Bab 13

18 2 0
                                    

Markas Besar PBB, 23 September 2021

Terlihat di depan mimbar berdiri 7 wanita perwakilan dari presiden negara Indonesia. Dimana mereka memberikan sebuah pidato secara bergantian yang di awali dengan Gendhis selaku Putri Mahkota Keraton Yogyakarta. Mereka bertujuh menyampaikan pidatonya dalam bahasa Inggris yang sangat lancar seakan akan mereka telah terbiasa menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan mereka tanpa membaca teks yang telah di siapkan oleh pihak pemerintah karena sudah hafal dan memahami isi pidato yang mereka sampaikan. Semua orang penting yang menghadiri Sidang Majelis Umum PBB memfokuskan perhatian mereka ke tujuh wanita ini. Bahkan pidato yang di siarkan melalui Channel Youtube resmi milik United Nations juga tidak kalah dari pidato member BTS yang di lihat oleh banyak orang. Tentu saja karena profil dari ke tujuh wanita ini yang berbeda dan tidak biasa terutama Gendhis yang merupakan seorang Putri Mahkota dari Keraton Yogyakarta.

Di salah satu kamar hotel member BTS tepatnya si Golden maknae. Jungkook sedang melihat streaming live Youtube di akun resmi United Nations yang menyiarkan pidato dari ke tujuh wanita Indonesia. Sebenarnya yang menjadi titik fokus Jungkook saat melihat video tersebut adalah sang Putri Mahkota. Jungkook tidak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari Gendhis seakan-akan takut jika sedikit saja dia mengalihkan pandangan matanya maka sang Putri Mahkota akan menghilang.

Saat Jungkook sadar dari pingsannya para hyungnya menceritakan semua yang terjadi kepadanya. Maka dari itu sekarang Jungkook melihat pidato lewat ponselnya. Sebenarnya Jungkook ingin menemui Gendhis secara langsung ketika para hyungnya menceritakan soal Gendhis. Namun karena jadwal BTS yang padat saat ini maka dia tidak bisa menemui Gendhis. Tapi Jungkook berjanji di pasti akan menemui Gendhis cepat atau lambat.

“Jungkook ayo makan dulu, dari tadi kau belum menyentuh makananmu.” Ujar Hoseok sambil memberikan sepiring nasi dengan lauk ke hadapan Jungkook.

“Iya hyung sebentar lagi aku akan makan.” Jawab Jungkook tanpa melihat ke Hoseok namun menerima makanan yang di sodorkan ke dirinya.

“Baiklah, tapi kau harus tetap makan. Jangan sampai kau tidak makan dan nanti jatuh sakit. Ingat jangan membuat Gendhis sedih karena khawatir padamu.” Ujar Hoseok yang mengerti jika Jungkook masih ingin melihat sang pemilik hati.

“Iya Hyung aku pasti memakannya. Dan tidak akan membuat Gendhis menangis karena aku ingin membuat dia terus tersenyum bahagia.” Ujar Jungkook tersenyum membayangkan senyuman manis gadis miliknya.

“Bagus kalau begitu, ternyata adikku sudah besar ya. Bahkan gebetannya saja seorang Putri Mahkota. Wooowww hyung merasa kalah denganmu.” Ujar Hoseok mencoba mencairkan suasana.

“Tenang saja hyung saat aku sudah mendapatkan Gendhis maka aku akan membatu Hoseok Hyung dan hyung yang lain untuk bersama dengan para sahabat Gendhis.” Ujar Jungkook dengan wajah yang lempeng.

“Yaaaaakkk.. aku tidak Hhaaiiisss.. sudahlah aku ke kamar dulu. Jangan lupa di makan makanannya.” Balas Hoseok dengan wajah memerah karena malu.

“Iya-iya hyung.” Ujar Jungkook dengan tenang.

Kembali lagi di markas besar PBB yang kini semua orang berdiri bertepuk tangan setelah mendengar pidato dari ke 7 wanita perwakilan Indonesia. Dan kini Gendhis serta para sahabatnya turun dari mimbar menuju kursi yang sudah di sediakan untuk mereka bertujuh. Setelah Sidang Umum PBB selesai, banyak orang-orang penting yang menghampiri ke tujuh wanita ini. Mereka berbincang segala macam hal mulai dari pandemi yang terjadi saat ini hingga banyak tawaran bisnis yang di ajukan kepada mereka.

“Sebentar aku akan mengangkat telepon dulu.” Ujar Gendhis yang pergi ke pojok ruangan untuk mengangkat panggilan dari sang ibunda.

“Iya baiklah, kami tunggu di sini saja.” Ujar Serly yang kembali berbincang kepada orang-orang penting ini.

“Assalamualaikum Ibu, ada apa Ibu menelepon? Apakah semuanya baik-baik saja?” Tanya Gendhis yang khawatir kepada keluarganya di Keraton Yogyakarta. Karena semenjak peristiwa yang melibatkan BTS terutama Jungkook, Gendhis selalu memiliki firasat buruk.

“Waallaikumsallam Nduk.. anakku Gendhis, kamu baik-baik saja kan di sana?” Tanya GKR Dewi ibunda Gendhis.

“Iya Ibu.. Gendhis baik-baik saja di sini. Ibu dan Rama juga baik-baik saja kan di sana?” Tanya Gendhis yang khawatir dengan keadaan orang tuanya.

“Ibu baik nduk tapi Ramamu dia..” Ucap GKR Dewi ragu ingin melanjutkan perkataannya.

“Rama kenapa Bu? Rama baik-baik saja kan?” Tanya Gendhis yang memiliki firasat buruk tentang Ramanya.

“Ramamu dia sakit nduk, ibu tidak tahu karena apa. Sudah banyak dokter yang ibu panggil di sini tapi mereka semua bilang bahwa Ramamu tidak apa-apa nduk. Tapi ibu yakin bahwa Ramamu ini sakit. Dan Ibu curiga jika mereka melakukan sesuatu kepada Ramamu.” Ujar GKR Dewi yang khawatir dengan keadaan sang suami.

“Ibu tenang saja, hari ini aku akan kembali ke Yogyakarta.” Ucap Gendhis yang menenangkan sang ibunda.

“Tapi nduk bagaimana dengan tugasmu di sana? Jika belum selesai lebih baik kamu di sana saja nduk. Ingat kamu sedang mengembang tanggung jawab yang besar nduk.” Cegah GKR Dewi agar sang anak tidak pulang.

“Tenang saja Bu tugasku di sini sudah selesai. Dan bukan aku saja yang menjadi perwakilan di sini. Jadi aku akan ijin kepada pak Presiden agar bisa pulang hari ini.” Ujar Gendhis dengan tenang.

“ Maaf Nduk karena sudah membuatmu repot.” Ucap GKR Dewi dengan sesal.

“Ibu bicara apa toh, justru aku senang bisa membantu ibu dan Rama. Karena aku anak satu-satunya Ibu dan Rama maka itu sudah menjadi tugasku untuk melindungi kalian.” Ujar Gendhis menenangkan sang Ibu.

“Kalau begitu hati-hati ya nduk saat pulang. Jangan terburu-buru. Salam buat teman-teman mu. Dan tolong sampaikan maaf kepada Pak Presiden karena sudah membuatmu kembali sebelum tugasmu selesai.” Ucap GKR Dewi.

“ Enggeh Ibu Dewi yang cantik. Tenang saja pasti Pak Presiden mengerti dan mungkin beliau akan mengantarku sendiri ke Keraton Yogyakarta jika aku sudah sampai di Indonesia.” Ujar Gendhis menenangkan sang Ibu.

“Kalau begitu ibu tutup ya nduk teleponnya, Assalamualaikum.” Ujar GKR Dewi.

“Iya Ibu Waallaikumsallam.” Ujar Gendhis yang kemudian menghampiri para sahabatnya untuk memberi tahukan apa yang terjadi.

“Mbak-mbak semua, Aku harus kembali ke Yogyakarta saat ini. Maaf karena tidak bisa menemani kalian dalam menuntaskan tugas di sini.” Ujar Gendhis yang membuat semua mbaknya khawatir.

“Kenapa tiba-tiba kembali ke Yogyakarta Gendhis? Pasti terjadi sesuatu kan?” Tanya Nafisah mewakili sahabat yang lain.

“Ramaku sedang sakit mbak. Sudah di periksa oleh banyak Dokter dan mereka semua mengatakan bahwa Rama baik-baik saja.” Ucap Gendhis

“Jadi apa kau berpikir bahwa mereka yang membuat Ramamu sakit?” Tanya Serly

“Kemungkinan besar memang iya. Ibuku juga curiga jika mereka yang melakukannya.” Jawab Gendhis

“Baiklah kalau begitu kita akan pulang sekarang ke Indonesia.” Ujar Yunita

“Mbak Yuni biar aku saja yang pulang ke Indonesia. Mbak semua harus tetap di sini.” Jawab Gendhis

“Tidak kita semua akan kembali ke Indonesia. Karena akan ada yang menggantikan kita semua di sini. Kemarin malam Pak Jokowi bilang kita bisa kembali ke Indonesia jika ada sesuatu yang terdesak.” Ucap Jelita memberikan informasi kepada Gendhis agar tidak khawatir dengan tugas yang mereka emban.

“Tapi mbak apakah tidak apa-apa jika kita kembali semuanya ke Indonesia?” Tanya Gendhis yang masih tidak enak.

“Tidak apa-apa Gendhis kamu tidak usah khawatir dengan tugas yang di sini. Sekarang yang menjadi periotas kita adalah kembali ke Yogyakarta. Jadi sekarang kita akan kembali ke Indonesia. Untuk barang kita yang di hotel biar orang-orangku yang mengurusnya.” Ucap Nafisah memutuskan yang di angguki semuanya.

Kemudian ketujuh wanita itu bergegas ke bandara saat itu juga. Sedangkan di dalam kamar Hotel sang maknae BTS, para member sedang berkumpul untuk memberi tahu Jungkook tentang informasi yang mereka dapatkan.

“Jungkook baru saja aku dapat informasi jika Gendhis ssi dan para sahabatnya sekarang akan pulang ke Indonesia.” Info Yoongi kepada Jungkook dari orang kepercayaannya.

“Kau tidak bercandakan Hyung? Bukankah mereka masih ada jadwal untuk menghadiri sidang lagi besok?” Tanya Jungkook seakan tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Yoongi.

“Tugas mereka di gantikan oleh orang lain Jungkook. Kami tidak tahu apa penyebab Gendhis dan yang lainnya pulang ke Indonesia, padahal aku yakin sekali seharusnya mereka pulang setelah acara Sidang Majelis Umum PBB ini selesai.” Penjelasan Namjoon membuat Jungkook terdiam sejenak.

“Kalau begitu aku akan menemui Gendhis di kamar hotelnya sekarang.” Ucap Jungkook sambil bergegas ke kamar Gendhis.

“Percuma Jungkook mereka tidak kembali ke hotel untuk mengambil barang mereka karena sudah ada beberapa orang yang mengurusnya. Jadi mereka langsung pergi ke bandara untuk pulang ke Indonesia.” Ucap Hoseok dengan hati-hati.

“Aku harus ke bandara sekarang Hyung.” Jungkook beranjak menyambar jaket dan dompet dan langsung keluar kamarnya.

“Jungkook tunggu... yaakk Jungkook.” Teriak Seokjin sambil berlari menyusul Jungkook.

“Ok biarkan aku dan Seokjin hyung yang pergi. Kalian tetaplah di sini, jangan ikut ke bandara.” Ucap Yoongi yang langsung di angguki oleh Namjoon.

“Baik Hyung hati-hati, tolong jaga Jungkook. Aku akan bilang pada Sejin Hyung” Ucap Namjoon sambil menelepon manajer BTS.

Kemudian ketiga member BTS tersebut berangkat ke bandara menggunakan mobil dengan di temani oleh 3 orang bodyguard. Selama di jalan Jungkook tidak henti-hentinya mengatakan kepada sopir untuk mengendarai mobil lebih cepat. Bahkan menyuruh sang sopir untuk menerobos lampu merah. Tentu saja hal itu membuat Seokjin memarahi Jungkook agar tidak membahayakan orang dan dirinya yang pergi ke bandara.

Saat mobil yang di tempati 3 member BTS baru sampai di depan bandara. Jungkook langsung berlari setelah membuka pintu mobil tanpa menunggu yang lain turun. Tentu saja Seokjin dan Yoongi serta 3 bodyguard langsung mengikuti si maknae. Hampir Jungkook hilang dari pandangan karena Ia berlari dengan cepat, tapi untungnya salah satu bodyguard menghentikan Jungkook.

“Tunggu Jung.. jangan langsung pergi begitu. Memang kau mengerti di mana gate menuju ke Indonesia. Lebih baik kita tanyakan dulu ok.” Ucap Seokjin sambil terengah-engah habis mengejar maknae BTS.

“Kalian tunggu di sini sebentar, biar aku saja yang bertanya ke petugas” Ujar Yoongi yang langsung pergi ke salah satu petugas bandara di temani 1 bodyguard. Tidak lama kemudian Yoongi kembali sambil berlari.

“Aku tahu cepat ikuti aku, 10 menit lagi pesawatnya akan berangkat.” Ucap Yoongi yang langsung berlari di susul oleh Jungkook dan Seokjin dengan 3 bodyguard.

Mereka berlari dengan cepat takut jika pesawat yang menuju ke Indonesia akan berangkat. Saat tiba di bagian Check-in Counter mereka semua berhenti untuk menanyakan apakah pesawat yang menuju ke Indonesia sudah berangkat. Dan jawaban petugas membuat Jungkook terduduk lemas karena pesawat yang menuju ke Indonesia baru saja berangkat. Seokjin dan Yoongi yang melihat itu merasa bersalah. Jungkook bangkit dan melangkah ke arah jendela yang menampilkan beberapa pesawat yang terparkir. Saat Jungkook melamun dia seperti melihat sosok wanita yang dia cari sedang berjalan menuju salah satu pesawat bersama ke enam wanita lainnya. Hal itu pun membuat Jungkook menerobos bagian Check-in Counter untuk menuju ke tempat pesawat yang di tuju wanita itu. Tentu saja Seokjin dan Yoongi juga mengikuti Jungkook, dan salah satu bodyguard berbicara kepada sang petugas Check-in Counter agar mereka tidak di hadang.

“Jungkook kau akan kemana? Yaaakkk Jungkook tunggu Hyung.” Teriak Seokjin yang terengah-engah mengejar Jungkook.

“Bukankah pesawat yang menuju ke Indonesia sudah berangkat. Jadi untuk apa dia ke sana?” Tanya Yoongi penasaran dengan alasan si maknae menerobos di Check-in Counter tadi.

Saat Jungkook sudah berada di lapangan di mana banyak sekali pesawat yang parkir di sana. Jungkook melihat pesawat yang di tumpangi oleh Gendhis akan di tutup pintunya oleh pramugari. Si maknae BTS ini pun dengan cepat berlari ke arah pesawat tersebut dengan berteriak.

“Tungguuuuu... jangan tutup pintunya.” Teriak Jungkook yang tentu saja tidak terdengar oleh pramugari yang bertugas menutup pintu pesawat.

Pesawat pun mulai menyalakan mesin, dan bersiap-siap untuk terbang. Jungkook yang melihat itu terus berlari dan dia melihat ke arah jendela di mana Gendhis terlihat duduk di sana.

“Gendhissssss... Gendhiiissss... jangan pergiii... Gendhiiiisss..” Teriak Jungkook sambil mengejar pesawat yang mulai berjalan untuk lepas landas.

Secepat apapun Jungkook berlari tetap tidak bisa untuk menghentikan pesawat yang kini sudah terbang ke atas langit. Si Golden Maknae tersebut berhenti dari larinya dan terduduk dengan putus asa.

“Gendhis... hiks.. hiks.. hiks.. Gendhis.. kenapa kau pergi meninggalkanku lagi? Apa kau tidak peduli padaku lagi? Apa aku berbuat kesalahan?” Tanya Jungkook sambil menangis yang tentu saja tidak akan terjawab oleh siapa pun.

Yoongi dan Seokjin yang baru tiba, melihat Jungkook yang menangis. Mereka mengerti jika Jungkook tidak sempat untuk menghentikan Gendhis agar tidak kembali ke Indonesia. Yoongi pun maju dan merangkul Jungkook mencoba menenangkannya.

“Menangis yang benar Jungkook. Keluarkan semuanya. Ayo keluarkan semuanya. Ada hyung di sini.” Ucap Yoongi sambil mengelus punggung Jungkook.

“Hiks.. hiks.. hiks.. hyung.. hiks.. Gendhis pergi lagi. Hiks.. hiks.. dia meninggalkanku lagi. Hiks.. hiks.. aaaarrgghhh..hiks..hiks.” Tangis Jungkook yang bertambah keras mengekspresikan rasa kehilangan yang mendalam.

“Apakah aku tidak akan hiks.. hiks.. bertemu dengan Gendhis lagi? Apakah dia hiks..hiks.. tidak ingin menemuiku lagi?” Tangis Jungkook menyayat hati yang mendengar.

“Jungkook dengarkan aku. Tidak apa-apa jika kamu menangis untuk melepaskan rasa sedihmu. Tapi jangan biarkan itu membuatmu putus asa. Kau ingat bukan apa yang kemarin hyung dan yang lain ceritakan. Gendhis ssi sangat menyayangimu, pasti dia memiliki alasan kembali ke Indonesia dengan mendadak.” Ujar Yoongi dengan tenang agar Jungkook mendengar penjelasannya.

“Jungkook yang di katakan Yoongi pasti benar. Kau tahu saat hyung melihat Gendhis ssi untuk pertama kali, hyung pikir dia seperti wanita kebanyakan. Yang sering mendekatimu karena statusmu sebagai Idol terkenal. Tapi saat hyung melihatnya menolongmu pada malam itu, dia sangat tulus tidak ada kebohongan yang hyung lihat di matanya. Bahkan dia menangis merasa bersalah kepadamu. Itu artinya Gendhis ssi pasti sangat sayang kepadamu Jungkook. Kau ingat bukan dengan apa yang kami ceritakan bahwa sekarang kau bisa menemuinya. Kau sudah tahu di mana tempat tinggalnya, jadi tidak perlu takut jika kau tidak bisa menemuinya. Semua sekarang tergantung dengan niatmu, apakah kau akan pergi menemuinya atau tetap di sini meratapi nasib.” Ujar Seokjin panjang lebar berharap Jungkook bisa semangat kembali.

“Kau benar Hyung, aku sudah tahu dimana tempat tinggalnya. Aku akan pergi sekarang.” Ucap Jungkook dengan semangat dan ingin pergi menyusul Gendhis.

“Yaaak yakk yakk... maksud kami kau bisa menemuinya nanti bukan sekarang. Kau pikir jika kau datang sekarang tanpa rencana apapun akan bisa menemui Gendhis tanpa halangan. Ingat Jungkook Gendhis adalah seorang putri mahkota, yang artinya ayahnya adalah seorang Sultan. Kau pikir dengan dirimu yang sekarang apakah keluarganya akan menerimamu? Walaupun kau seorang Idol terkenal sekalipun, tapi belum tentu kau di terima dengan baik oleh keluarganya. Dan kau juga harus memikirkan ini juga Jungkook, jika ayahnya Gendhis bertanya ada hubungan apa antara kau dengan putrinya maka apa yang kau akan katakan?” Tanya Yoongi yang menghentikan langkah Jungkook.

“Tentu saja hyung bukankah sudah jelas. Aku akan menjawab jika aku memiliki hubungan istimewa dengan Gendhis. Dan di sana nanti aku akan meminta Gendhis dari orang tuannya untuk menjadikannya istriku.” Ucap Jungkook tanpa berbalik dan meneruskan langkahnya untuk kembali ke hotel. Yang di katakan oleh Yoongi hyung benar, dia harus membuat rencana agar keluarga Gendhis mau menerimanya.

“Waaahhh adikmu sudah gila Yoon, sehabis menangis karena di tinggal oleh Gendhis ssi. Sekarang dia ingin menikah dengan Gendhis agar dia tidak bisa lari lagi dari Jungkook.” Ngeri Seokjin melihat perubahan mood dari Jungkook.

“Ckk... dasar tidak sadar diri. Bukannya itu semua adalah ajaranmu. Kau tidak ingat apa yang kau katakan kemarin setelah melihat pujaan hatimu. Dasar Hyung pikun, dan Jungkook itu adik kita semua.” Ucap Yoongi yang seperti biasa sangat telak mengenai jantung Seokjin.

“Astaga.. tidak kau dan si kelinci itu. Sama-sama membuatku gila.” Miris Seokjin sambil menggelengkan kepala.

“Kamikan menirumu Hyung yang sering bertingkah seperti orang gila.” Enteng Yoongi sambil melangkah menyusul maknae mereka.

“Yayaya terserah apa katamu Yoon.” Pasrah Seokjin menerima perkataan Yoongi.

After We MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang