Bab 10

16 2 0
                                    

New York, Bandara John F. Kennedy (JFK)

Disaat bersamaan ada dua pesawat yang sedang terbang sejajar dengan jarak yang tidak terlalu dekat menuju Bandara JFK. Kedua pesawat tersebut  tampak mendarat bersamaan di landasan lain Bandara JFK. Bahkan kecepatan pendaratan dan waktu pendaratan pun berbarengan.

Kemudian kedua pintu pesawat juga terbuka secara bersamaan.
Bisa dilihat pesawat yang ada di landasan sebelah kiri adalah pesawat yang di tumpangi oleh member BTS bersama para staf. Sedangkan di landasan sebelah kanan adalah pesawat yang dinaiki oleh tujuh wanita perwakilan dari Indonesia.

Semua member BTS keluar dari pesawat dengan Jungkook sebagai anggota terakhir yang turun. Saat Jungkook melewati pintu pesawat tiba-tiba dia berhenti sambil tangan kanan memegang dadanya, dimana jantungnya terasa berdetak sangat cepat. Begitu pun dengan Gendhis di saat dia akan keluar dari pintu pesawat tiba-tiba dia berhenti karena jantungnya juga berdetak dengan cepat. Dan di saat bersamaan Jungkook dan Gendhis saling menoleh secara bersamaan. Jungkook menolehkan kepalanya ke arah sebelah kanan dan Gendhis menoleh ke arah sebelah kiri. Seolah-olah jika dilihat mereka berdua saling menatap satu sama lain. Namun karena masih menggunakan masker dan jarak pandang yang terbatas serta hari sudah malam jadi tidak terlalu jelas.

“Jungkook kenapa berhenti di sana? Ayo turun, kita harus cepat sampai di hotel sekarang.” Teriak Seokjin yang sudah turun dari tangga pesawat bersama member yang lain.

“Iya Hyung aku turun sekarang.” Jawab Jungkook setelah sadar dari lamunannya.

Di lain pesawat yang di tumpangi dengan Gendhis dan sahabat-sahabatnya. Ke enam wanita perwakilan dari sudah turun hanya Gendhis saja yang berdiri di atas tangga pesawat. Serly yang melihat hal itu tentu saja memanggil Gendhis agar bergegas untuk turun.

“Gendhis... kamu gak turun? Ayo cepat sini turun. Sudah malam kita harus cepat sampai ke hotel.” Suara Serly dengan agak keras memanggil Gendhis.

“Iya Ce aku turun.” Jawab Gendhis dengan masih melirik ke arah pesawat yang di tumpangi oleh BTS.

“Ada apa kamu kok tadi melihat ke pesawat di sebelah sana?” Tanya Serly yang penasaran dengan kelakuan Gendhis.

“Entahlah, aku tidak tahu Ce. Aku hanya merasa ada sesuatu di sana. Tapi aku tidak tahu itu apa.” Jawab Gendhis dengan gelisah.

“Sudah tidak usah di pikirkan. Mungkin kamu sedang capek karena kita sudah naik pesawat 25 jam lebih jadi kita butuh istirahat.” Ujar Serly mencoba menenangkan Gendhis agar tidak terlalu banyak pikiran.

“Mungkin Ce Serly, kalau begitu ayo kita pergi ke hotel.” Jawab Gendhis yang setuju dengan pendapat Serly.

“Ya ayo kita pergi ke hotel.” Ujar Serly.

Kemudian kedua rombongan tersebut bergegas menuju ke hotel yang sama yaitu salah satu hotel bintang lima di pusat kota dengan fasilitas yang mewah, pelayanan yang terbaik, serta keamanan yang  terjamin. Tentu saja harga per malam di hotel ini sangat mahal, namun untuk orang-orang sekelas mereka itu bukanlah masalah.

Dan entah bagaimana takdir berjalan kedua rombongan tersebut juga menempati kamar di lantai yang sama. Namun dengan waktu kedatangan yang berbeda yaitu lebih dulu rombongan BTS daripada rombongan Gendhis yang sampai ke hotel, di karena kan ke tujuh gadis ini merasa lapar jadi mereka mencari restoran halal untuk mengisi perut lapar mereka.

After We MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang