Bab 64

18 0 0
                                    

Suasana rumah menjadi sepi sejak pandawa 5 di bawa oleh kakek nenek Jeon untuk jalan-jalan beserta para pengasuh. Usia si kembar 5 sebentar lagi akan mencapai satu tahun tepatnya seminggu yang akan datang.

Jungkook dan Gendhis sepakat akan mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumah mereka yang ada di Soul. Hanya di hadiri oleh keluarga serta para member BTS beserta para istri dan anak mereka.

Kini terlihat di luar cuaca sudah mendung dengan hawa dingin yang semakin terasa . Gendhis akan beranjak ke dapur untuk mengambil camilan dan membuat minuman hangat.

Jungkook masih ada urusan di luar rumah mengenai pekerjaan lainnya. Bukan mengenai grup BTS tapi tentang pekerjaan kedua Jungkook selain sebagai Idol. Sebenarnya Jungkook dan ke enam hyungnya memiliki banyak saham yang di tanam di berbagai bidang, baik dunia hiburan, kesehatan, atau properti.

Pekerjaan ini di mulai sejak mereka sudah debut sebagai Idol selama 2 tahun. Awalnya yang mengajak semua member adalah Seokjin. Sang member tertua mengatakan untuk tidak menghambur-hamburkan penghasilan mereka sebagai seorang Idol, dan lebih baik mereka gunakan untuk bermain saham. Awalnya para member BTS masih belum ingin melakukannya karena minimnya pengalaman yang mereka miliki tentang saham. Namun Seokjin terus mendorong adik-adiknya untuk bermain saham, dia juga berjanji untuk mengajari mereka sampai bisa.

Terbukti kini para member BTS memiliki banyak sekali saham di berbagai perusahaan baik dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan ketujuh member BTS juga menanamkan saham di Mall TEE sebelum mereka mengetahui jika Mall TEE milik para istri.

Kembali lagi ke rumah pasangan Jeon muda ini. Gendhis sudah selesai membuat minumannya dan kini Ia akan beranjak ke balkon kamarnya. Semua asisten mereka liburkan sejak 10 hari yang lalu karena mereka ingin pulang kampung, dan akan kembali sebelum acara ulang tahun si kembar di adakan.

Jadi suasana memang sangat sepi di rumah ini sekarang. Jungkook janji akan pulang dengan cepat karena tidak ingin membuat istrinya menunggu sendirian di rumah. Walaupun di rumah ini tidak ada makhluk-makhluk halus yang beraura negatif karena sudah takut dengan hawa keberadaan Jungkook. Dan lagi si Jeon muda ini juga memberikan pagar gaib di seluruh penjuru rumah agar tidak ada yang bisa masuk sehingga tidak akan mengganggu penghuni rumah terutama Gendhis dan pandawa 5.

Pernah terjadi peristiwa yang membuat Jungkook sangat marah saat usia si kembar baru 8 bulan. Pada waktu itu Jungkook dan Gendhis mengajak pandawa lima mengunjungi salah satu rumah dari member BTS yaitu milik Taehyung. Memang setiap sebulan sekali member BTS akan mengunjungi setiap member secara bergiliran dengan membawa keluarganya masing-masing.

Saat Hoseok sedang bercerita kepada member yang lain beserta para istri. Tiba-tiba terdengar suara tangisan yang keras dari arah kamar dekat tangga yang memang untuk tempat istirahat anak-anak dari para member BTS. Bukan hanya satu suara saja yang menangis tapi banyak suara yang terdengar bersahut-sahutan. Membuat para orang tua panik dan bergegas ke kamar tersebut. Padahal di kamar tersebut sudah ada 9 Baby sitter untuk menemani anak-anak mereka. Pasti ada hal yang tidak beres karena Jungkook merasa ada hawa lain di kamar tersebut.

Saat sampai di kamar anak-anak, Jimin dengan cepat membuka pintu, tapi tidak bisa di buka seperti ada sesuatu yang menahannya. Semuanya menjadi tambah panik, Jungkook yang melihat hal tersebut meminta semuanya menyingkir memberi ruang untuk Ia membuka pintu kamar.

Selama satu menit Jungkook terdiam dan hanya memegang gagang pintu saja, membuat semuanya merasa heran.

“Jungkook apa yang kau lakukan cepatlah buka pintu itu.” Ucap Jimin yang panik mendengar tangisan para bayi semakin keras.

“Sebentar Jimin Oppa, mas Jungkook sedang membuka pembatas yang di buat oleh makhluk yang ada di dalam kamar.” Jelas Gendhis dengan tenang menatap tajam ke arah pintu seakan-akan siap untuk menghancurkannya.

“Makhluk lain.. jangan bilang itu..” Ucap Joanna yang mengerti kenapa semua ini terjadi.

Gendhis mengangguk dan membuat semuanya menahan nafas.

Cklek..

Pintu terbuka dengan muda oleh Jungkook, berbanding terbalik saat Jimin membukanya tadi.

Terlihat 9 Baby Sitter pingsan tidak sadarkan diri di pojok kamar. Lalu para bayi menangis keras di atas karpet tebal dan melihat ke arah jendela besar yang menghadap ke arah taman. Pandawa lima tidak ada di tempat para bayi, membuat Gendhis panik bukan main.

“Mas Jungkook pandawa lima..” Pekik Gendhis

“Tunggu di sini sayang aku yang akan keluar.” Ucap Jungkook melangkah ke arah jendela dan melihat hal yang mengerikan.

Di luar rumah milik Taehyung tepatnya di taman dekat pohon besar ada pandawa lima yang menangis keras di gendong oleh satu sosok yang sangat menyeramkan. Para member juga melihat sosok tersebut membuat mereka bergidik takut sambil mendekap anaknya masing-masing karena bisa di katakan sosok tersebut seperti setengah binatang. Member BTS memang sedikit peka sejak Jungkook kembali ke Soul untuk ikut wamil. Mereka sudah biasa jika melihat penampakan sosok di sekitar mereka. Namun saat ini ketika melihat penampakan sosok yang sekarang, ke enam member BTS menjadi sedikit takut karena memang terlihat sangat mengerikan.

Gendhis yang melihat pandawa lima di gendong dan menangis keras karena sosok tersebut membuatnya juga ikut menangis. Ke enam wanita memeluk Gendhis untuk menenangkannya.
Jungkook yang melihat istri dan anak-anaknya menangis menjadi sangat marah dan akan Ia pastikan untuk memusnahkan sosok setengah binatang.

“Tetap di sini, jangan ada yang ke luar.” Jungkook melompati jendela besar yang ada di lantai satu dan berjalan lurus menatap sosok setengah binatang tersebut.

Aura yang di keluarkan Jungkook sangat mencekam membuat sosok setengah binatang tersebut bergidik ngeri. Namun sosok setengah binatang tersebut sangat menginginkan pandawa lima jadi sosok ini meremehkan Jungkook.

Jungkook memanggil Babar si harimau putih yang kini berubah menjadi seorang laki-laki dan Gentala si jendral kerajaan Jogjakarta di kanan kirinya. Kedua pria yang baru di panggil melihat Jungkook marah membuat mereka bergidik ngeri, karena baru kali ini pemimpin mereka mengeluarkan aura seperti ini. Bahkan saat melawan Angkara dulu aura Jungkook sangat tenang tidak lepas kendali seperti ini.

“Tunggu di sini, lindungi pandawa 5 saat aku merebutnya.” Babar dan Gentala saling lirik dan mengangguk mendengar perintah Jungkook.

“Waaaaa....hiikksss... pa..pa..pa..pa...” Pandawa Lima menangis keras saat melihat Jungkook, seolah meminta untuk menyelamatkannya.

“Appa di sini pandawa jangan menangis ya.” Jungkook melempar senyum agar anak-anaknya berhenti menangis, dan memang ampu secara ajaib pandawa 5 tersenyum bahkan kini saling tertawa dengan lucu.

“Paa..aappaa...paa.” Ucap Pandawa lima sambil menjulurkan kedua tangannya ke arah Jungkook.

Sosok setengah hewan itu menggeram dan waspada melihat Jungkook semakin mendekat. Dalam kepalanya semakin keras berbunyi alarm bahaya, menyuruhnya agar pergi dari sini. Sejak Jungkook memanggil Babar dan Gentala, sosok setengah hewan ini menjadi gelisah bahkan takut, karena dua sosok tersebut memiliki aura yang sangat kuat di banding dia. Jadi bisa sosok ini simpulkan jika manusia yang memanggil Babar dan Gentala adalah orang yang lebih kuat lagi. 

“Jangan berani-beraninya untuk kabur. Tetap diam di tempatmu. Bergerak sedikit saja dari tempatmu, aku janji kau pasti menyesal.” Ucap Jungkook membuat sosok setengah hewan ini terdiam kaku.

Jungkook dengan tenang berdiri di depan sosok setengah hewan, dan mengambil pandawa lima sekaligus. Babar dan Gentala langsung membawa pandawa lima sedikit menjauh dari Jungkook.

Sosok setengah hewan ini akhirnya sadar jika saat ini adalah terakhir kalinya untuk berada di dunia. Saat tangan Jungkook berada di keningnya membuatnya menjerit dengan keras. Tidak kuat dengan rasa sakit sekaligus panas yang di terimanya. Tidak butuh waktu lama sosok setengah hewan ini hancur dalam sekejap.

Jungkook berbalik dan mengambil pandawa lima sekaligus dari Babar dan Gentala, membawa si kembar lima dalam pelukan. Semua member BTS yang melihat lega sekaligus kaget melihat adik mereka mampu melenyapkan sosok menyeramkan tadi tanpa membuang tenaga. Sungguh kekuatan yang sangat hebat. Untuk ke enam sahabat Gendhis tidak bisa melihat sosok setengah hewan karena memang mereka kurang peka, namun mereka bisa merasakan jika hawa yang di sekitarnya sangat mencekam.

Sejak kejadian itu Taehyung langsung pindah rumah dan membeli hunian di dekat Jungkook, walaupun berjarak 15 menit jika menggunakan mobil. Dan semua rumah member BTS di pagari oleh Jungkook agar semua penghuninya selamat dari gangguan sosok yang tidak di inginkan.

Pandawa lima juga di beri penjaga masing-masing oleh Jungkook. Penjaga yang di maksud di sini adalah para harimau putih.

Gendhis yang mengingat hal tersebut menjadi sedikit gusar akan keadaan Pandawa 5. Namun Jungkook telah meyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja.  

Terdengar jelas suara rintik hujan yang mulai membasahi bumi dari luar rumah. Gendhis masuk ke dalam kamar dan menutup pintu balkon. Sang putri duduk di sofa tunggal dengan memegang cangkir yang masih mengeluarkan uap panas. Melihat suasana luar yang sudah basah akibat hujan turun.

Gendhis menikmati suasana tenang ini. My Time yang jarang terjadi karena kesibukannya sebagai ibu 5 anak yang aktif dan lincah. Mengurangi jadwalnya dalam mengurusi bisnis dan lebih memberikan kepercayaan kepada tangan kanannya. Gendhis masih tidak menyangka dengan takdir yang Ia jalani. Walaupun banyak sekali rintangan yang di hadapi, namun dia dan Jungkook mampu melewatinya hingga titik ini.

Cklek..

Pintu kamar terbuka menampilkan Jungkook dengan jaket besarnya. Jungkook melihat jika Gendhis masih belum menyadari kehadirannya. Dengan perlahan Jungkook melepas jaketnya dan melangkah ke arah sang istri yang sedang memandang hujan di luar balkon.

Grep..

Gendhis tersentak sebentar lalu kembali rileks setelah mengenal aroma yang sangat Ia kenal. Mereka terdiam menikmati pelukan masing-masing. Menikmati aroma, suara nafas, detak jantung, dan kehangatan yang terpancar.
“Mas Jungkook mau makan?.”

“Nanti saja, biarkan seperti ini dulu.”

“Tunggu sebentar.”

Gendhis berdiri tanpa melepaskan pelukan Jungkook. Kemudian Gendhis beralih ke sofa yang lebih besar dan panjang agar sang suami juga bisa duduk.
“Nah seperti ini lebih nyaman.” Gendhis menarik tubuh Jungkook agar duduk di sampingnya sambil masih tetap memeluk satu sama lain.

Setelah puas saling memeluk, Jungkook melepas rangkulannya. Melihat ke wajah Gendhis, mengelus pipinya dengan sayang. Jungkook tersenyum tulus, melihat ibu dari anak-anaknya yang sangat Ia cintai, sayangi, dan kasihi. Sungguh Jungkook sangat bersyukur bisa menjadikan Gendhis sebagai istrinya dan ibu dari anak-anaknya.

“Terima kasih sayang.” Jungkook mencium kening Gendhis dengan sayang.

Gendhis tersenyum bersyukur karena memiliki suami yang sangat mencintai, menyayangi dan mengasihinya.

“Terima kasih mas Jungkook.” Gendhis balas mencium kening suaminya. Mereka berdua saling bertatap menyelami perasaan satu sama lain.

“Tetap bersamaku ya sayang hingga tua nanti.”

“Iya mas Jungkook, jangan bosan aku temani terus ya.”

“Itu mustahil sayang, yang benar aku akan gila jika kamu meninggalkanku.”

“Hahaha mas Jungkook belajar gombal dari siapa?.”

“Mas gak gombal sayang, itu adalah kenyataannya. Jadi tetap di samping mas ya.”

“Enggeh mas Jungkook. Tresna sak lawase.”

“Aku yo tresna karo Gendhis sak lawase.”

Gendhis tersenyum mendapat balasan dari Jungkook menggunakan bahasa Jawa. Sebenarnya Jungkook sudah bisa beberapa bahasa karena Gendhis sering mengajaknya berbicara bukan hanya menggunakan bahasa Korea. Tidak tentu kadang Gendhis pakai bahasa Indonesia satu hari full, kadang Inggris, lalu Jepang, Jawa, Belanda, Italia, dan Arab. Walaupun untuk tiga bahasa yang terakhir Jungkook masih dalam tahap belajar bahasa dasarnya saja, tapi perkembangannya sangat baik.

Tidak ketinggalan juga pandawa lima juga di beri pelajaran mengenai bahasa, yang paling pokok Inggris, Korea, Indonesia dan Jawa, untuk yang lain bisa menyusul. Jadi kadang-kadang dalam satu hari keluarga Jeon ini bisa berbicara dengan mencampur-campurkan bahasa. Terdengar sangat unik dan lucu di saat bersamaan.

“Mas Jungkook dengar ya.” Ucap Gendhis di balas kedipan mata dari Jungkook.

Sumpah ku mencintaimu

Sungguh ku gila karenamu

Sumpah mati hatiku untukmu
tak ada yang lain

Mati rasa ku tanpamu

Henti nafasku karenamu

Sumpah mati aku cinta.”

Jungkook salting mendengar istrinya menyanyikan satu bait lagu untuknya. Terlihat rona merah samar di wajah Jungkook, yang tersenyum tertahan mendengar nyanyian Gendhis. Biasanya Jungkook yang akan menyanyikan lagu untuk Gendhis.
Gendhis tersenyum melihat wajah merah suaminya. Walaupun sebentar lagi umur Jungkook akan menginjak angka 30, tapi tetap tidak mengurangi keimutannya seperti pandawa lima. Karena memang wajah Jungkook dan pandawa lima itu sangat mirip bagai pinang di belah dua. Jadi jika Jungkook sedang keluar kota bahkan negeri, cukup bagi Gendhis memandang wajah anak-anaknya untuk mengurangi rasa rindunya terhadap suaminya.

“Sayang yakin ulang tahun pertama pandawa akan di adakan di rumah? Tidak ingin menyewa gedung?.” Tanya Jungkook mengalihkan rasa saltingnya.

“Iya mas soalnya anak-anak masih kecil, apa mas Jungkook mau merayakannya di gedung?.” Tanya Gendhis.

“Aku ikut keinginanmu saja sayang. Mungkin jika pandawa lima sudah sedikit besar dan mengerti kita bisa mengadakannya di gedung atau tempat lain.” Jungkook mengeratkan rangkulannya di tubuh Gendhis.

“Anak-anak nanti tetap bersama appa dan Eomma Jeon?.”

“Iya sayang pandawa lima akan menginap di hotel bersama appa dan Eomma. Jadi malam ini kita bisa menikmati waktu berdua saja.” Jungkook tersenyum senang membayangkan kebersamaan dengan Gendhis.

“Sayang mau pulang ke Indonesia?.”

“Mau mas, tapi nanti ya mas setelah pandawa lima umur 2 tahunan. Kalau sekarang aku masih kurang yakin membawa mereka untuk bepergian jauh.”

“Baiklah.”

“Mas Jungkook.”

“Dalem Sayang?.”

“Aku penasaran soal alasan Mas Jungkook yang masih mencariku dulu. Padahal jika di pikir kembali seharusnya mas Jungkook tidak melakukannya.”

Jungkook terdiam mendengar perkataan Gendhis. Dia mengerti yang di maksud oleh istrinya, karena memang kejadian yang mereka berdua alami dulu adalah hal yang di luar logika. Tidak mungkin ada yang percaya, namun Jungkook tidak peduli dengan yang lain. Jika bahagianya Jungkook hanya bisa bersama istrinya dan kini juga anak-anaknya. Maka semustahil apa pun pasti akan Jungkook lakukan. Hidup hanya satu kali, dan Jungkook tidak ingin menyesalinya sampai tua nanti.
Jungkook mengambil tangan kanan istrinya dan mengarahkannya ke jantung yang berdetak kencang. Selalu seperti itu jika bersama istrinya, dan tidak pernah berubah.

“Bisa merasakannya kan Sayang? Sejak awal kita bertemu hingga detik ini dan nanti. Jantung ini selalu berdetak dengan kencang.”

Gendhis memang merasakannya, dan Ia memang sering mendengarnya.

“Kamu tahu sayang pertama kali aku berpisah denganmu, rasanya hatiku hancur dalam sekejap. Kedua kali kita berpisah, aku hampir gila. Dan yang ketiga kalinya dunia ku runtuh dalam sekejap. Kesuksesan yang aku raih saat ini tidak ada artinya jika di bandingkan dirimu sayang.”

Kedua netra pasangan Jeon ini sama-sama berkaca. Mengingat kembali perpisahan-perpisahan mereka yang dulu karena keadaan yang memaksa mereka untuk itu.

“Kamu duniaku, kamu nafasku, kamu segalanya untukku. Aku tidak bisa tanpamu sayang. Jika aku di suruh memilih antara kamu dengan pandawa lima, aku langsung menjawab tanpa ragu bahwa itu kamu.”

“Mas Jungkook..”

“Bukannya aku tidak mencintai pandawa lima, aku sangat sayang anak-anak ku. Tapi posisimu lah yang lebih utama dari pada yang lain. Bahkan jika pandawa lima atau siapa pun berani untuk menyakitimu, aku tidak akan segan untuk membuat mereka menyesal. Karena memang kamu istriku cintaku kasihku yang paling aku sayangi. Jadi bagiku wajar jika dulu aku mencarimu seperti orang gila. Karena tanpamu pasti pikiranku tidak akan pernah waras.” Wajah Jungkook yang terlihat sangat frustasi mengingat dulu Gendhis yang sulit Ia temukan.

“Sudah mas Jungkook... hisskk.. hisskk.. maaf aku menanyakan itu. Sudah cukup jangan di teruskan.” Gendhis tidak sanggup mendengar kalimat menyakitkan dari Jungkook. Karena Gendhis bisa merasakannya bagaimana suaminya begitu mencintainya.

“Sejak pandawa masih bayi, aku sering mengatakan kepada mereka jika kamu adalah ratu di rumah ini. Jadi aku menyuruh anak-anak kita untuk menjagamu dari apa pun. Aku memang gila memerintah anak-anak ku yang masih bayi untuk menjaga ibunya. Tapi aku tidak menyesal mengatakannya, karena itu kewajiban mereka kelak. Kamulah yang bertaruh nyawa untuk mereka agar terlahir di dunia. Kamulah yang memberikan mereka asi untuk memenuhi semua nutrisi. Kamulah yang memberikan mereka kasih sayang begitu besar secara adil. Jadi memang wajib untuk pandawa lima menjaga dan melindungi ibunya. Kamu adalah prioritas utama di sini, takhta kamu paling tinggi di rumah ini. Jadi sejak dini mereka memang aku ajarkan untuk itu. Bagaimana pun kamulah yang akan menemaniku hingga aku tua nanti bukan pandawa lima atau siapa pun.”

Jungkook menghapus air mata dari pipi istrinya. Merengkuh tubuh Gendhis dengan erat dan  hati-hati takut jika meremukkan badan istrinya.
Gendhis sangat bersyukur memiliki suami seperti Jungkook. Gendhis tidak menyangka jika berjodoh dengan maknae dari grup BTS ini. Sungguh Gendhis tidak akan menyesal memiliki Jungkook sebagai suaminya.

“Aku sangat mencintaimu sayang dulu saat ini dan nanti hingga nafas ini berhenti.” Ucap Jungkook dengan tulus masih dengan hujan deras di luar rumah dan hawa dingin yang menyelimuti. Namun kehangatan yang di dapat dari pasangan Jeon ini karena pelukan dengan rasa cinta dan sayang yang besar. Membuat mereka enggan untuk beranjak dari posisi ini.

After We MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang