Ally sedang tidak bersamanya. Jika Ally sedang sendiri di luar sana, di kejamnya malam New York City yang begitu terkenal.
"Bro, do you hear me?" suara Louis sedetik kemudian melunturkan wajah Ally dari kepala Harry.
"Eh...uh. Ya, I hear you" kata Harry terkesiap.
"Please, Haz. Kau tidak bisa seperti ini terus. Apa kau tidak pernah ingin serius menjalani sebuah hubungan?"
Oh. Aku tahu benar semuanya akan bermuara dimana. Harry berkata dalam hati.
"Maksudmu?" Harry mengerti benar maksud Louis, namun ia memilih untuk tidak tertarik dengan topik pembicaraan ini.
"Ck, kau selalu mendekati banyak wanita dan selalu dikelilingi oleh mereka. Tapi apakah tidak pernah terlintas dipikiranmu untuk menjalani hubungan yang sewajarnya dengan salah satu dari mereka. Maksudku, kau harus belajar menhargai cinta, wanita. Bukan hanya memanfaatkan mereka untuk sebuah one night stand."
Sungguh aku jengah dengan pembicaraan ini. Lagi-lagi masih dengan bibir terkatup Harry berkata.
Harry tergelak dalam hati. Tahu apa Louis tentang wanita dan cinta? Oh, ini pasti karena ia sudah terperangkap dalam sebuah pusaran yang membuatnya tidak bisa melihat wanita lain selain Eleanor. Hah, Louis benar-benar sudah melupakan cara bersenang-senang rupanya.
"Kau mengguruiku sekarang? Aku sangat tersanjung bagaimana Ele bisa merubahmu"
Melalui matanya Harry melihat Louis mencoba untuk menahan sesuatu dengan menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali.
"Look, kau sudah 21 tahun, Harry. Kau tidak bisa selamanya menjadikan wanita sebagai mainanmu, ada saat dimana kau harus memperlakukan mereka seperti halnya ibumu atau kakak perempuanmu" Louis kembali berceloteh.
"Ya, ya, ya, apapun katamu" Harry memutar matanya.
"Well, Harry kau harus mencari seseorang yang benar-benar cocok untukmu, untuk karir dan kehidupanmu"
"Aku bukannya mencoba mengajarimu atau apa tapi aku menyarankanmu untuk mencari perempuan yang tidak akan merusak citramu di publik. Aku tidak memaksamu untuk bersama Taylor, namun perempuan seperti Taylor adalah perempuan yang menguntungkan bagi karirmu, dan banyak orang mengharapkan lebih terhadap hubunganmu dengan Taylor" kata Louis panjang lebar.
Harry mencerna kata-kata Louis kali ini.
Tunggu.
Cinta apa yang ia maksudkan?
"Apa maksudmu dengan perempuan seperti Taylor?" tanya Harry bingung. Kali ini Harry benar-benar tidak mengerti maksud Louis.
"Ya, sebagai sahabatmu, sahabat yang baik, aku ingin kau mendapatkan perempuan yang sepadan denganmu, dengan hidupmu. Karena menurutku, perempuan yang seperti itu tidak akan mencintai kekayaanmu, sementara perempuan-perempuan di luar sana aku yakin hanya mencintai apa yang kau miliki--uang, popularitas dan itu cinta adalah yang tidak tulus. Bahkan itu tidak bisa dikatakan cinta."
Harry terhenyak mendengar perkataan Louis.
Apa benar perempuan-perempuan di luar sana yang mengaku bahwa mereka mencintaiku seperti itu? Lalu bagaimana dengan perempuan seperti Ally? Ah, lagi-lagi nama itu muncul di permukaan otak Harry.
"Hoammm.....sepertinya aku akan tidur di sini malam ini" Louis menguap sambil merentangkan kedua tangannya ke atas.
"Sure." balas Harry singkat.
Namun apa yang memenuhi kepala Harry kini tidak sesingkat itu. Lagi-lagi ini semua mengenai Ally. Ally, Ally, dan hanya tentang Ally.
Dimana Ally di saat larut seperti ini?
Apa yang sedang ia lakukan?
Bagaimana keadaanya sekarang?
Mengapa aku harus memikirkannya?
Harry, merutuki isi kepalanya yang saat ini sedang kacau. Lagi-lagi karena seorang perempuan yang baru saja ia temui beberapa waktu lalu. Siapa lagi jika bukan Ally? Tapi ya, di dalam hati kecilnya tersirat sebuah kekhawatiran terhadap perempuan bertubuh mungil itu.
***
HEYYA!!!MAAF INI JADI MAKIN BORING:(AKU NGEBET PENGEN NYELESEIN INI KARENA ENDINGNYA UDAH DIPIKIRIN MATANG-MATANG TAPI GIMANA BUAT NYAMPE KE ENDINGNYA SUKA NGESTUCK-_- #EdisiCurcol
BTW, IM REALLY REALLY REALLY SAD AND MAD AT THE SAME TIME ABOUT ZAYN LEFT FROM 1D;(BUT I KEEP CONVINCE MYSELF THAT HE WILL BE HAPPIER THIS WAY:')
WHAT DO YOU GUYS THINK ABOUT THIS?DO YOU FEEL THE SAME?And pls for the faithful reader(s)
SEMOGA TETEP SETIA NUNGGU SAMPE ENDINGNYA YAAWWWW! Dont forget to vote and comment yak!;)
MWACH;*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bitch
FanfictionAlly hanyalah seorang perempuan bayaran yang bekerja untuk "melayani" para lelaki hidung belang. She is a whore. But everything changed when a superstar came into her life atau lebih tepatnya ia yang hadir ke dalam hidup pria ini. Well you can't cal...