15. Dearest

136 5 12
                                    

Nessa dan Nevan berlarian kalut di lorong rumah sakit. Dua anak kembar ini sedari tadi tenggelam dalam tangis masing-masing ketika mendengar kabar tentang Kalandra.

Nessa tentu saja khawatir dengan kondisi kekasihnya yang sempat hampir tak tertolong. Sungguh, Nessa tak siap akan segala kemungkinan buruk. Kalandra amat sangat berarti bagi seorang Nessa.

Nevan mau tak mau mengakui kalau dirinya juga takut. Nevan rasa, sudah cukup kehilangannya selama ini. Saudara laki-lakinya tinggal Juan, Andra, dan Naviro. Nevan tak siap kehilangan untuk kesekian kalinya.

"Papa! Papa! Andra gimana, Pa? Mana Andra? Mana?" Nessa bertanya pada Zafran sambil berurai air mata.

"Om, Andra mana? Gimana keadaannya? Om Adnan mana? Andra nggak papa, kan?" Nevan juga sama paniknya dan bertanya pada Fahmi.

"Om Revan, mana Andra? Kok diem? Jawab!" desak Nevan pada Revan. Zafran akhirnya mendekap kedua anak kembarnya dan mengusap punggung mereka agar tenang.

"Ssssttt! Nessa sama Nevan tenang dulu! Nanti Papa jelasin kalau kalian udah nggak nangis, oke?" kata Zafran tenang.

"Tapi, Nessa takut, Papa!"

"Nevan juga!"

Baik Zafran maupun Revan dan Fahmi hanya tersenyum melihat kelakuan si kembar Adibrata yang begitu menggemaskan ketika kompak mengkhawatirkan Andra.

Setelah keduanya sudah agak tenang, Zafran meminta kedua anaknya untuk duduk di sebelah kanan kirinya. Di usapnya lembut rambut putra-putrinya itu.

"Andra memang tadi sempat henti jantung. Tapi, alhamdulillah Andra sekarang udah baik-baik aja. Andra di dalam lagi istirahat ditemenin sama Om Adnan. Nessa sama Nevan nggak perlu khawatir lagi, ya? Selalu doakan Andra!" penjelasan Zafran dapat membuat si kembar bernafas lega.

"Udah boleh nengokin Andra belum?" tanya Nevan diikuti tatapan memohon oleh Nessa.

"Boleh. Andra lagi tidur, tuh!" ucap Adnan yang baru keluar dari ruang rawat Andra seraya mengusap lembut puncak kepala si kembar.

"Makasih, Om!" ucap Nessa dan Nevan senang kemudian beranjak masuk.

"Lucu banget si kembar! Jadi mau punya anak kembar juga!" celetuk Revan gemas.

"Gue aduin ke Ara ntar biar lo kena semprot!" canda Fahmi diikuti tawa oleh Adnan dan Zafran.

***

"Kamu waktu tidur lucu. Tapi aku nggak suka kalau kamu kelamaan tidurnya!" ucap Nessa sambil menggenggam tangan Andra dengan erat. Tak lupa ia kecup sekilas pipi sang kekasih.

"Kalau mau bikin kejutan jangan yang begini dong, Ndra! Aku nggak suka! Kalau kamu bangun, aku mau ngomel abis-abisan!" kata Nessa sambil cemberut.

"Bangun, Ndra! Gue kangen! Nggak ada temen main!" Nevan berujar sambil dengan iseng menggelitiki telapak kaki Andra. Mumpung Andra nggak bisa protes, kan?

"Naviro nangis cariin lo! Kangen kali, padahal gue kakaknya tapi dia akurnya sama lo!" curhat Nevan. Cemburu ceritanya.

"Ih! Lo apaan sih, Van! Jangan digelitikin dong! Random banget dah!" tegur Nessa membuat Nevan meringis kecil.

"Lucu kakinya!"

"Nevan, ih!"

"Yang boleh gemes sama Andra emangnya cuma kak Nessa aja?" protes Nevan.

"Kalau Andra tahu, lo bakal diledek abis-abisan, sih!"

"Biarin. Yang penting Andra cepet sembuh!" ucap Nevan tulus kemudian dibalas senyuman oleh Nessa.

KALANDRA: 'Perfectus' Risus (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang