Bab 25

9 1 0
                                    

Di belakang panggung saat para member telah menyelesaikan lagu Blood Sweet and Tears. Semua member langsung mengganti baju dan memperbaiki riasan mereka.

“Hei kalian melihat mereka kan?” Celetuk Yoongi

“Haaahh mereka siapa Hyung?” Tanya Taehyung.

“Ck berarti hanya aku dan Jin hyung yang melihat mereka.” Ucap yoongi yang mengagetkan Seokjin.

“Maksudmu Nafisah dan yang lain kan hyung?” Tanya Namjoon dengan suara lirih.

“Ya.” Singkat Yoongi.

“Haahhh mereka di sini. Jadi mereka dari tadi melihat kita.” Heboh Taehyung.

“Ssttt jangan bilang siapa-siapa.” Bisik Seokjin

“Percuma hyung, aku rasa si maknae sudah mendengar.” Tunjuk Jimin ke arah pintu yang terlihat Jungkook sedang mematung disana.

“Jungkook-aa kau tidak apa-apa kan?” Tanya Hoseok

“Mereka ada di sini hyung. Ayo hyung kita harus tampil untuk lagu selanjutnya.” Alasan Jungkook karena ingin melihat Gendhis secepatnya.

“Yakkk Jungkook-aa masih ada 10 menit lagi untuk kesana.” Teriak Seokjin yang tidak di hiraukan oleh si maknae.

“Sudahlah hyung ayo kita tampil lagi. Aku tahu kau ingin melihatnya lagi kan.” Ucap Yoongi sambil bangkit dari acara rebahannya.

“Yaakk.. bukan hanya aku saja tapi kalian juga sama.” Balas Seokjin

“Sudah ayo kita menyusul kelinci kelebihan otot itu.” Ucap Namjoon yang langsung di turuti semuanya. Bahkan Taehyung dan Jimin berebut keluar ruangan untuk menuju ke atas panggung.

Maka dari itu saat para member berkeliling menaiki mobil untuk menyapa fans. Hal itu mereka manfaatkan untuk melihat dimana tempat para gadis itu, kecuali Seokjin dan Yoongi karena mereka sudah tahu terlebih dahulu.

Setelah member BTS menemukan 7 gadis itu, mereka sangat senang. Dan itu membuat tampilan lagu mereka lebih ceria. Bahkan Taehyung mulai bertingkah untuk menarik perhatian Tara dengan berjalan seperti model yang tubuhnya di kelilingi oleh Konfeti. Bukan hanya itu saat mereka memberikan kata-kata sambutan untuk penggemar, mereka juga tampak menyelipkan kode kepada wanita mereka dan tersenyum dengan bahagia.

Konser terus berlanjut hingga lagu yang terakhir yaitu Permission to Dance di nyanyikan dengan banyak penari di belakang mereka. Saat lagu ini berakhir mereka memberikan bungkukkan kepada seluruh penggemar dan seluruh kru yang bertugas karena sudah memeriahkan konser mereka.

Konser di tutup dengan lagu Permission to Dance dengan para member yang berlari menyapa penggemar dan mengucapkan terima kasih. Dan semua member berkumpul seperti di awal konser tadi, bahkan masih sempat-sempatnya Jungkook melambai ke arah Gendhis hingga badannya tengkurap menyentuh lantai karena layar proyektor utama yang menutup dari atas sudah sampai bawah.

“Aku akan menemui Gendhis sekarang Hyung.” Pamit Jungkook yang akan berlari keluar, namun di cegah oleh Namjoon.

“Jangan Jungkook, aku akan menyuruh Sejin Hyung untuk meminta mereka menemui kita. Jangan gegabah masih banyak orang di luar.” Ucap Namjoon yang langsung menghampiri sang manajer dan membisikkan sesuatu. Kemudian manajer Sejin langsung pergi meninggalkan member BTS.

“Sudah ayo kita ke ruangan tunggu tadi.” Ajak Namjoon yang di ikuti oleh lainnya.

Di luar Stadion ada 7 orang wanita yang kini di hadang oleh beberapa body guard disana. Mereka adalah Gendhis dan para sahabatnya. Tentu saja mereka terkejut dan heran kenapa mereka di larang untuk keluar dari Stadion padahal konsernya sudah selesai. Lalu muncul manajer Sejin menghampiri mereka dan berbicara kepada mereka untuk mengikutinya. Ke tujuh gadis ini saling berpandangan seakan mengerti apa yang menjadi alasan mereka di larang keluar dari tempat ini.

“Ok sepertinya kita menjadi tahanan di sini.” Ucap Yunita yang kini merebahkan kepalanya di sandaran sofa.

“Tentu saja mbak Yun. Dan kita tidak bisa kembali ke hotel entah sampai kapan.” Setuju Nafisah

“Kau benar. Aiisshhh aduh aku ingin pulang saja ke hotel.” Sahut Tita

“Kalian tidak lapar? Aku sangat lapar sekarang.” Celetuk Serly Cho

“Aku juga sangat lapar Ce Ser.” Setuju Jelita.

“Gendhis dari tadi kau diam saja. Apa kau gugup karena ketahuan olehnya bahwa kau menghampirinya hingga kemari.” Goda Joanna

“Aku rasa mbak Joanna yang gugup, terlihat dari tadi kaki mbak Joanna tidak bisa diam.” Telak Gendhis sambil menunjuk kaki Joanna yang  tidak bisa diam walaupun sedang duduk.

Braaaakk...

Pintu ruangan terbuka dengan keras karena di banting oleh kelinci kelebihan masa otot. Tentu saja itu membuat para wanita yang berada di dalamnya merasa kaget. Ada member BTS yang masuk ke ruangan ini.

“Gendhisss...” Jungkook yang langsung berlari menyongsong ke arah Gendhis.

“Gendhiisss.. aku kangen sekali.” Jungkook yang mengusal di ceruk leher Gendhis yang ada di pelukannya. Namun si kelinci ini sepetinya peka karena Gendhis tidak memberikan respon apa pun.

“Gendhis kamu kenapa? Apa kamu sakit?” Tanya Jungkook dengan memegang kening Gendhis, memeriksa apakah Gendhis terkena demam atau tidak.

Tetap saja tidak ada respon dari sang gadis dan itu membuat suasana menjadi sunyi.

“Gendhis... kamu sudah..” Perkataan Jungkook yang langsung di potong oleh Gendhis yang berdiri.

“Che Serly laparkan? Ayo kita kembali ke hotel atau mau mencari restoran halal untuk kita makan di sana?” Tanya Gendhis sambil berjalan ke arah pintu.

Jungkook yang merasa bahwa Ia di hiraukan oleh Gendhis merasa panik. Apalagi melihat Gendhis berjalan meninggalkannya tambah membuat Jungkook panik.

“Gendhis kamu kenapa? Pasti aku ada salah kan. Tolong jangan diamkan aku.” Mohon Jungkook dengan menghadang di depan Gendhis.

“Ce Ser kenapa masih duduk di sana? Katanya tadi lapar ayo kita cari makan.” Gendhis melengos dari Jungkook.

“Gendhis aku salah, tolong jangan diamkan aku. Katakan sesuatu, aku mohon.” Khawatir Jungkook.

Gendhis tetap tidak mengatakan apa pun ke Jungkook. Itu membuatnya tidak ada pilihan lain selain ini.

“Yaaakkkk turunkan aku. Apa yang kau lakukan. Cepat turunkan aku.” Teriak Gendhis dengan memukul punggung Jungkook. Karena Gendhis sekarang sedang di panggul di bahu Jungkook.

“Aku akan menurunkanmu jika kamu mau berbicara denganku. Jika tidak aku akan memanggulmu terus bahkan aku akan membawamu keliling tempat ini sekarang.” Ancam Jungkook tidak main-main.

“Tidak turunkan aku. Mbak tolong aku.” Tolak Gendhis menjulurkan tangannya kepada para sahabatnya meminta bantuan.

“Baiklah dengan senang hati aku akan membawamu.” Jungkook berjalan ke arah pintu untuk keluar. Namun sebelum Jungkook sempat membuka hendel pintu gadis yang berada dibahunya ini mengatakan apa yang ingin dia dengar.

“Jangan keluar... baiklah-baiklah aku akan berbicara denganmu.” Ucap Gendhis dengan terpaksa.

“Janji dulu baru aku turunkan.” Ucap Jungkook

“Aku janji.” Lirih Gendhis

“Janji apa, aku tidak mendengarmu.” Goda Jungkook

“Aku janji akan berbicara denganmu.” Pasrah Gendhis

Lalu Jungkook menurunkan Gendhis dengan hati-hati. Jungkook membenarkan rambut Gendhis yang berantakan karena tidak di ikat.

“Jadi kenapa tadi tidak menjawab pertanyaanku?” Tanya Jungkook dengan sabar

“Karena ingin.” Lirih Gendhis dengan menolehkan kepalanya agar tidak menatap Jungkook.

“Maafkan aku karena aku salah. Tapi aku mohon bicaralah kepadaku.” Tangan Jungkook yang meraih wajah Gendhis untuk menghadap ke arahnya.

“Hyung aku minta maaf, tapi bisakah hyung dan semuanya pergi dari ruangan ini. Aku janji tidak akan macam-macam kepada Gendhis. Beri kami waktu berbicara berdua.” Mohon Jungkook yang langsung membuat para member BTS dan sahabat Gendhis keluar ruangan.

“Jadi sayang ayo katakan sesuatu kepadaku.” Mohon Jungkook dengan menangkup wajah Gendhis dengan lembut.

“Aku tidak apa-apa Jungkook. Aku capek dan aku ingin kembali ke hotel sekarang juga.” Nada Gendhis yang bergetar menahan sesuatu.

“Sayang heiii.. ayo lihat aku. Katakan kepadaku. Aku tahu aku salah karena tidak memberimu kabar hampir 2 minggu. Aku tidak ingin membuatmu khawatir sayang. Aku tidak ingin membuatmu sedih. Aku minta maaf jika sikapku itu salah. Aku mohon maafkan aku.” Jelas Jungkook panjang lebar sambil menghapus air mata Gendhis yang jatuh tiba-tiba.

“Kookie pernah mengatakan jika harus memberi tahu apa pun itu ke masing-masing dari kita. Tapi Kookie malah mengingkarinya. Aku khawatir kepada Kookie. Aku tidak suka jika Kookie tidak mengatakan apa pun kepada ku. Wajar khawatir saat mengetahui orang yang di sayangi sedang sakit. Tapi lebih baik memberi tahu dari pada tidak. Aku sempat berpikir jika aku tidak di anggap oleh Kookie.” Isak Gendhis dengan air mata yang keluar semakin banyak.

“Maafkan aku.. aku salah. Aku tidak berpikir dari sisimu. Maafkan aku yang egois ini. Maafkan aku karena membuatmu menangis. Maafkan aku Gendhis. Tapi aku mohon jangan meninggalkanku karena ini. Tidak jangan pergi karena alasan apa pun itu. Aku mengaku salah. Maafkan aku.” Jungkook dengan perasaan bersalah yang besar melihat Gendhis yang menangis sampai sesegukan seperti ini.

“Aku.. hisk.. hisk.. jangan ulangi lagi. Hiks.. hiks.. hiks.. awas saja jika di ulangi.” Gendhis yang semakin sesegukan bahkan sulit untuk bernafas karena tangisan yang dia tahan selama ini.

“Aku tidak akan mengulanginya lagi. Tegur aku jika melakukannya. Jangan diamkan aku. Kamu bisa memukulku untuk menyadarkanku. Sttt... sudah jangan menangis lagi ya sayang. Nafasmu semakin sesak. Sudah ya berhenti menangis.” Jungkook yang mendekap Gendhis di pelukannya. Membuat Gendhis semakin mengeraskan tangisannya. Jika seperti ini Jungkook hanya bisa menunggu, sambil membawa tubuh mereka duduk di sofa dengan Gendhis duduk menyamping di pangkuannya. Hampir setengah jam Gendhis menangis dan kini Jungkook tidak mendengar suara Gendhis lagi. Jungkook melihat Gendhis tertidur pulas di pelukannya.

Jungkook melihat wajah sang pujaan. Merasa bahwa dia adalah laki-laki brengsek karena sudah membuat mata ini menangis karena kelakuannya. Dia berjanji tidak akan melakukan itu lagi. Jungkook mengecup dahi Gendhis dengan sayang.

Cklek..

Suara pintu yang terbuka dengan pelan. Menampilkan kepala Jimin yang mengintip ke dalam ruangan.

“Jungkook kita akan kembali ke hotel sekarang.” Kata Jimin yang membuat Jungkook tidak rela harus berpisah dengan Gendhis.

“Tenang saja Jungkook, hotel kita sama dengan yang mereka tempati. Jadi ayo kita kembali sekarang.” Ajak Jimin

Jungkook memakaikan selimut untuk menutupi Gendhis yang berada di gendongannya. Tidak lupa juga Jungkook memakai jaket, topi, serta masker. Mereka lalu pergi ke Big Van yang telah terisi oleh 4 orang yaitu Seokjin, Jimin, Serly dan Joanna. Jungkook langsung masuk ke dalam kendaraan yang mengantar mereka ke hotel. Tanpa memindahkan Gendhis ke tempat duduk yang tersedia, Jungkook tetap memangku Gendhis hingga sampai ke hotel.

Saat sampai ke hotel, Jungkook mengantar sang tunangan ke kamarnya. Jungkook membaringkan Gendhis dengan sangat hati-hati karena tidak ingin Gendhis terbangun. Lalu mengusap kepalanya dan memberikan ciuman di dahinya dengan sayang. Jungkook pamit untuk kembali ke kamar hotelnya kepada Joanna dan Serly yang kebetulan sekamar dengan sang tunangan.

After We MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang