3 : Ketemu Jaya dan Lalu

36 8 11
                                    

Dian yang sebenarnya punya janji temu dengan dua temannya dari FH memilih ikut dengan Yaya menemui dua babunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dian yang sebenarnya punya janji temu dengan dua temannya dari FH memilih ikut dengan Yaya menemui dua babunya. Eh, maksudnya Jaya dan Lalu.

Mereka ketemuan di taman samping gedung C. Tempat biasa Yaya dan dua kawannya itu berkumpul untuk sekedar bergibah ria.

"Lama nunggu gengs?" sapa Yaya sembari duduk di depan Jaya dan Lalu. Muka keduanya udah keliatan sepet banget, buat Dian takut-takut ikut duduk di samping Yaya.

"Muka kalian tolong dikondisikan fren! Ini kita kedatangan tamu untuk bergibah ria!" tegur Yaya dengan wajah galaknya, yang mana buat dua orang cowok itu langsung ciut dan nyengir gak jelas. Wong iya, mereka cari aman dari amukan seorang Yaya.

"Sai aran ne, Ya?" tanya Jaya menunjuk Dian dengan dagu.

"Dian, Je. Kanak Jakarta, rubin perasaan sampun ne ngenalan dirik ne," jawab Yaya yang dibalas cengiran lagi oleh Jaya.

Dian yang tidak mengerti hanya tersenyum canggung, entah mau merespon apa.

"Nah Dian, ini Jay dan Al," ujar Yaya menunjuk dua cowok itu bergantian memperkenalkannya pada Dian.

"Salken Dian," sapa Lalu sambil tersenyum, membuat matanya juga ikut menyipit.

'Duh, manis!' seru Dian dalam hati.

Ya abis gimana ya, Lalu memang punya senyum yang semanis itu. Senyum tipis aja udah buat matanya nyipit setengah, memang sih gak main-main aura bangsawan Lomboknya.

Jaya juga ikut menyapa, basa-basi doang sih. Lagian cowok satu itu tidak sekalem Lalu. Sedari tadi nyerocos panjang lebar membanggakan diri sendiri yang katanya berhasil membujuk Yaya menjadi ketua tingkat. Padahal mah Yaya aja yang gak tegaan, segala pake dibujuk gak mempan buat Yaya.

"Terus sekarang kamu ada kelas, Di?" Kali ini Lalu angkat suara, kayaknya cukup lelah mendengar bacotan sahabatnya.

"Eh, gak ada, cuma nunggu temen aja," jawab Dian diselingi kekehan.

"Oh iya, Di, tadi aku denger kamu bilang punya Kakak ya?" Dian ngangguk aja.

"Cewek atau cowok?" tanya Yaya yang antusias menyambung pertanyaan Lalu.

"Cowok." Mata Yaya berbinar, tapi sayangnya Dian lanjutin bilang, " Udah nikah."

Ekspresi Yaya jadi datar, yang sukses membuat Jaya dan Lalu ngakak. Dian juga sih, soalnya Yaya memang lucu kalo lagi marah.

"Udah weh, kalian berdua manggil aku buat kumpul ngapain?" Yaya ngalihin topik, gak enak juga rasanya diketawain, padahal lagi gak ngebadut.

"Bahas kimfis, kebetulan kita di Mataram kan, Je," jawab Lalu yang diangguki Jaya.

"Coba tanya ibunya, kita ini udah klop bertiga atau ada tambahan? Soalnya Dian juga baru masuk grup. Iya 'kan, Di?"

"Iya, masih kosong chat-nya." Dian nunjukin layar hape yang nampilin grup matakuliah kimia fisika 3-disingkat kimfis-yang bener-bener bersih.

Diary's Dian in Mataram✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang