~Happy Reading~
Kini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Letta baru saja selesai makan malam, tetapi perutnya masih saja lapar.
Dengan hati yang berat, ia memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat untuk membeli jajanan. Yah siapa tau jika Letta memakan jajanan dapat membuat para cacing nya kenyang.
"Sip beres" kini gadis itu telah siap dengan mengenakan sweater putih lengan panjang dan celana training hitam, tak lupa ia mengenakan topi hitam sebagai pelengkap.
Letta berdecak, mengapa jalanan sangat sepi sekarang dan juga tumben sekali jalanan itu gelap. Biasanya jalanan itu sangat terang saat di malam hari karena banyak nya lampu penerangan di sana.
Tiba tiba saja bulu kuduk gadis itu berdiri, perasaannya tak enak. Ia pun memegang tengkuk nya. seperti ada orang yang mengikuti nya daritadi.
Saat jaraknya sudah hampir dekat dengan supermarket. Dari arah belakang ada seseorang yang membekap mulutnya dengan saputangan, Letta mencoba untuk berteriak tapi suaranya tertahan oleh saputangan.
Letta pun segera ditarik ke arah belakang oleh orang tersebut. Dengan segala kekuatan nya, ia mencoba menendang ke arah belakang dan,
Bugh
Tendangan nya berhasil mengenai alat vital orang berbaju serba hitam itu. "Awh shh perih banget anjing"
"Heh lo mau lari ke mana sialan!" ucap nya saat mengetahui Letta sudah berlari lumayan jauh dari nya.
Karena lelaki itu merasa alat vital nya sangat perih, ia tak jadi membawa Letta ke orang yang menyuruhnya.
Setelah Letta merasa ia sudah sangat jauh dari orang tadi, ia pun berhenti. "Huh capek juga lari dari fans" Letta pun menyeka keringatnya yang bercucuran.
"Hai neng, udah malam kok lari lari sih sini yuk temenin abang" ucap seorang preman sambil menepuk tempat duduk disampingnya.
Astaga Letta lupa, mengapa tadi ia malah berlari ke arah sini, daerah dekat sini biasanya banyak preman yang nangkring di malam hari. Ia pernah diberitahu oleh oma nya.
"Lanjut jalan aja, jangan ladenin om om gak jelas ta" gumam nya. Letta hendak pergi dari daerah itu tetapi tangannya sudah dicekal oleh salah satu preman.
Preman tersebut menyeringai, ia menyentuh dagu Letta, namun segera ditepis oleh sang pemilik. "Sok jual mahal banget sih neng. Sini dong temenin kita"
"Bangsat! Cih lo pikir gue pelacur, dasar preman brewok" ujar Letta lalu ia berusaha melepas cekalan tangannya tetapi kekuatan nya tak sebanding dengan preman tersebut.
"Mau lari kemana sih?" ucap preman lain. Lalu sekelompok preman tersebut tertawa.
Tin Tin
Sebuah motor sport hitam berhenti tepat di depan Letta dan preman yang sedari tadi menahan tangan gadis tersebut. Sinar dari lampu motor tersebut membuat Letta kesusahan melihat siapa pengendara motor itu.
Pengendara motor tersebut turun setelah mematikan mesin motornya. Dapat Letta lihat dari postur tubuhnya ia adalah seorang lelaki. Sebentar! Letta merasa sangat familiar dengan orang tersebut.
"Woi! Gak sopan banget lo asal narik tangan cewek" pengendara tersebut mendekat kearah Letta, ia masih belum melepas helm nya.
"Waw keadaan gue sekarang cocok jadi film yang berjudul pangeran berkuda yang datang menyelamatkan putri kerajaan dari monster" batin Letta.
"Mau apa lo? gak usah ikut campur urusan gue sama nih cewek!" preman tersebut semakin menarik pergelangan tangan Letta membuat sang pemilik meringis.
Bugh
Pengendara tersebut meninju rahang preman itu. Tak tanggung-tanggung, ia meninju nya sekali lagi. "Lo cowok tapi kasar sama cewek, bangsat!"
Preman itu lantas terhuyung ke arah belakang karena tinjuan yang sangat keras, hingga membuat sedikit benjolan berwarna biru.
"HEH APAAN LO MAIN NINJU TEMAN GUE!" Seorang preman berlari ke arah pengendara itu, dan bersiap untuk meninju nya. Tetapi tinjuan nya meleset, membuat sang preman semakin marah.
Letta yang sedari tadi diam menyaksikan tiba tiba melihat jika preman lainnya datang membantu, Letta pun segera menarik tangan pengendara itu dan berlari menjauh dari kawasan para preman.
"Ikut gue! Kita cari tempat dulu buat sembunyi, motor lo nanti aja diambil. Tunggu preman tadi udah pergi" Letta menarik tangan pengendara tersebut ke sebuah tempat yang menurutnya aman untuk bersembunyi.
Setelah melihat para preman tadi lari menjauh dari tempat persembunyian mereka, Letta pun bernafas lega. "Lo gak sesak pakai helm mulu?"
"Ya sesak lah"
"Yaudah makanya helmnya dibuka, cinta banget kayanya sama tuh helm" Letta terkekeh, tetapi dengan cepat ia mengubah ekspresinya menjadi datar.
Lelaki tersebut membuka helmnya, sesekali ia menyugar rambutnya ke belakang. Letta mengerutkan keningnya, pantas saja ia merasa sangat familiar dengan postur tubuh lelaki ini.
Letta mencoba mengingat nama lelaki tersebut, ia adalah orang yang sangat mudah lupa, jadi tak heran jika ia mudah melupakan nama orang.
"Oh iya lo duren kan? Sorry kalau benar"
Daren memutar bola matanya malas, mengapa orang selalu saja memplesetkan namanya. "Nama gue Daren bukan duren"
"Sorry, by the way lo kok tau gue lagi disana tadi? Jangan jangan lo nguntit gue ya!" ucap nya seraya berkacak pinggang.
Daren menjitak dahi Letta. "Heh main jitak aja lo! Kalau gue tiba tiba jadi bego karna lo gimana?!"
"Selain suka nuduh orang tanpa alasan ternyata lo bego juga ya" Daren pun segera pergi dari tempat itu, membuat Letta menarik ujung jaket Daren.
"Apa lagi?"
"Tolong anter gue ke rumah, daerah ini lumayan jauh dari mansion Oma gue. Tapi lo jangan ge'er dulu gue cuma minta anterin doang, lagipula gue udah bantu lo dari preman tadi" cicitnya sembari masih menarik ujung jaket Daren.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOREN
Fiksi Remaja‼️PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH‼️ CERITA INI REAL 100% DARI PEMIKIRAN AUTHOR, BUKAN COPY CERITA ORANG [SEBELUM MEMBACA HARAP MEMBERI VOTE, DAN KOMEN] maaf jika banyaknya kesalahan dalam penggunaan kata karena author masih belajar menulis cerita.