Bab 44

12 0 0
                                    

Suasana sangat ramai di rumah milik Joanna yang ada di sebelah rumah Gendhis di perumahan Nusantara. Semua member  BTS telah berkumpul di rumah milik sang penyanyi ini. Bahkan keluarga Jungkook juga sudah datang 2 hari yang lalu dan sekarang sedang beristirahat di rumah milik Gendhis.

“Jungkook setelah ini apa rencanamu?.” Tanya Seokjin yang baru kembali dari kamar yang dia tempati di rumah milik Joanna. Semua member BTS sepakat untuk menempati rumah milik Joanna, sedangkan keluarga Jungkook menempati rumah milik Gendhis.

“Besok aku akan membawa keluargaku untuk menemui keluarga Gendhis.” Jawab Jungkook yang melihat ponselnya, menanti kabar dari sang tunangan.

“Lalu bagaimana dengan karirmu Jungkook? Maaf jika aku terlihat mencampuri urusanmu.” Pertanyaan Yoongi mewakili semua member kepada sang maknae.

“Kemungkinan besar aku akan meneruskan takhta milik Rama dan meninggalkan BTS hyung. Maaf karena aku..” Jungkook menunduk merasa bersalah kepada semua member dan Ia tidak bisa meneruskan perkataannya.

“Hei Jungkook kami mengerti, dan kami menghormati semua keputusanmu. Jangan merasa bersalah dengan apa yang telah kamu pilih. Kami mendukung apa pun keputusanmu.” Taehyung mendekat dan memeluk ke si bungsu, mencoba menghibur Jungkook agar tidak terlarut dengan masalah yang mereka hadapi.

“Benar kata Taehyung kami mendukungmu Jungkook, apa pun yang kamu pilih jika itu membuatmu bahagia kami juga ikut bahagia.” Jimin menyusul untuk memeluk Jungkook.

“Ingat Jungkook jika kamu pergi meninggalkan grup ini, bukan berarti kamu bukan bagian dari grup ini. Karena selamanya Jeon Jungkook adalah bagian dari grup BTS. Sang Golden maknae, si bungsu BTS, dan adik kecil kami yang tersayang.” Hoseok mendekat juga ikut memeluk adik-adiknya.

“Benar yang di katakan semuanya Jungkook. Jalani apa pun yang telah kamu pilih dengan tanggung jawab. Karena hyung tahu kamu adalah orang yang memegang teguh pilihan yang kamu inginkan. Jadi jangan pikirkan hal lain, cukup ingat bahwa kami selalu menyayangimu.” Sang Leader BTS berdiri ikut bergabung memeluk Jungkook.

“Maaf Jungkook jika pertanyaanku  membuatmu tersinggung. Hyung tidak bermaksud seperti itu.” Yoongi merasa bersalah melihat sang bungsu karena telah mengingatkan masalah si maknae.

“Sudah ayo kita ikut berpelukan.” Seokjin menarik si kucing BTS untuk bergabung dalam acara mari berpelukan bersama.

“Terima kasih hyung karena sudah mendukung keinginanku. Aku senang tidak tapi aku bahagia menjadi member BTS. Kita berjuang bersama dari bawah dan kini kita sudah mencapai apa yang kita inginkan. Aku ingin tetap bersama kalian hingga tua bersama istriku dan anak-anakku kelak. Bahkan aku berniat untuk menjodohkan anak-anak kita kelak.” Ujar Jungkook setelah selesai berpelukan, yang langsung mendapatkan kekehan dari semua hyungnya.

“Aku menolak Kook, jika anakmu menikah dengan anakku. Lebih baik menjadi teman saja.” Ucap Seokjin dalam mode jail.

“Haiisshh hyung, kenapa dengan anak ku? Lihat aku saja tampan, pasti anak-anak ku juga tampan dan cantik nanti.” Protes Jungkook kesal kepada sang hyung tertua.

“Untuk masalah wajah memang tidak usah di ragukan Kook, karena kamu adalah adik dari Worldwide Handsome ini. Namun untuk tingkah lakumu, hmmmm aku yakin sangat kurang sekali.” Seokjin menggeleng melihat Jungkook dari atas sampai bawah, seolah-olah menilai si kelinci.

“Haaiiisshh lalu bagaimana dengan dirimu sendiri Hyung.” Balas Jungkook dengan memutar matanya.

“Tentu saja aku sangat sempurna.” Alis Seokjin naik turun menggoda si bungsu.

Semua member yang melihat kelakuan hyung tertua dan si maknae hanya bisa tersenyum, karena pertengkaran mereka sudah biasa terjadi. Bahkan itu tandanya perhatian yang di berikan oleh masing-masing member.
Beralih ke tujuh gadis dari kekasih member BTS. Mereka sedang berkumpul di salah satu markas milik organisasi mereka yang ada di Indonesia.

“Kerja bagus untuk kalian semua karena sudah menyelesaikan misi kali ini.” Layar Proyektor yang menampilkan Seorang Laki-laki paruh baya di ruangan besar ini.

“Misi selanjutnya akan di berikan kepada kalian setelah acara pernikahan Gendhis telah di laksanakan.”

“Ya Ampun kakek tua biarkan kami istirahat dulu. Setidaknya biarkan adik kami melakukan bulan madu terlebih dahulu.” Ucap Tita dengan mata menatap tajam ke arah proyektor.

“Hahahaha... seperti biasa Tita akan membantahku. Tentu saja aku akan memberikan waktu kalian istirahat. Jadi tenang saja aku tidak akan memberikan kalian misi hingga waktu yang tepat. Dan untuk Gendhis karena kau sudah menikah dan kelak akan menyandang gelar sebagai istri Sultan maka aku ingin menanyakan ini. Apakah kau akan tetap berada di organisasi ini atau keluar untuk mengabdi secara penuh kepada keraton?.” Pertanyaan yang membuat ke enam wanita di ruangan ini memandang ke arah adik mereka.

“Aku belum bisa menjawabnya sekarang komandan. Aku perlu ijin terlebih dahulu dari calon suami ku.” Jawaban Gendhis membuat semua sahabatnya terdiam lalu saling melirik satu sama lain.

“Baiklah aku tunggu kabar darimu Gendhis. Dan aku doakan semoga pernikahanmu lancar. Aku akan menghubungi Nafisah untuk kudepanya jika ada sesuatu yang harus kalian tahu dan kerjakan.” Kalimat yang mengakhiri pertemuan rapat kali ini.

“Jadi kapan acara pernikahan akan di adakan Gendhis”. Tanya Serly Cho mewakili yang lain.

“Minggu depan Ce Ser. Karena keluarga mas Jungkook sudah menemui Rama dan Ibu Dewi di keraton kemarin.” Jawab Gendhis membuat semua sahabatnya saling pandang.

“Itu cepat sekali, apakah ada sesuatu yang terjadi?”. Tanya Jelita yang merasa aneh karena setidaknya butuh waktu untuk menyiapkan acara pernikahan besar ini. Setidaknya satu bulan itu pun waktu yang paling cepat.

“Aku tidak tahu mbak Lita.” Gelengan Gendhis mereka dapatkan.

“Apakah ini menyangkut berita yang beredar saat ini?”. Tebak Joanna

“Aku rasa bukan karena itu. Apa mungkin karena takhta?”. Tebak Yunita membuat Gendhis memikirkannya. Namun tidak ada yang respon atas pertanyaan tersebut.

“Gendhis mungkin saja jika para tetua mendesak Ramamu agar pernikahan ini di percepat.” Celetuk Tita membuat semuanya memandangnya.

“Kenapa kalian memandangku seperti itu?”. Tita heran apakah ada yang aneh dengan penampilannya.

“Aku rasa perkataan mbak benar. Mungkin para tetua ingin mempercepat pernikahan kami agar Keraton Yogyakarta terhindar dari perebutan kekuasaan yang selama ini terjadi.” Gendhis memikirkan semua peristiwa yang terjadi selama ini di Keraton yang sering membahayakan nyawanya dan keluarganya hanya karena takhta.

“Sudah tidak usah berpikiran negatif. Kita lihat dari sudut positifnya saja mungkin saja Rama Gendhis ingin segera menimang cucu darimu karena kamu putri satu-satunya. Jadi segera menikah dan buatkan kami 7 keponakan agar tidak saling berebut nanti.” Ucap Nafisah mencoba mencairkan suasana yang agak suram ini.

“Iya itu benar Gendhis sayang jangan lupa nanti saat acara bulan madumu kamu harus memberikan ekstra pelayanan kepada suamimu agar puas dan cepat tumbuh bakal bibit Jeon kecil di perutmu ok.” Sambung Joanna membuat pipi Gendhis memerah.

“Astaga Jo pikiranmu sangat kotor.” Ledek Tita kepada sang sahabat.

“Hei yang aku katakan memang benar. Memang apa yang di lakukan orang bulan madu jika tidak skidipapap.” Balasan Joana tidak mau kalah.

“Bukan skidipapap tapi bercinta.” Tita tambah memperjelas ucapan Joana.

“Ya ampun kalian berdua jika ingin melakukannya, sana cepat menikah dengan kekasih kalian. Jangan menyuruh Gendhis untuk melakukan perkataan kalian ini.” Geleng Serly Cho melihat tikus dan kucing ini berkelahi.

“Bilang saja kalu Ce Serly juga ingin melakukannya.” Bantah Joanna dan Tita yang kompak.

“Yaaakk apa maksud kalian? ingin aku jadikan sate Hahh.” Serly Cho mengejar kedua adiknya yang memang jahil jika sudah mengerjainya.

“Hahahaha ayo terus bertengkar jangan ada kedamaian. Aku suka ini ayo terus.. terus lakukan.” Jelita bertepuk tangan melihat ke tiga sahabatnya saling mengejar.

“Haaahhh.. aku ingin tidur saja.” Yunita menatap bosan ke arah kejadian tersebut lalu membaringkan diri di sofa panjang yang ada di ruangan ini.

“Ya ampun kalian ini bisakah tenang sedikit.” Ucap Nafisah sambil menghela nafas.

“Hahaha sudah biarkan saja mbak Nafisah.” Tawa Gendhis melihat tingkah para sahabatnya yang membuat mereka semua tersenyum lega karena bisa membuat sang adik tertawa.
Sedikit informasi organisasi yang di ikuti oleh ke tujuh gadis ini bernama Base Angel dan di singkat menjadi BA.

Organisasi ini memiliki banyak kelompok yang tersebar di berbagai negara dalam memburu mafia. Dan di Indonesia sendiri ada 3 kelompok yang menjadi anggota di Organisasi BA. Salah satunya Black Rose merupakan kelompok yang terdiri dari tujuh wanita kekasih dari member BTS.

After We MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang