4. Bagaimana Hari Ini?

129 8 20
                                    

"Baru pulang, Kak?" tegur Nevan ketika melihat Nessa memasuki ruang keluarga. Bulan yang dari tadi bersama Nevan beralih menoleh ke arah Nessa.

"Iya, Van!" balas Nessa sambil tersenyum. "Wait, gue mau ganti baju dulu,"

Nevan mengangguk mengiyakan. Kemudian tatapannya tertuju pada Bulan yang sibuk mengerjakan lapraknya.

"Ada yang susah nggak, Lan? Biar aku bantu!" tawar Nevan lembut. Bulan hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Nggak usah, Nevan! Nevan kerjain tugas Nevan sendiri aja,"

"Oke, deh!"

Zafran yang sedari tadi mengawasi keduanya hanya sibuk pada lembaran koran yang Ia baca. Shilla tengah menidurkan si bungsu Naviro, maka dari itu Zafran tak ada pilihan lain selain menjadi nyamuk dalam study date NevanBulan.

Tak lama kemudian, Nessa yang telah berganti pakaian turut bergabung bersama Zafran, Nevan, dan Bulan. Gadis itu memilih duduk di sebelah sang Papa.

"Udah makan, Kak?" tanya Zafran.

"Udah kok, Pa. Sama Andra tadi,"

"Andra nggak mampir dulu, Kak?" tanya Zafran yang kemudian dibalas oleh gelengan oleh Nessa.

"Katanya mau nengokin Arga, Pa!" jelas Nessa.

"Andra nggak cerita apa-apa ke Nessa? Keluh kesahnya gitu?" tanya Zafran. "Papa rasa ada yang nggak beres sama diri Andra akhir-akhir ini, Kak!"

"Nggak, Pa. Tapi Nessa juga sebenernya khawatir."

"Andra juga nggak ada cerita ke Kak Nevan?" Zafran beralih pada Nevan. Anak laki-lakinya itu hanya menggeleng. "Atau barangkali ke Bulan?"

"Nggak, Om. Andra nggak cerita apa-apa. Sekarang Andra jadi diem banget. Nggak kayak dulu yang jahil. Walaupun ngeselin, Bulan tetep suka Andra yang versi dulu," jelas Bulan.

"Kamu suka Andra?" tanya Nevan dengan nada datar.

"Ih! Nggak gitu! Nevan, mah!" elak Bulan kesal.

"Bercanda," kata Nevan akhirnya.

"Tapi, Pa. Tadi waktu di kantin, Andra ngobrol ama Gia dan bahas tentang Arga lagi. Nggak tahu kenapa Andra tiba-tiba kayak panik sama ketakutan gitu. Sampai gemeter, Pa! Nessa jadi khawatir," cerita Nessa membuat Zafran menurunkan koran yang dibacanya.

"Lo serius, Kak?" tanya Nevan cemas.

"Iya, Van! Gue khawatir banget!"

"Andra sering begitu, Nes?" selidik Zafran.

"Kurang tahu, Pa! Kalau Nessa baru liat Andra kayak gitu ya tadi,"

"Jangan-jangan---," ucapan Nevan menggantung. Pemuda itu mengurungkan niatnya melanjutkan ucapannya.

"Kenapa, Van?" tanya Bulan dan Nessa kompak.

"Ngg--nggak, kok! Semoga aja nggak!" kata Nevan mengelak.

"Kalau sewaktu-waktu makin mengkhawatirkan, langsung hubungi Om Fahmi aja atau bilang ke Papa, ya?" pesan Zafran yang wajahnya jelas menyiratkan kekhawatiran. Nessa, Nevan, dan Bulan hanya mengiyakan perkataan Zafran.

Nevan menggigit bibirnya sendiri. Lelaki itu sibuk dengan pemikirannya sendiri. Kondisi mental Andra tidak baik-baik saja, Nevan tahu itu. Tapi, Nevan tak yakin apakah sudah separah dugaannya? Mau bagaimanapun Nevan bukan seseorang yang profesional di bidang ini.

'Anxiety disorder? Semoga aja nggak, Ya Allah!' bisik Nevan dalam hati.

***

KALANDRA: 'Perfectus' Risus (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang