00:03 || Telling About Her

159 19 0
                                    

Menatap layar ponsel, Seohyun melongo tak percaya ketika ia mendapati notifikasi yang baru saja ia dapatkan.

Uang sebesar seratus juta telah ditambahkan ke rekening miliknya. Ternyata Kyuhyun tidak berbohong soal besaran yang akan pria itu kirimkan sebagai bayaran awal.

"Wahh," gumam Seohyun.

Ini adalah pertama kalinya ia memegang uang sebesar ini. Entah mimpi apa Seohyun di malam-malam yang berlalu kemarin, sehingga bisa mendapat uang sebanyak ini.

"Eonni tidak bekerja?" tanya Minji, gadis itu baru saja pulang dari sekolahnya.

Minji menyimpan sepatunya di atas rak samping pintu, kemudian menghampiri Seohyun yang saat ini tengah duduk di ruang tamu.

"Aku hanya bekerja di kedai Bibi Son sampai jam dua siang. Kau tidak ikut pelajaran tambahan?"

"Kepalaku sedang stuck, jadi aku bolos satu hari," jawab Minji.

Seohyun menghela napas. "Baiklah, tapi jangan bolos terus menerus."

"Ayolah, aku baru bolos satu hari dalam satu semester."

"Sudah makan?"

Seohyun mengalihkan pembicaraan mereka, ia berniat untuk mengajak Minji pergi ke sebuah restoran seafood hari ini dan makan sepuasnya sebagai bentuk perayaan ulang tahun Minji yang terlewat dua minggu.

Minji mengeluarkan sepotong onigiri yang tidak ia habiskan dari dalam tasnya. "Hanya makan ini, aku sengaja menyisakan sedikit untuk dimakan saat pulang nanti, tapi aku lupa."

Mendengar itu, Seohyun berdecap pelan. "Aku selalu memberimu uang jajan lebih, apa itu tidak cukup?"

"Tsk, bukan begitu. Aku hanya sedang berhemat karena ingin membeli sesuatu."

"Kenapa tidak bilang? Aku bisa membelikan apa yang kau mau."

Minji mengembuskan napas kasar. "Eonni, kau sudah banyak menanggung biaya ini itu, aku tidak ingin merepotkanmu ketika aku ingin membeli sesuatu. Jika bisa menyisihkan dari uang jajan, kenapa tidak? Toh uang jajanku juga dari Eonni, sama saja."

"Selain itu, masih banyak hal lebih penting dibanding keinginanku. Tadi juga aku bertemu Nyonya Ahn di bawah, dia menagih uang sewa apartemen, katanya jika tidak membayar tunggakan selama tiga bulan, kita akan diusir."

"Lalu, pihak sekolah juga kembali memberikan tagihan bulanan dan tahunan, ini," kata Minji sambil menyerahkan surat tagihan dari sekolahnya.

"Batasnya sampai pertengahan bulan nanti, sebelum ujian semester."

"Bayar saja besok, aku transfer uangnya ke rekeningmu sekarang," ucap Seohyun, membuka ponselnya untuk melakukan transaksi digital.

Saat mendapat notifikasi, Minji jelas terkejut bukan main. Darimana kakaknya mendapat uang secepat ini?

"Bayarkan sampai tagihan akhir tahun, sisanya untuk uang sakumu selama satu bulan," jelas Seohyun.

"Tunggu, Eonni—uang sebanyak ini dapat darimana? Eonni tidak melakukan pinjaman pada siapapun, kan?"

"Tentu saja tidak, itu hasil kerjaku sendiri."

Mata Minji memicing. "Jual diri?"

Refleks, Seohyun memukul tangan Minji karena pertanyaan yang dilontarkan gadis itu.

"Sembarangan! Kau pikir harga diriku sudah hilang?"

Minji mendengkus sambil mengusap tangannya yang kena pukul. "Ya terus darimana? Uang sebanyak ini tidak mungkin terkumpul dalam waktu dekat hanya karena bekerja paruh waktu."

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang